Ribuan DTKS di Buleleng Terima Bantuan Beras
SINGARAJA, NusaBali - Ribuan masyarakat yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Kabupaten Buleleng, menerima bantuan beras dari pemerintah pusat. Bantuan ini disalurkan mulai Senin (18/9) dan akan berlangsung selama tiga bulan, yaitu September-November.
Bantuan beras kali ini digelontorkan Badan Pangan Nasional (BPN) pasca kenaikan harga beras. Ada sebanyak 48.844 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Buleleng yang disasar bantuan ini. Masing-masing KPM akan diberikan bantuan beras 10 kilogram selama tiga bulan (September-November).
“Bantuan beras ini salah satu upaya pengendalian inflasi dan menekan harga beras saat ini. Terakhir tadi pagi (Senin) harga beras medium di pasar sudah Rp 14.000 per kilogram,” ucap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng I Gede Putra Aryana, di sela penyerahan bantuan beras secara simbolis di Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Senin (18/9).
“Beras SPHP ini Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 10.900 per kilogram atau satu sak isian 5 kilogram hanya Rp 54.500. Mudah-mudahan distribusi beras ini lancar, sehingga masyarakat bisa membeli beras dengan harga yang lebih terjangkau,” ucap Aryana yang juga mantan Camat Busungbiu ini.
Salah satu penerima bantuan beras adalah Luh Sriasih, 65, warga Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Sriasih mengaku sangat senang dengan bantuan ini. Pasalnya, harga beras di pasaran terus naik dalam beberapa bulan terakhir.
"Harga beras terus naik, tapi mau bagaimana lagi karena kebutuhan pokok perlu makan setiap hari mau tidak mau harus dibeli. Cuma harus dicukup-cukupkan," ujar Sriasih yang rela mengantre di Kantor Desa Baktiseraga.
Selain bantuan beras dari pemerintah pusat, Pemkab Buleleng juga menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga yang lebih terjangkau. Hasil koordinasi dengan Bulog Tangguwisia,
Pemkab Buleleng akan mendistribusikan beras SPHP per minggu kepada 18 Toko Pangan Kita (TPK) yang tersebar di wilayah Buleleng. Masing-masing TPK akan diberikan 2 ton beras per minggu untuk diedarkan di masyarakat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa mengatakan, kenaikan harga beras terjadi secara nasional. Hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan beras dari petani.
"Beras lokal kita memang ada sedikit penurunan produksi karena belum musim panen yang diperkirakan baru akan dimulai bulan Desember. Ada juga pengepul daerah luar yang mencari gabah ke kita dengan harga yang lebih tinggi, sehingga di daerah jadi berkurang," terang Suyasa.
Tim Pangan Pemkab Buleleng selain melakukan pemantauan harga setiap hari, juga akan menjalin kerjasama dengan Kabupaten Tabanan untuk mengontrol ketersediaan beras di Buleleng.7k23
“Bantuan beras ini salah satu upaya pengendalian inflasi dan menekan harga beras saat ini. Terakhir tadi pagi (Senin) harga beras medium di pasar sudah Rp 14.000 per kilogram,” ucap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng I Gede Putra Aryana, di sela penyerahan bantuan beras secara simbolis di Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Senin (18/9).
“Beras SPHP ini Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 10.900 per kilogram atau satu sak isian 5 kilogram hanya Rp 54.500. Mudah-mudahan distribusi beras ini lancar, sehingga masyarakat bisa membeli beras dengan harga yang lebih terjangkau,” ucap Aryana yang juga mantan Camat Busungbiu ini.
Salah satu penerima bantuan beras adalah Luh Sriasih, 65, warga Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Sriasih mengaku sangat senang dengan bantuan ini. Pasalnya, harga beras di pasaran terus naik dalam beberapa bulan terakhir.
"Harga beras terus naik, tapi mau bagaimana lagi karena kebutuhan pokok perlu makan setiap hari mau tidak mau harus dibeli. Cuma harus dicukup-cukupkan," ujar Sriasih yang rela mengantre di Kantor Desa Baktiseraga.
Selain bantuan beras dari pemerintah pusat, Pemkab Buleleng juga menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga yang lebih terjangkau. Hasil koordinasi dengan Bulog Tangguwisia,
Pemkab Buleleng akan mendistribusikan beras SPHP per minggu kepada 18 Toko Pangan Kita (TPK) yang tersebar di wilayah Buleleng. Masing-masing TPK akan diberikan 2 ton beras per minggu untuk diedarkan di masyarakat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa mengatakan, kenaikan harga beras terjadi secara nasional. Hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan beras dari petani.
"Beras lokal kita memang ada sedikit penurunan produksi karena belum musim panen yang diperkirakan baru akan dimulai bulan Desember. Ada juga pengepul daerah luar yang mencari gabah ke kita dengan harga yang lebih tinggi, sehingga di daerah jadi berkurang," terang Suyasa.
Tim Pangan Pemkab Buleleng selain melakukan pemantauan harga setiap hari, juga akan menjalin kerjasama dengan Kabupaten Tabanan untuk mengontrol ketersediaan beras di Buleleng.7k23
1
Komentar