‘Bonus Demografi’ Harus Dioptimalkan
Gerakkan Ekonomi Bali
DENPASAR, NusaBali - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Endang Retno Sri Subiyandani mengatakan ‘bonus demografi’ harus dioptimalkan. Hal tersebut kepada media di Atlas Beach Club, kawasan Canggu, Kuta Utara, Badung, Selasa(19/9).
Bonus demografi sendiri adalah penduduk usia produktif, usia 15-64 tahun.
Dikatakannya, bonus demografi itu ada sisi positif dan sisi negatifnya. Dari sisi positifnya, Bali punya orang-orang usia produktif 15-64 tahun itu banyak. “Makanya dibilang ‘bonus’, bonus demografi. Karena jumlah penduduk yang berusia 15-64 itu banyak,” jelasnya.
Lanjutnya, apabila penduduk usia produktif itu bisa diberdayakan dengan optimal, maka mampu akan menggerakkan perekonomian Bali. “Bisa menggerakkan sisi segala hal dari sisi manapun.”
Namun sebaliknya, kalau pemerintah tidak memberdayakannya, tidak mengoptimalkannya, bonus demografi akan menjadi beban.
“Pengangguran tinggi… karena tidak terserap di sisi tenaga kerja dan sebagainya,” terang Endang Retno.
Menurutnya, dalam hal ini Bali diuntungkan, karena punya sektor akomodasi, makan minum (akmamin) sebagai sektor dengan distribusi terbesar di Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali. Selain itu ada sektor transportasi, yang menyerap tenaga kerja produktif.
“Itu menyerap tenaga kerja sangat banyak,” katanya.
Dikatakan bonus demografi akan berhenti tahun 2033, dengan kondisi tingkat harapan hidup yang tinggi di Bali yakni 76,4. Menurutnya itu akan memberikan ratio ketergantungan yang makin lama makin tinggi. Ratio ketergantungan sendiri adalah, 100 usia produktif akan menanggung usia tidak produktif.
Jika lansia semakin banyak, tentu (usia produktif) akan menannggung lebih banyak usia non produktif.
“Karena itu mulai dari sekarang, kondisi di ‘bonus demografi’ harus dioptimalkan, supaya penduduk yang tidak produktif bisa mandiri,” kata Endang Retno lagi. Untuk itu bonus demografi menjadi hal yang perlu dipikirkan lebih mendalam.
Sebelumnya ‘bonus demografi’ masuk dalam 3 isu terkini yang disampaikan oleh Ketua Tim Neraca Wilayah Statistik BPS Provinsi Bali, Kadek Muradi Wirawan. Dua isu lainnya adalah Transformasi Ekonomi Bali dan Nilai Tukar Petani.
Disampaikan Kadek Muradi Wirawan, prosentase penduduk Bali usia produktif berdasarkan hasil sensus penduduk(SP) 2020 70,96 persen. Sedangkan prosentase penduduk lansia 12,47 persen. Prosentase lansia mengalami peningkatan 9,77 persen dibanding tahun 2010. Sedangkan jumlah penduduk Bali 4,32 juta.
Disampaikan Muradi Wirawan, jendela peluang bonus demografi Bali akan tertutup tahun 2033. Namun demikian, tahun berakhirnya peluang bonus demografi di kabupaten/kota berbeda-beda. Tahun 2027 Kabupaten Karangasem, tahun 2029 Kabupaten Tabanan dan Klungkung. Tahun 2030 Kabupaten Jembrana. Kemudian tahun 2031, Kabupaten Buleleng. Kabupaten Gianyar dan Bangli, peluang tertutupnya bonus demografi pada tahun 2033. Dua daerah yakni Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, jendela peluang bonus demografi diatas tahun 2035.
Sebelumnya juga disampaikan penjelasan sejumlah Indikator Statistik Strategis yang dihasilkan BPS. Diantaranya Produk Domestik Regional Bruto(PDRB), Tingkat Pengangguran Terbuka(TPT), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja(TPAK), Prosentase Penduduk Miskin, Indikator Terkait Pariwisata dan lainnya. k17.
1
Komentar