nusabali

Lupakan Politik, Politisi DPRD Bali Mebat Bersama

  • www.nusabali.com-lupakan-politik-politisi-dprd-bali-mebat-bersama

Hingar bingar kancah politik di Gedung DPRD Bali yang menampilkan 55 politisi di kursi legislatif jeda sejenak.

DENPASAR, NusaBali

Para politisi DPRD Bali yang biasa debat di meja dewan tampil bareng walaupun berseberangan dalam acara ‘mebat’ (membuat lawar) dan sembahyang bersama dalam rangkaian piodalan di Pura Praja Udiana DPRD Bali pada Purnama Sasih Kasa, Saniscara Wage Prangbakat, Sabtu (8/7) kemarin.

Sehari sebelumnya, Jumat (7/7) Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama didampingi Sekwan DPRD Bali I Wayan Suarjana berbaur dengan para anggota dewan lainnya ngelawar untuk sesajen dan upakara piodalan. Ada Ketua Fraksi Demokrat I Wayan Adnyana, anggota Komisi III I Ketut Kariyasa Adnyana (PDIP), Ketua Komisi IV I Nyoman Parta (PDIP) tampak kompak membuat adonan lawar. Mereka bergabung dengan staf DPRD Bali. Tradisi mebat ini berlangsung semenjak Adi Wiryatama memimpin DPRD Bali.

Pada Sabtu pagi kemarin upacara piodalan dilaksanakan. Ketua Gatriwara (Gabungan Istri Anggota Wakil Rakyat) Ny Ningsih Wiryatama ngayah dengan anggota Gatriwara lainnya menarikan tari rejang renteng. Sementara staf anggota dewan juga ngayah menabuh gamelan sebagai pangiring piodalan.

Adi Wiryatama mengatakan kegiatan mebat bersama anggota dewan digagas untuk simakrama dan menjaga rasa persaudaraan di lingkungan kerja. “Kalau sebelumnya kami berdebat di meja dewan, sekali-kali bolehlah kami mebat bersama-sama. Jadi tidak tegang karena urusan politik doang,” ujar politisi senior PDIP yang juga Sekretaris Dewan Pertimbangan DPD PDIP Bali di sela-sela acara sembahyang kemarin.

Ayah Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti ini mengatakan bukannya sekretariat dewan tidak mampu membeli lawar untuk sarana dan sesajen upakara. Namun rasa pasuwitran (pertemanan) dan persaudaraan lebih dipentingkan. “Kalau beli selesai, tetapi kegiatan sambung rasa dan menyamabraya ini tidak ada. Ini nggak bisa dihargai dengan uang,” tegas politisi asal Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan ini.

Menurut Adi Wiryatama tradisi mebat harus dilestarikan. “Kita lestarikan bukan hanya di desa adat masing-masing asal para anggota dewan. Kita praktekkan di gedung wakil rakyat yang terhormat ini. Jadi lupakan politik sejenak. Selama ini dalam politik kita boleh beda, warna (partai) boleh beda pilihan, kalau urusan menyamabraya harus tetap terjaga,” kata mantan Bupati Tabanan dua periode ini.

Sementara Sekwan DPRD Bali, I Wayan Suarjana mengatakan kegiatan mebat bersama juga melibatkan para staf dan pejabat Eselon IV, Eselon III dan Eselon II di Sekretariat DPRD Bali. Suarjana mengatakan kegiatan penyamabrayaan dalam kegiatan hari suci piodalan di Pura Praja Udiana selalu dilaksanakan. “Kami akan lestarikan program ini untuk menjaga kebersamaan di DPRD Bali,” pungkas birokrat asal Banjar Kutabali, Desa Tajen, Kecamata Penebel, Kabupaten Tabanan ini. *nat

Komentar