Soal Tamunya Tewas di Tukad Ayung Pengelola Rafting Bungkam
Tewasnya seorang wisatawan asing asal Cina, Wang Yumei,49, di Tukad (sungai) Ayung, Banjar Begawan, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar, saat rafting, Sabtu (8/7), tak menyurutkan niat wisatawan untuk berwisata arung jeram ini
GIANYAR, NusaBali
Terbukti kunjungan wisawatan yang didominasi asal Cina dan India justru membeludak usaha rafting, Toekad Rafting, Jalan Raya Kedewatan Ubud, Minggu (9/7).
Namun saat dikonfirmasi terkait tewasnya korban Wang Yumei, salah satu wisatawan Toekad Rafting, pihak manajemen usaha ini memilih bungkam. Bahkan pihak manajemen perusahaan ini sempat mengusir awak media yang datang. Salah seorang karyawan yang mengaku sebagai marketing, malah melarang awak media untuk memotret tanpa seizin manajemen. “Mohon maaf, kemarin saya sudah diminta dari atasan supaya melarang media memotret tanpa izin. Kalau mau ketemu manajemen, sebentar saya koordinasi dulu,” ujarnya sembari mempersilahkan duduk.
Selang beberapa menit datang seorang karyawan mengaku bernama Budi. Awalnya ia menanyakan maksud dan tujuan kedatangan. “Apakah kalian ini mau rafting?,” tanyanya. Ketika mengatakan berasal dari media, Budi ini langsung meminta supaya koran ini beranjak dari tempat duduk. Mengingat, kunjungan wisatawan saat itu sedang ramai. “Jangan duduk disini, wisatawan sedang ramai. Berikan mereka yang duduk,” ujarnya. Ditambahkan Budi, pihak manajemen sedang berada di Denpasar dan baru balik pada sore hari. Ia pun menyarankan supaya media datang kembali sore hari, jika ingin bertemu manajemen.
Sementara itu, karyawan lain saat ditanya terkait rafting mengatakan bahwa setiap tamu yang menggunakan jasa ini, sudah dilengkapi dengan asuransi. “Ya ada asuransi, biayanya sudah termasuk itu,” jelasnya. Namun lagi-lagi pihaknya mengaku tak mau berkomentar terkait kasus tewasnya Wang Yumei saat rafting yang dihandle Toekad Rafting. “Saya tidak tahu apa-apa. Sudah dilaporkan ke Polsek Payangan, karena kejadiannya disana,” ujarnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kapolsek Payangan AKP Gde Endrawan mengatakan, kejadian tewasnya wisatawan Cina ini sudah dilaporkan ke Polres Gianyar, khususnya Unit Reskrim. Selanjutnya, Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Marzel Doni mengatakan, penyebab kematian korban karena air sudah masuk ke dalam paru-paru. “Hasil visum dokter, air masuk ke paru-paru. Kelihatannya ada benturan, tapi dimana saja hasil resmi belum diberikan dokter,” jelasnya. Kasus ini pun dikatakan masih dalam tahap pengembangan. Sementara jenazah korban telah dikirim ke Forensik RSUP Sanglah, Denpasar.
Diberitakan sebelumnya, korban Wang Yumei bermaksud menikmati wisata arung jeram bersama rombongan dengan 13 anggota. Rombongan ini mulai turun ke sungai sekitar pukul 13.30 Wita. Belasan wisman Cina ini dihandle dua guide perusahaan itu, I Wayan Purnayasa,40, asal Banjar Belang, Desa Sukawati dan I Kadek Karyasa,35, asal Banjar Kedewatan Anyar, Desa Kedewatan Ubud.
Korban tewas karena perahu yang ditumpanginya terbalik. Dari 6 tamu yang dihandle Purnayasa, hanya 5 orang berhasil diselamatkan. Sedangkan korban Wang Yumei hilang dari pantauan. Selang beberapa jam, tubuh korban berhasil dikeluarkan dan diangkat ke daratan. Namun sayang, saat diperiksa denyut nadinya tidak ada denyutan. Korban sudah meninggal. *nvi
Namun saat dikonfirmasi terkait tewasnya korban Wang Yumei, salah satu wisatawan Toekad Rafting, pihak manajemen usaha ini memilih bungkam. Bahkan pihak manajemen perusahaan ini sempat mengusir awak media yang datang. Salah seorang karyawan yang mengaku sebagai marketing, malah melarang awak media untuk memotret tanpa seizin manajemen. “Mohon maaf, kemarin saya sudah diminta dari atasan supaya melarang media memotret tanpa izin. Kalau mau ketemu manajemen, sebentar saya koordinasi dulu,” ujarnya sembari mempersilahkan duduk.
Selang beberapa menit datang seorang karyawan mengaku bernama Budi. Awalnya ia menanyakan maksud dan tujuan kedatangan. “Apakah kalian ini mau rafting?,” tanyanya. Ketika mengatakan berasal dari media, Budi ini langsung meminta supaya koran ini beranjak dari tempat duduk. Mengingat, kunjungan wisatawan saat itu sedang ramai. “Jangan duduk disini, wisatawan sedang ramai. Berikan mereka yang duduk,” ujarnya. Ditambahkan Budi, pihak manajemen sedang berada di Denpasar dan baru balik pada sore hari. Ia pun menyarankan supaya media datang kembali sore hari, jika ingin bertemu manajemen.
Sementara itu, karyawan lain saat ditanya terkait rafting mengatakan bahwa setiap tamu yang menggunakan jasa ini, sudah dilengkapi dengan asuransi. “Ya ada asuransi, biayanya sudah termasuk itu,” jelasnya. Namun lagi-lagi pihaknya mengaku tak mau berkomentar terkait kasus tewasnya Wang Yumei saat rafting yang dihandle Toekad Rafting. “Saya tidak tahu apa-apa. Sudah dilaporkan ke Polsek Payangan, karena kejadiannya disana,” ujarnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kapolsek Payangan AKP Gde Endrawan mengatakan, kejadian tewasnya wisatawan Cina ini sudah dilaporkan ke Polres Gianyar, khususnya Unit Reskrim. Selanjutnya, Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Marzel Doni mengatakan, penyebab kematian korban karena air sudah masuk ke dalam paru-paru. “Hasil visum dokter, air masuk ke paru-paru. Kelihatannya ada benturan, tapi dimana saja hasil resmi belum diberikan dokter,” jelasnya. Kasus ini pun dikatakan masih dalam tahap pengembangan. Sementara jenazah korban telah dikirim ke Forensik RSUP Sanglah, Denpasar.
Diberitakan sebelumnya, korban Wang Yumei bermaksud menikmati wisata arung jeram bersama rombongan dengan 13 anggota. Rombongan ini mulai turun ke sungai sekitar pukul 13.30 Wita. Belasan wisman Cina ini dihandle dua guide perusahaan itu, I Wayan Purnayasa,40, asal Banjar Belang, Desa Sukawati dan I Kadek Karyasa,35, asal Banjar Kedewatan Anyar, Desa Kedewatan Ubud.
Korban tewas karena perahu yang ditumpanginya terbalik. Dari 6 tamu yang dihandle Purnayasa, hanya 5 orang berhasil diselamatkan. Sedangkan korban Wang Yumei hilang dari pantauan. Selang beberapa jam, tubuh korban berhasil dikeluarkan dan diangkat ke daratan. Namun sayang, saat diperiksa denyut nadinya tidak ada denyutan. Korban sudah meninggal. *nvi
1
Komentar