Distanpangan: Wajar, Masih Terjangkau
Kenaikan Harga Beras
DENPASAR, NusaBali - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada mengatakan kenaikkan harga beras, karena meningkatnya harga gabah positif buat petani.
Kenaikkan tersebut menguntungkan petani selaku produsen, mengingat di pihak lain biaya saprodi juga meningkat. Karenanya kenaikkan harga beras dinilai wajar dan masih mampu terjangkau.
Menurut Wayan Sunada, inilah kesempatan untuk membantu petani. “Kapan lagi kita memberi keuntungan kepada petani?. Sekarang lah saatnya,” tanggap Wayan Sunada, Kamis (21/9).
Dikatakan produksi beras yang dihasilkan dari gabah petani di Bali merupakan beras premium yang sudah mengarah ke beras organik. Harganya dari Rp13.000 perkilo menjadi Rp14.000 perkilo. Sedangkan harga gabah, antara Rp6.000 sampai Rp6.500 perkilogram. Harga tersebut lebih tinggi dari HPP (Harga Pembelian Pemerintah) sebesar Rp 5.500 perkilogram.
Kenaikkan harga gabah juga diharapkan dapat membantu meningkatkan nilai tukar petani (NTP). Saat ini NTP masih dibawah 100, yakni 99, sekian.
Salah satu upaya menggenjot NTP, adalah mempertahankan harga di tingkat petani, supaya petani mendapat keuntungan.
“Masa petani rugi terus. Dengan harga bagus, NTP diharapkan naik,” kata pejabat asal Tabanan ini.
Stok beras Bali saat ini, menurut Wayan Sunada masih aman, yakni 42 ribu ton. Sedang ketersediaan 60 ribu, termasuk di Bulog 15 ribu ton. Rata-rata konsumsi beras di Bali 418 ribu ton per tahun. Tahun 2022 lalu, Bali surplus 96 ribu ton beras.
“Kecuali bawang putih, kita semua masih surplus,” ujarnya meyakinkan. k17.
Komentar