Tak Ada Petugas, Kendaraan Bebas Lalu Lalang
Hari Pertama Rekayasa Arus Lalin di Bandara Ngurah Rai
General Manager AP I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan, mengatkan mekanisme rekayasa lalin sifatnya situasional.
MANGUPURA, NusaBali
Hari pertama pemberlakuan rekayasa arus lalu lintas (Lalin) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, belum sepenuhnya dilaksanakan. Sebab mobil sedan dan bus-bus besar masih melintas di jalan tersebut menuju Kuta.
Di samping itu, juga belum ada petugas yang berjaga di sana. Meski demikian, Angkasa Pura I sudah memasang spanduk imbauan bagi pengendara terkait rekayasa lalin tersebut.
Hari pertama pemberlakuan rekayasa arus lalu lintas (Lalin) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, belum sepenuhnya dilaksanakan. Sebab mobil sedan dan bus-bus besar masih melintas di jalan tersebut menuju Kuta.
Di samping itu, juga belum ada petugas yang berjaga di sana. Meski demikian, Angkasa Pura I sudah memasang spanduk imbauan bagi pengendara terkait rekayasa lalin tersebut.
Foto: Papan pengumuman dari AP I yang terpasang di Jalan Bandara Ngurah Rai, Tuban. -TIAN DARFIAN
Pantauan di lapangan, pada uji coba rekayasa lalin itu tidak ada penjagaan khusus dari petugas. Alhasil, sepeda motor, mobil hingga bus besar masih menggunakan jalur tersebut menuju wilayah Kuta. Hal ini mengakibatkan kekroditan di sepanjang Jalan Bandara Ngurah Rai.
Dari pengakuan sejumlah petugas di bandara, pemberlakuan rekayasa lalin itu belum maksimal karena fokus pengamanan terkait kedatangan Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang hendak menghadiri sejumlah kegiatan di Nusa Dua. Pada hari pertama pemberlakuan rekayasa lalin itu, hanya ada papan imbauan yang terpasang di depan kantor Angkasa Pura I.
General Manager Angkasa Pura (AP) I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan, saat dikonfirmasi tidak menjelaskan secara rinci belum adanya petugas di sana. Namun, Handy mengaku kalau mekanisme rekayasa lalin itu sifatnya situasional, sehingga tidak secara utuh atau mutlak dilaksanakan. “Kalau kondisi trafiknya sudah mulai lancar, ini kita buka. Kalau trafik landai, tentu kita tidak lakukan rekayasa juga,” katanya.
Dia tidak menampik kalau peningkatan trafik cukup tinggi di Bandara Ngurah Rai. Menurut dia, peningkatan pergerakan pesawat yang terjadi di landasan pacu juga berdampak pada pergerakan ke luar seperti arus kendaraan roda dua maupun roda empat. Alhasil pada akses keluar bandara itu kerap memicu kemacetan. Apalagi, kata dia, banyak simpul-simpul yang dimanfaatkan oleh pengendara untuk menuju sejumlah titik di wilayah Kuta dan sekitarnya.
Berdasarkan data, kalau pergerakan harian kendaraan roda empat pada akhir pekan bisa mencapai 29 ribu hingga 30 ribu. Kondisi inilah yang mengakibatkan akses keluar masuk bandara cukup padat yang berdampak pula pada antrean panjang.
“Dari pengamatan kita, kalau kekroditan itu memang disebabkan beberapa faktor. Salah satunya karena jalan atau akses ke Bandara Ngurah Rai cuma satu dan itu juga digunakan oleh masyarakat ke Kuta. Ada beberapa simpul jalan di ruas akses masuk itu, maka simpul-simpul itulah yang dimanfaatkan untuk melintas dan terjadi kemacetan,” kata Handy. 7 dar
Dari pengakuan sejumlah petugas di bandara, pemberlakuan rekayasa lalin itu belum maksimal karena fokus pengamanan terkait kedatangan Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang hendak menghadiri sejumlah kegiatan di Nusa Dua. Pada hari pertama pemberlakuan rekayasa lalin itu, hanya ada papan imbauan yang terpasang di depan kantor Angkasa Pura I.
General Manager Angkasa Pura (AP) I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan, saat dikonfirmasi tidak menjelaskan secara rinci belum adanya petugas di sana. Namun, Handy mengaku kalau mekanisme rekayasa lalin itu sifatnya situasional, sehingga tidak secara utuh atau mutlak dilaksanakan. “Kalau kondisi trafiknya sudah mulai lancar, ini kita buka. Kalau trafik landai, tentu kita tidak lakukan rekayasa juga,” katanya.
Dia tidak menampik kalau peningkatan trafik cukup tinggi di Bandara Ngurah Rai. Menurut dia, peningkatan pergerakan pesawat yang terjadi di landasan pacu juga berdampak pada pergerakan ke luar seperti arus kendaraan roda dua maupun roda empat. Alhasil pada akses keluar bandara itu kerap memicu kemacetan. Apalagi, kata dia, banyak simpul-simpul yang dimanfaatkan oleh pengendara untuk menuju sejumlah titik di wilayah Kuta dan sekitarnya.
Berdasarkan data, kalau pergerakan harian kendaraan roda empat pada akhir pekan bisa mencapai 29 ribu hingga 30 ribu. Kondisi inilah yang mengakibatkan akses keluar masuk bandara cukup padat yang berdampak pula pada antrean panjang.
“Dari pengamatan kita, kalau kekroditan itu memang disebabkan beberapa faktor. Salah satunya karena jalan atau akses ke Bandara Ngurah Rai cuma satu dan itu juga digunakan oleh masyarakat ke Kuta. Ada beberapa simpul jalan di ruas akses masuk itu, maka simpul-simpul itulah yang dimanfaatkan untuk melintas dan terjadi kemacetan,” kata Handy. 7 dar
1
Komentar