Air Berwarna Hitam Diduga Limbah Mulai Mengering
MANGUPURA, NusaBali - Air berwarna hitam dan berbau tak sedap yang mencemari sungai di Jalan Puncak Wisesa, kawasan Labuan Sait, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, masih belum terkuak asal muasalnya. Petugas juga masih menelusuri untuk memastikan dari mana air berwarna hitam yang diduga limbah itu berasal, kendati saat ini sudah mengering.
Camat Kuta Selatan Ketut Gede Arta, mengatakan sejak muncul laporan sungai tercemar limbah pada Selasa 19 September 2023, petugas gabungan terus melakukan pemantauan dan pengawasan di lokasi. "Kondisinya memang sudah mengering. Tapi tim kami terus memantau di lapangan," katanya, Selasa (26/9)
"Kami juga berkoordinasi dengan warga untuk melaporkan ketika limbah di sana muncul lagi, agar kami bisa segera mengambil tindakan. Saat ini tidak ada, tapi tidak menutup kemungkinan kalau lepas dari pengawasan, akan ada lagi. Maka dari itu, diharapkan peran serta masyarakat untuk melaporkan jika ada temuan dikemudian hari," harap Gede Arta.
Di sisi lain, Gede Arta mendorong tim di Desa Pecatu untuk menyurati sejumlah akomodasi di sekitar lokasi untuk mengecek pembuangannya masing-masing. "Barangkali ada kebocoran, sehingga bisa segera diperbaiki," katanya.
Jika dikemudian hari ada lagi temuan limbah, Gede Arta mengenaskan akan melakukan penindakan. "Tim dari Dinas LHK memang belum turun, tapi kalau nantinya ada temuan lagi, pasti langsung turun. Ya, harapannya tidak ada lagi temuan limbah itu," tegasnya.
Sebelumnya diberikan, petugas gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten bersama Trantib Kecamatan Kuta melakukan pengecekan aliran sungai di Jalan Puncak Wisesa, Labuan Sait, Desa Pecatu pada Selasa (19/9) siang. Pengecekan aliran sungai tersebut karena banyak dikeluhkan oleh masyarakat lantaran mengeluarkan aroma tak sedap.
Dugaan awal ada sejumlah akomodasi di sekitar lokasi yang melakukan pembuangan limbah di sana. Indikasinya, sungai di kawasan itu hanya teraliri air saat musim hujan saja. Namun, saat ini justru sudah ada air yang mengalir dengan kondisi hitam pekat dan mengeluarkan aroma tidak sedap. 7 dar
"Kami juga berkoordinasi dengan warga untuk melaporkan ketika limbah di sana muncul lagi, agar kami bisa segera mengambil tindakan. Saat ini tidak ada, tapi tidak menutup kemungkinan kalau lepas dari pengawasan, akan ada lagi. Maka dari itu, diharapkan peran serta masyarakat untuk melaporkan jika ada temuan dikemudian hari," harap Gede Arta.
Di sisi lain, Gede Arta mendorong tim di Desa Pecatu untuk menyurati sejumlah akomodasi di sekitar lokasi untuk mengecek pembuangannya masing-masing. "Barangkali ada kebocoran, sehingga bisa segera diperbaiki," katanya.
Jika dikemudian hari ada lagi temuan limbah, Gede Arta mengenaskan akan melakukan penindakan. "Tim dari Dinas LHK memang belum turun, tapi kalau nantinya ada temuan lagi, pasti langsung turun. Ya, harapannya tidak ada lagi temuan limbah itu," tegasnya.
Sebelumnya diberikan, petugas gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten bersama Trantib Kecamatan Kuta melakukan pengecekan aliran sungai di Jalan Puncak Wisesa, Labuan Sait, Desa Pecatu pada Selasa (19/9) siang. Pengecekan aliran sungai tersebut karena banyak dikeluhkan oleh masyarakat lantaran mengeluarkan aroma tak sedap.
Dugaan awal ada sejumlah akomodasi di sekitar lokasi yang melakukan pembuangan limbah di sana. Indikasinya, sungai di kawasan itu hanya teraliri air saat musim hujan saja. Namun, saat ini justru sudah ada air yang mengalir dengan kondisi hitam pekat dan mengeluarkan aroma tidak sedap. 7 dar
Komentar