Pedagang Pengeng, Harga Beras Naik Setiap Hari
AMLAPUIRA, NusaBali - Segenap pedagang beras eceran mengaku pengeng (pusing) karena harga beras naik setiap hari. Pedagang makin sulit untuk berjualan. Belum adanya operasi pasar menyebabkan, harga beras terus meningkat tanpa terkendali.
Harga beras salah satu merek, misalnya per 10 kilogram Rp 145.000, dari sebelumnya Rp130.000. Sedangkan beras giling per 10 kilogram Rp 130.000. "Rata-rata semua jenis beras naik setiap hari, tiap hari naiknya kisaran Rp 100 hingga Rp 200, setelah seminggu baru kenaikannya terasa," jelas pedagang Ni Wayan Artini, kepada NusaBali di Pasar Rakyat Subagan, Jalan Gunung Agung, Amlapura, Jumat (29/9).
Ni Wayan Arini mengaku tidak mengerti penyebabnya, belakangan harga beras naik setiap hari. Pedagang lainnya Ni Luh Rupadi, pedagang asal Banjar Kaler, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, bahkan mengaku mulai menjual beras salah satu merek 10 kilogram Rp 150.000, artinya per kilogram harganya Rp 15.000. "Memang beras ini harganya naik setiap hari, di semua jenis," jelas Ni Luh Rupadi.
Kadis Koperasi UKM dan Perindag (Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan) Karangasem I Gede Loka Santika mengakui harga beras mengalami kenaikan. "Harga beras mengalami kenaikan secara nasional," jelasnya.
Informasinya, lanjut Loka Santika, pemerintah menyetok banyak beras, untuk antisipasi bencana el nino, dan bencana lainnya. Sedangkan Pemkab Karangasem masih memiliki stok beras di Kanwil Bulog. "Nanti kami bisa menggelar operasi pasar, awal Oktober 2024," jelas Loka Santika.
Nantinya di saat operasi pasar, lanjut Loka Santika, bekerja sama dengan 10 distributor beras yang biasa menyuplai beras ke Karangasem. Dia mengakui harga beras premium saat ini mencapai Rp 15.000 per kilogram, sedangkan beras giling Rp 13.000. Informasi di mini market dan distributor, beras salah satu merek Rp 15.000 per kilogram sejak seminggu terakhir.
Padahal di Karangasem, kata Loka Santika, warga masyarakatnya dominan sebagai petani dengan luas garapan lahan sawah 10.341 hektare, dari luas Karangasem 83.954 hektare. Bahkan sebelumnya kebun salak, jadi sawah, sehingga produksi meningkat.
Sedangkan luas panen padi di Karangasem 10.341 hektare, dengan produksi 623.047 ton padi setahun. Dari luas itu, hanya di Kecamatan Kubu tidak menghasilkan padi, selebihnya di 7 kecamatan memproduksi padi. Dari 7 kecamatan itu terbanyak di Kecamatan Karangasem 17.285 ton, Kecamatan Bebandem 12.160 ton, Kecamatan Selat 9.644 ton, Kecamatan Sidemen 8.477 ton, Kecamatan Rendang 6.659 ton, Kecamatan Abang 5.125 ton, dan Kecamatan Manggis 3.724 ton.7k16
Komentar