BPBD Bali Waspada Kebakaran Hutan dan Lahan
Selain Lereng Gunung Agung, Wilayah Lain Juga Diatensi
DENPASAR, NusaBali - Upaya memadamkan kebakaran hutan lindung di kawasan lereng Gunung Agung masih berlangsung pada, Sabtu (30/9). Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin mengingatkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) juga dapat terjadi di wilayah lain di Bali yang mengalami kekeringan panjang.
Rentin mengatakan, sejumlah tempat di Bali masuk ke dalam wilayah Peringatan Dini Ekstrem. Wilayah-wilayah tersebut masuk ke dalam kategori Waspada, Siaga, dan Awas. Adapun wilayah yang masuk kategori Waspada meliputi Kecamatan Seririt, Kecamatan Busungbiu, Kecamatan Banjar, dan Kecamatan Tejakula, semuanya di Kabupaten Buleleng. Wilayah kategori Siaga, yakni Kecamatan Kintamani (Bangli), Kecamatan Karangasem (Karangasem), Kecamatan Kuta, Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Kuta Selatan (Badung), dan Kota Denpasar.
Sementara wilayah masuk kategori Awas meliputi Kecamatan Gerokgak, Kecamatan Buleleng, Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan (Buleleng), dan Kecamatan Kubu (Karangasem).
"BPBD Provinsi Bali melaksanakan kegiatan penguatan kesiapsiagaan," ujar Rentin, Sabtu kemarin. Rentin mengungkapkan, BPBD Bali melaksanakan Rountable Radio komunikasi pada pagi hari pukul 09:00 Wita dengan jejaring BPBD Kabupaten/Kota untuk mendapatkan update informasi penanganan kekeringan dan kebakaran lahan akibat El Nino hingga tingkat desa. BPBD Bali juga melaksanakan pemetaan sumber air yang dapat dimanfaatkan saat mengalami kekeringan.
Rentin mengungkapkan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida melakukan survei setiap tahun dan menginventarisir data Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di Bali untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan di masing-masing kabupaten/kota. Saat ini BWS Bali Penida mengelola JIAT sebanyak 176 titik yang tersebar di beberapa Kabupaten di Provinsi Bali.
Balai Wilayah Sungai Bali Penida juga menginventaris Sistem Penyediaan Air Baku (SPAB) di Bali untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan di masing-masing Kabupaten/Kota. Saat ini BWS Bali Penida memiliki SPAB sebanyak 26 titik yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Bali dengan total outcome 2.146 (It/dt). "Waspadai potensi kekeringan dengan hemat penggunaan air bersih dan selalu update informasi cuaca dan iklim melalui kanal yang ada," pesan Rentin.
Kondisi fenomena panas terik diprediksi masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini. Sepekan terakhir, sebagian wilayah Indonesia juga mengalami fenomena suhu panas yang cukup terik pada siang hari.
Sementara wilayah masuk kategori Awas meliputi Kecamatan Gerokgak, Kecamatan Buleleng, Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan (Buleleng), dan Kecamatan Kubu (Karangasem).
"BPBD Provinsi Bali melaksanakan kegiatan penguatan kesiapsiagaan," ujar Rentin, Sabtu kemarin. Rentin mengungkapkan, BPBD Bali melaksanakan Rountable Radio komunikasi pada pagi hari pukul 09:00 Wita dengan jejaring BPBD Kabupaten/Kota untuk mendapatkan update informasi penanganan kekeringan dan kebakaran lahan akibat El Nino hingga tingkat desa. BPBD Bali juga melaksanakan pemetaan sumber air yang dapat dimanfaatkan saat mengalami kekeringan.
Rentin mengungkapkan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida melakukan survei setiap tahun dan menginventarisir data Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di Bali untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan di masing-masing kabupaten/kota. Saat ini BWS Bali Penida mengelola JIAT sebanyak 176 titik yang tersebar di beberapa Kabupaten di Provinsi Bali.
Balai Wilayah Sungai Bali Penida juga menginventaris Sistem Penyediaan Air Baku (SPAB) di Bali untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan di masing-masing Kabupaten/Kota. Saat ini BWS Bali Penida memiliki SPAB sebanyak 26 titik yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Bali dengan total outcome 2.146 (It/dt). "Waspadai potensi kekeringan dengan hemat penggunaan air bersih dan selalu update informasi cuaca dan iklim melalui kanal yang ada," pesan Rentin.
Kondisi fenomena panas terik diprediksi masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini. Sepekan terakhir, sebagian wilayah Indonesia juga mengalami fenomena suhu panas yang cukup terik pada siang hari.
Foto: Kawasan hutan di lereng Gunung Agung di Kabupaten Karangasem yang mengalami kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan persnya menjelaskan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama periode tanggal 22-29 September 2023 di beberapa wilayah Indonesia terjadi cukup tinggi dengan kisaran suhu antara 35-38 derajat celcius pada siang hari.
"Saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari," ujar Guswanto.
Kondisi ini menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik. Guswanto menjelaskan, di akhir September ini, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator, yang berarti bahwa sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya, di mana pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari.
"BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," tandas Guswanto. 7 cr78
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan persnya menjelaskan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama periode tanggal 22-29 September 2023 di beberapa wilayah Indonesia terjadi cukup tinggi dengan kisaran suhu antara 35-38 derajat celcius pada siang hari.
"Saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari," ujar Guswanto.
Kondisi ini menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik. Guswanto menjelaskan, di akhir September ini, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator, yang berarti bahwa sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya, di mana pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari.
"BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," tandas Guswanto. 7 cr78
1
Komentar