Jadi Ketum PSI, Kaesang Berguru ke Tokoh Politik hingga Tokoh Puri di Bali
DENPASAR, NusaBali.com - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menimba ilmu ke Bali pasca terpilih menjadi Ketum PSI pada Senin (25/9/2023). Minggu (1/10/2023), Kaesang menemui beberapa tokoh politik, seniman, tokoh pendidikan, dan tokoh puri di Denpasar.
Pertemuan dengan beberapa tokoh ini dipusatkan di kediaman mantan Gubernur Bali Periode 1998-2008 Dewa Made Beratha, Jalan Moh Yamin V Nomor 2, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur.
Kaesang bersama rombongan datang pada pukul 11.00 Wita. Ia ditemani sang istri, Erina Gudono, Waketum PSI Andy Budiman, Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni, Dewan Pembina PSI Isyana Bagoes Oka, Ketua DPW PSI Bali I Nengah Yasa Adi Susanto, dan petinggi PSI lainnya.
Sementara itu, di kediaman Dewa Made Beratha direncanakan hadir 12 tokoh politik, seniman, profesional, budaya, dan tokoh puri. Namun, komposisinya berubah berdasarkan pantauan NusaBali.com di lapangan.
Dewa Made Beratha hadir langsung namun wejangannya diwakilkan sang adik, Dewa Made Sutanaya, karena faktor pendengaran. Ada pula mantan Ketua DPRD Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan dan politisi sekaligus seniman I Dewa Gede Bagus Badra.
Selain itu, ada pula tokoh Puri Ageng Blahbatuh Anak Agung Ngurah Alit Kakarsana, pangelingsir Puri Gerenceng Pemecutan Denpasar Anak Agung Ngurah Agung, politisi dan tokoh Jero Jambe Tabanan sekaligus mantan Sekretaris TKD Jokowi-Ma'aruf I Gusti Putu Wijaya, dan Ketua DPD Wanita Tani Indonesia (WTI) Bali Tutik Kusuma Wardhani.
Dari dunia pendidikan, ada dua tokoh yakni mantan rektor dan tokoh muda. Kedua tokoh ini adalah mantan Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Prof I Nyoman Sudiana dan Ketua Yayasan Mahendradatta Shri IGN Wira Wedawitry Wedasteraputra Mahendradatta Suyasa.
Pertemuan berlangsung cukup singkat yakni selama satu jam. Kata Kaesang, pertemuannya dengan beberapa tokoh yang didominasi tokoh senior untuk menimba ilmu. Ia menyebut dirinya tengah belajar dan lebih banyak menyerap ilmu dari tokoh-tokoh yang berpengalaman.
"Kita (PSI) kan belajar. Saya di sini ingin lebih banyak mendengar dan meminta wejangan," jelas Kaesang di sela pertemuan pada Minggu siang.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni menambahkan, pertemuan dengan tokoh-tokoh Bali ini adalah bagian dari strategi menyarikan masukan intelektual. Harapannya, di Pemilu 2024 ini partai berlambang mawar ini bisa menjadi bagian dari parlemen di Senayan.
"Kami meminta wejangan sekaligus doa agar partai yang masih baru ini, Isyaallah, Astungkara, pada 2024 nanti menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan bangsa ini, kami masuk di DPR RI," tegas Raja Juli mendampingi Kaesang.
Dewa Sukrawan yang didapuk jadi perwakilan tuan rumah menyebut pertemuan dengan Kaesang dan petinggi PSI ini sebagai transfer pemikiran antara golongan tua dengan golongan muda. Di mana, golongan tua memberikan rambu-rambu agar golongan muda bisa sampai tujuan dengan selamat.
"Ini hubungan kekerabatan dan persaudaraan dari tokoh-tokoh muda bergabung dengan tokoh-tokoh tua. Dua generasi yang bersama-sama membangun, memperkuat republik ini," tegas Dewa Sukrawan mewakilkan banyak tokoh yang sudah menyampaikan pemikirannya.
Dari pertemuan ini, Kaesang banyak diberikan suntikan optimisme, terutama soal peluang kejayaan partai politik kecil. PSI sebagai partai baru diminta memiliki pemikiran yang besar selayaknya Soekarno yang memimpin PNI di usianya yang baru 26 tahun.
Di samping itu, para tokoh menitipkan agar setiap kebijakan yang diambil apabila dipercaya publik pasca 2024 nanti selalu memandang Bali. Bagaimana agar Bali yang disebut garda Pancasila dan pintu gerbang internasional RI tidak dianaktirikan. *rat
Kaesang bersama rombongan datang pada pukul 11.00 Wita. Ia ditemani sang istri, Erina Gudono, Waketum PSI Andy Budiman, Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni, Dewan Pembina PSI Isyana Bagoes Oka, Ketua DPW PSI Bali I Nengah Yasa Adi Susanto, dan petinggi PSI lainnya.
Sementara itu, di kediaman Dewa Made Beratha direncanakan hadir 12 tokoh politik, seniman, profesional, budaya, dan tokoh puri. Namun, komposisinya berubah berdasarkan pantauan NusaBali.com di lapangan.
Dewa Made Beratha hadir langsung namun wejangannya diwakilkan sang adik, Dewa Made Sutanaya, karena faktor pendengaran. Ada pula mantan Ketua DPRD Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan dan politisi sekaligus seniman I Dewa Gede Bagus Badra.
Selain itu, ada pula tokoh Puri Ageng Blahbatuh Anak Agung Ngurah Alit Kakarsana, pangelingsir Puri Gerenceng Pemecutan Denpasar Anak Agung Ngurah Agung, politisi dan tokoh Jero Jambe Tabanan sekaligus mantan Sekretaris TKD Jokowi-Ma'aruf I Gusti Putu Wijaya, dan Ketua DPD Wanita Tani Indonesia (WTI) Bali Tutik Kusuma Wardhani.
Dari dunia pendidikan, ada dua tokoh yakni mantan rektor dan tokoh muda. Kedua tokoh ini adalah mantan Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Prof I Nyoman Sudiana dan Ketua Yayasan Mahendradatta Shri IGN Wira Wedawitry Wedasteraputra Mahendradatta Suyasa.
Pertemuan berlangsung cukup singkat yakni selama satu jam. Kata Kaesang, pertemuannya dengan beberapa tokoh yang didominasi tokoh senior untuk menimba ilmu. Ia menyebut dirinya tengah belajar dan lebih banyak menyerap ilmu dari tokoh-tokoh yang berpengalaman.
"Kita (PSI) kan belajar. Saya di sini ingin lebih banyak mendengar dan meminta wejangan," jelas Kaesang di sela pertemuan pada Minggu siang.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni menambahkan, pertemuan dengan tokoh-tokoh Bali ini adalah bagian dari strategi menyarikan masukan intelektual. Harapannya, di Pemilu 2024 ini partai berlambang mawar ini bisa menjadi bagian dari parlemen di Senayan.
"Kami meminta wejangan sekaligus doa agar partai yang masih baru ini, Isyaallah, Astungkara, pada 2024 nanti menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan bangsa ini, kami masuk di DPR RI," tegas Raja Juli mendampingi Kaesang.
Dewa Sukrawan yang didapuk jadi perwakilan tuan rumah menyebut pertemuan dengan Kaesang dan petinggi PSI ini sebagai transfer pemikiran antara golongan tua dengan golongan muda. Di mana, golongan tua memberikan rambu-rambu agar golongan muda bisa sampai tujuan dengan selamat.
"Ini hubungan kekerabatan dan persaudaraan dari tokoh-tokoh muda bergabung dengan tokoh-tokoh tua. Dua generasi yang bersama-sama membangun, memperkuat republik ini," tegas Dewa Sukrawan mewakilkan banyak tokoh yang sudah menyampaikan pemikirannya.
Dari pertemuan ini, Kaesang banyak diberikan suntikan optimisme, terutama soal peluang kejayaan partai politik kecil. PSI sebagai partai baru diminta memiliki pemikiran yang besar selayaknya Soekarno yang memimpin PNI di usianya yang baru 26 tahun.
Di samping itu, para tokoh menitipkan agar setiap kebijakan yang diambil apabila dipercaya publik pasca 2024 nanti selalu memandang Bali. Bagaimana agar Bali yang disebut garda Pancasila dan pintu gerbang internasional RI tidak dianaktirikan. *rat
Komentar