Istana Berbatik Bukti Pemerintah Berpihak ke Perajin
JAKARTA, NusaBali - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengungkapkan, perhelatan Istana Berbatik yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta merupakan bukti keberpihakan pemerintah pada perajin batik untuk mempromosikannya pada dunia.
“Adanya Istana Berbatik itu, diharapkan akan membuktikan keberpihakan pemerintah pada perajin batik terutama UMKM ekonomi kreatif (ekraf). Event itu juga sebagai ajang promosi ke dunia untuk meningkatkan konsumsi batik baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Angela dalam keterangannya diterima di Jakarta, seperti dilansir Antara, Sabtu (30/9).
Ekspor batik Indonesia, kata dia, pada 2022 mencapai 64,5 juta dolar AS, dan ditargetkan meningkat sebesar 30 persen atau 100 juta dolar AS pada tahun ini.
Angela yakin, melalui kolaborasi lintas kementerian/lembaga terkait pemberdayaan hingga promosi batik Nusantara dapat mendorong tercapainya target tersebut.
Bahkan, menurutnya lagi, kini upaya kolaboratif itu telah membuahkan hasil, yakni anak muda hingga desainer ternama dunia sudah populer dengan batik Indonesia.
Perhelatan yang digelar pada Minggu (1/10) dengan melibatkan 500 orang dalam peragaan busana serta 3.000-an tamu undangan ini, Angela berharap kegiatan itu mampu menguatkan pesan kepada dunia bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia yang tidak terkekang oleh waktu sebagaimana UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) pada 2 Oktober 2009 silam.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari menegaskan komitmen pihaknya mendukung kemajuan kegiatan-kegiatan pengembangan budaya bangsa sekaligus pelaku UMKM.
“Jauh sebelum terselenggaranya Istana Berbatik, Kementerian BUMN sudah selalu terlibat bukan hanya promosi-promosi saja, tapi bagaimana memberdayakan para UMKM perajin batik di seluruh Tanah Air,” ujarnya.
Kementerian BUMN, ujar dia pula, juga mempunyai fungsi menjadi agen pembangunan dan kita mengetahui bahwa industri batik perlu dibantu, karena begitu beragamnya batik Nusantara maka citra dan reputasi perlu dibangun dan dikuatkan, maka lewat BUMN Injourney dengan mengelola Sarinah, batik Nusantara menjadi salah satu fokus promosi.
Ke depan, kata dia lagi, BUMN akan semakin banyak terlibat dalam pemberdayaan UMKM batik hingga citra dan brand atau jenama batik, misalnya lewat pendanaan-pendanaan serta dukungan promosi, akses pemasaran dan lainnya. Sehingga industri batik bisa mengakses pasar ke luar negeri dengan semakin mudah. 7
Komentar