Tampung 1.000 Mobil dan 5.000 Motor
Peningkatan kunjungan wisatawan ke Ubud, Gianyar, tentu menimbulkan dampak tak selalu positif.
Central Parkir Monkey Forest di Padang Tegal , Ubud
GIANYAR, NusaBali
Terutama kondisi arus lalu lintas semakin krodit dan macet. Hal itu karena tempat-tempat yang dipasangi rambu larangan parkir oleh petugas, tetap dilanggar pengendara. Bahkan sepanjang trotoar yang seharusnya sebagasi akses pejalan kaki, justru disesaki oleh parkir ribuan sepeda motor.
Khawatir dengan kondisi lalu lintas Ubud yang semakin krodit inilah, Desa Pakraman Padang Tegal , Ubud, selaku pengelola objek wisata Monkey Forest membangun central parkir di kawasan setempat. Luas central parkir ini 8,5 hektar, cukup untuk menampung 1.000 mobil dan 5.000 motor.
Bendesa Desa Pakraman Padang Tegal, I Made Gandra mengatakan sebelum dibangunnya central parkir ini pihaknya sudah mensurvei. Dalam sehari, diperkirakan ada 500 unit mobil tidur (parkir terlalu lama, Red) di pinggir jalan sekitar wilayah Desa Pakraman Padang Tegal. “Jika wisatawan dan masyarakat mau beralih parkir ke sini, saya yakin 2 tahun lagi Ubud berubah. Jadi tempat wisata yang sangat nyaman. Tidak akan ada lagi keluhan Ubud macet,” ujarnya, Minggu (9/7).
Made Gandra yang bendesa dua periode sejak 2012 hingga 2022 ini berangan-angan bahwa ruas jalan raya Monkey Forest dan Jalan Raya Hanoman bisa dijadikan pedestrian. “Kami sangat mengharapkan dibantu oleh Pemkab dan Pemprov Bali supaya jalan Monkey Forest dan Hanoman dijadikan pedestrian. Trotoar diperlebar sehingga wisatawan menjadi nyaman berlibur di Ubud,” harapnya.
Ke depan pihaknya juga berencana mengadakan kendaraan listrik yang dipergunakan sebagai shuttle. “Kami sudah bicarakan hal ini, akan ada kendaraan shuttle. Hal ini juga sejalan dengan konsep kami yang selalu mendengungkan go green,” jelasnya.
Secara perlahan namun pasti, pihaknya juga akan mendekati para pengusaha di Padang Tegal supaya mengarahkan kendaraan pribadi maupun tamunya ke central parkir. Sementara itu, parkir lama yang saat ini masih dioperasikan kedepan akan disulap menjadi hutan kembali. Luasnya sekitar 12,5 hektar, yang menampung sekitar 200 mobil. “Parkir lama akan kami hutankan semua, luasnya 12,5 hektar,” jelasnya. Selanjutnya untuk lobi akan dipusatkan pada sisi timur, pada lobi central parkir. “Kami juga akan buka lobi pos check ini di Jalan Nyuh Kuning,” imbuhnya.
Terkait tarif parkir, pihaknya mengaku sedang mempelajari aturan parkir Pemprov Bali maupun Perda Parkir Kabupaten Gianyar. “Kalau melihat Perda Gianyar, per mobil kena Rp 2.000. Kami masih pelajari apakah bisa diberi keleluasaan pengenaan tarif, sehingga nilainya akan beda nanti. Kemungkinan sistemnya mendekati parkir di airport (Bandara Ngurah Rai, Red) sehingga efektif,” jelasnya. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan mengembangkan areal central parkir untuk Water Park. *nvi
Komentar