Penghasilan Petani Jadi Naik
Harga Gabah-Beras Melonjak
JAKARTA, NusaBali - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga gabah di tingkat petani mengalami kenaikan seiring dengan harga beras yang semakin mahal. Di sisi lain menjadi rezeki nomplok buat petani karena penghasilan atau indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan.
"Kenaikan harga gabah yang terjadi ini berdampak pada peningkatan indeks yang diterima oleh petani subsektor tanaman pangan dan oleh petani nasional," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, seperti dilansir detikcom, Senin (2/10).
Amalia mengatakan indeks yang diterima petani pada September 2023 mengalami kenaikan sebesar 2,27%. Kenaikan itu merupakan yang tertinggi sepanjang 2023.
"Andil peningkatan harga gabah terhadap perubahan It dibanding bulan sebelumnya mencapai 1,84%. Andil ini juga merupakan yang tertinggi sepanjang 2023," tambahnya.
Sejalan dengan itu, Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2023 tercatat sebesar 114,14 atau naik 2,05% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 2,27%, lebih tinggi dibandingkan indeks harga bayar petani yang hanya naik 0,21%.
Berdasarkan data BPS, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada September 2023 mengalami kenaikan sebesar 11,69% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu (yoy), rata-rata harga GKP naik 26,70%.
Sementara itu, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik 9,26% secara bulanan (mtm) dan naik 27,31% secara tahunan (yoy).
Kondisi ini terjadi akibat produksi padi yang semakin menurun karena penurunan luas panen dan dampak El Nino. Akibatnya, kenaikan harga beras di tingkat konsumen tak terhindarkan.
"Selain itu, di beberapa negara penghasil utama beras dunia seperti Thailand, Vietnam dan India sudah mulai terjadi penurunan produksi beras dan bahkan India melakukan kebijakan untuk pembatasan impor. Jadi kenaikan harga beras ini dikontribusikan oleh terganggunya dari sisi supply," bebernya. 7
Amalia mengatakan indeks yang diterima petani pada September 2023 mengalami kenaikan sebesar 2,27%. Kenaikan itu merupakan yang tertinggi sepanjang 2023.
"Andil peningkatan harga gabah terhadap perubahan It dibanding bulan sebelumnya mencapai 1,84%. Andil ini juga merupakan yang tertinggi sepanjang 2023," tambahnya.
Sejalan dengan itu, Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2023 tercatat sebesar 114,14 atau naik 2,05% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 2,27%, lebih tinggi dibandingkan indeks harga bayar petani yang hanya naik 0,21%.
Berdasarkan data BPS, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada September 2023 mengalami kenaikan sebesar 11,69% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu (yoy), rata-rata harga GKP naik 26,70%.
Sementara itu, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik 9,26% secara bulanan (mtm) dan naik 27,31% secara tahunan (yoy).
Kondisi ini terjadi akibat produksi padi yang semakin menurun karena penurunan luas panen dan dampak El Nino. Akibatnya, kenaikan harga beras di tingkat konsumen tak terhindarkan.
"Selain itu, di beberapa negara penghasil utama beras dunia seperti Thailand, Vietnam dan India sudah mulai terjadi penurunan produksi beras dan bahkan India melakukan kebijakan untuk pembatasan impor. Jadi kenaikan harga beras ini dikontribusikan oleh terganggunya dari sisi supply," bebernya. 7
1
Komentar