Warga Pakudui Swadaya Buat Jalan Baru
GIANYAR, NusaBali - Warga Banjar Pakudui, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar secara swadaya membuat jalan baru.
Sebelumnya, akses utama warga Banjar Pakudui ini ambles dengan kedalaman 70 meter dan panjang sekitar 20 meter. Jalan ambles terjadi pada Februari 2023 lalu. Jalan ini merupakan jalur vital menuju sekolah dan pasar. Imbasnya, warga harus memutar jauh melewati jalur lain dan membutuhkan waktu cukup lama.
Warga Banjar Pakudui secara swadaya membuat jalan baru tak jauh dari lokasi bencana. Jalan baru sudah dikerjakan sejak 3 bulan lalu. Bendesa Adat Pakudui Ketut Karma Wijaya menjelaskan, lahan yang dipakai untuk jalan baru sudah mendapatkan persetujuan dari para pemilik lahan. “Desa adat berswadaya buat jalan baru. Pemerintah janjikan buatkan jalan baru tahun depan. Namun warga tak sabaran,” ungkap Karma Wijaya, Senin (2/10). Warga tak sabar karena harus memutar melewati jalan lain untuk keluar masuk kampung.
Karma Wijaya mengatakan, anak sekolah harus memutar selama kurang lebih 30 menit menuju Kedisan. Setelah jalan baru dibuat, ke sekolah hanya menempuh waktu kurang lebih 5 menit. “Swadaya masyarakat kurang lebih Rp 600 juta,” ungkap Karma Wijaya. Pengerjaan jalan secara gotong royong. Kabid Bina Marga Dinas PUPR Gianyar I Made Astawiguna membenarkan krama Desa Adat Pakudui membuat jalan baru. Namun jalan itu masih beralaskan tanah. “Kami usulkan pengaspakan. Mudah-mudahan bisa masuk APBD tahun 2024,” harap Astawiguna. 7 nvi
Warga Banjar Pakudui secara swadaya membuat jalan baru tak jauh dari lokasi bencana. Jalan baru sudah dikerjakan sejak 3 bulan lalu. Bendesa Adat Pakudui Ketut Karma Wijaya menjelaskan, lahan yang dipakai untuk jalan baru sudah mendapatkan persetujuan dari para pemilik lahan. “Desa adat berswadaya buat jalan baru. Pemerintah janjikan buatkan jalan baru tahun depan. Namun warga tak sabaran,” ungkap Karma Wijaya, Senin (2/10). Warga tak sabar karena harus memutar melewati jalan lain untuk keluar masuk kampung.
Karma Wijaya mengatakan, anak sekolah harus memutar selama kurang lebih 30 menit menuju Kedisan. Setelah jalan baru dibuat, ke sekolah hanya menempuh waktu kurang lebih 5 menit. “Swadaya masyarakat kurang lebih Rp 600 juta,” ungkap Karma Wijaya. Pengerjaan jalan secara gotong royong. Kabid Bina Marga Dinas PUPR Gianyar I Made Astawiguna membenarkan krama Desa Adat Pakudui membuat jalan baru. Namun jalan itu masih beralaskan tanah. “Kami usulkan pengaspakan. Mudah-mudahan bisa masuk APBD tahun 2024,” harap Astawiguna. 7 nvi
1
Komentar