Kemiskinan Ekstrem di Denpasar Capai 2,9%
Salah satu upaya menekaan kemiskinan ekstrem, Pemkot Denpasar melalui Disperindag telah mendata potensi warga yang memiliki skill untuk dikembangkan.
DENPASAR, NusaBali
Angka kemiskinan ekstrem di Kota Denpasar mencapai 2,9 persen dari total jumlah penduduk. Angka ini ditargetkan menurun hingga akhir tahun 2023 ini. Pemkot Denpasar juga telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menekan angka kemiskinan ekstrem tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa, Selasa (3/10). Menurut dia, sesuai data Kementerian Sosial (Kemensos) angka kemiskinan di Kota Denpasar mencapai 3.000 orang yang tersebar di empat kecamatan.
Wawali Arya Wibawa menargetkan, akhir tahun nanti angka kemiskinan di Kota Denpasar di bawah 1 persen. Sebagai upaya menurunkan jumlah kemiskinan ekstrem tersebut, beberapa langkah dilakukan Pemkot Denpasar.
Pertama, pemberian sembako selama 3 bulan. Kedua, menugaskan desa dan kelurahan untuk melaporkan terkait kebutuhan bedah rumah warganya.
“Kalau ada melihat situasi rumah yang perlu kita bedah, akan kita bedah. Saat ini kita sudah ada sekitar tujuh kepala keluarga (KK) yang rumahnya akan dibedah akhir tahun ini,” ujar Wawali Arya Wibawa.
Ketiga, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Pemkot Denpasar telah mendata potensi warga yang masuk kategori kemiskinan ekstrem ini. Potensi yang dimaksud adalah kemampuan atau bakat (skill) yang dimiliki untuk dikembangkan. “Misalnya ada yang ahli menjahit atau suka masak, kita akan beri pelatihan selama tiga bulan,” ucapnya.
Harapannya, pelatihan tersebut dapat mengembangkan kemampuan warga yang bersangkutan sehingga menjadi modal untuk memperoleh pendapatan. Dengan demikian Wawali Arya Wibawa mengaku optimistis pada akhir tahun ini kemiskinan ekstrem di Kota Denpasar akan berkurang.
Disinggung soal kendala selama ini, dia mengatakan, persoalan pada data. “Sekarang data sudah valid. Desa/kelurahan akan terus memantau,” tandasnya. 7 mis
Angka kemiskinan ekstrem di Kota Denpasar mencapai 2,9 persen dari total jumlah penduduk. Angka ini ditargetkan menurun hingga akhir tahun 2023 ini. Pemkot Denpasar juga telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menekan angka kemiskinan ekstrem tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa, Selasa (3/10). Menurut dia, sesuai data Kementerian Sosial (Kemensos) angka kemiskinan di Kota Denpasar mencapai 3.000 orang yang tersebar di empat kecamatan.
Wawali Arya Wibawa menargetkan, akhir tahun nanti angka kemiskinan di Kota Denpasar di bawah 1 persen. Sebagai upaya menurunkan jumlah kemiskinan ekstrem tersebut, beberapa langkah dilakukan Pemkot Denpasar.
Pertama, pemberian sembako selama 3 bulan. Kedua, menugaskan desa dan kelurahan untuk melaporkan terkait kebutuhan bedah rumah warganya.
“Kalau ada melihat situasi rumah yang perlu kita bedah, akan kita bedah. Saat ini kita sudah ada sekitar tujuh kepala keluarga (KK) yang rumahnya akan dibedah akhir tahun ini,” ujar Wawali Arya Wibawa.
Ketiga, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Pemkot Denpasar telah mendata potensi warga yang masuk kategori kemiskinan ekstrem ini. Potensi yang dimaksud adalah kemampuan atau bakat (skill) yang dimiliki untuk dikembangkan. “Misalnya ada yang ahli menjahit atau suka masak, kita akan beri pelatihan selama tiga bulan,” ucapnya.
Harapannya, pelatihan tersebut dapat mengembangkan kemampuan warga yang bersangkutan sehingga menjadi modal untuk memperoleh pendapatan. Dengan demikian Wawali Arya Wibawa mengaku optimistis pada akhir tahun ini kemiskinan ekstrem di Kota Denpasar akan berkurang.
Disinggung soal kendala selama ini, dia mengatakan, persoalan pada data. “Sekarang data sudah valid. Desa/kelurahan akan terus memantau,” tandasnya. 7 mis
1
Komentar