Dragon Boat Competition Meriahkan Festival Bahari 2023 di Pantai Jerman
MANGUPURA, NusaBali.com - Sebanyak delapan tim dari luar daerah Bali mengikuti gelaran Dragon Boat Competition yang dirangkai dalam memeriahkan Festival Bahari 2023 di Pantai Jerman, Bali pada Rabu (4/10/2023).
Panita Pelaksana Dragon Boat Competition, Kadek Dwi Kelana Putra menerangkan ke delapan peserta itu berasal dari Surabaya, Pasuruan, dan Banyuawangi. Sementara, saat ini beber dia delegasi dari Bali belum mengirim timnya untuk ikut berlomba.
“Bali belum ada, sebenarnya kami ada satu tim dragon boat di Bali hanya saja kami untuk pembibitan atlet dragon boat belum ada. Mungkin ke depan kami bisa mengajak mahasiswa untuk bergabung ke dalam lomba ini,” terang Dwi saat ditemui di pantai yang berada di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung itu, Rabu (4/10/2023) pagi.
Antusias para peserta khususnya mereka yang dari luar bali beber dia sangat luar biasanya. Para peserta itu didominasi oleh remaja yang masih bersekolah. Gelaran ini tidak hanya sebagai ajang perlombaan olahraga semata, namun juga dapat menggaet wisatawan domestik untuk berkunjung ke Bali.
“Mereka senang bisa mengikuti lomba ini sambil rekreasi sambil lihat situasi Kuta sekarang yang lebih cantik. Setelah ini juga nanti pengumumannya di Halfway Kuta Beach,” tuturnya.
Soal mekanisme perlombaan, Dwi menjelaskan, perlombaan perahu naga tradisional itu diperlombakan dari kelas open man dan open women. Seluruh tim juga menempuh jarak kurang lebih 400 meter yang mana jarak tersebut kata dia sudah sesuai dengan IDBF ketentuan Dragon Boat International.
“Di sini (Pantai Jerman) airnya cocok untuk perlombaan dragon boat. Tetapi di sini waktunya terbatas karena tipe (gelombang) airnya surut tidak bisa digunakan untuk lomba. Jadi kami perhatikan untuk tipenya jam berapa kami harus start dan jam berapa kami harus berhenti dan kami juga melakukannya untuk safety juga. Kalau airnya terlalu tinggi perahunya bisa terbalik juga,” ungkapnya.
Tim itu pun terangnya melalui beberapa babak perlombaan yaitu hit satu, hit dua, dan reverse (pengulangan) untuk menetukan juara keempat. Kemudian dilanjutkan dengan babak final.
Dalam satu tim dayung dragon boat, diisi oleh 12 orang peserta yang memiliki tugas berbeda. Diantaranya 10 orang menjadi pendayung, 1 orang menjadi pengemudi, dan 1 orang lagi menjadi drummer yang bertugas untuk menyamakan irama dan menentukan kekompakan tim.
Uniknya, ketika sang drummer memukul gendang dengan kencang dan keras, maka dayungan dari peserta akan semakin cepat. Namun jika sebaliknya sang drummer memukul gendang dengan pelan, maka dayungan pun akan pelan mengikuti irama. Meski demikian, kecepatan para tim pendayung dragon boat ke garis finish menjadi point penting dari segi penilaian.
“Drummer itu untuk menyamakan irama dan menentukan kekompakan tim. Kalau tepukannya pelan maka dayungnya pelan, kalau tepukannya keras maka dayungnya semakin cepat. Itu juga merupakan strategi mereka di lapangan,” ungkap dia.
Dilihat dari pantauan NusaBali.com, sekitar pukul 11.00 Wita tim pendayung dragon boat memasuki babak hit kedua. Namun, air mulai pasang dan angin semakin kencang. Melihat situasi tersebut, panitia pelaksana pun meminta kepada peserta untuk menggunakan pelampung dan juga meminta sang drummer untuk duduk sejajar dengan tim pendayung demi keselamatan para peserta. Jarak tempuh yang digunakan pun diperpendek 100 meter, sehingga tim pendayung dragom boat hanya menempuh jarak 300 meter saja.
Walau menemui kendala di lapangan, Dwi berharap cabang olahraga dragon boat ini bisa semakin dikenal di Bali dan pihaknya dapat menemukan bibit-bibit untuk atlet pendayung dragon boat.
“Saya berharap dragon boat di Bali bisa berkembang ada bibit untuk atlet terutama anak muda yang masih sekolah dipersiapkan untuk lomba ini. Mudah-mudahan lomba ini bisa menarik orang lokal untuk berlatih olahraga ini,” tutupnya. *ris
“Bali belum ada, sebenarnya kami ada satu tim dragon boat di Bali hanya saja kami untuk pembibitan atlet dragon boat belum ada. Mungkin ke depan kami bisa mengajak mahasiswa untuk bergabung ke dalam lomba ini,” terang Dwi saat ditemui di pantai yang berada di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung itu, Rabu (4/10/2023) pagi.
Antusias para peserta khususnya mereka yang dari luar bali beber dia sangat luar biasanya. Para peserta itu didominasi oleh remaja yang masih bersekolah. Gelaran ini tidak hanya sebagai ajang perlombaan olahraga semata, namun juga dapat menggaet wisatawan domestik untuk berkunjung ke Bali.
“Mereka senang bisa mengikuti lomba ini sambil rekreasi sambil lihat situasi Kuta sekarang yang lebih cantik. Setelah ini juga nanti pengumumannya di Halfway Kuta Beach,” tuturnya.
Soal mekanisme perlombaan, Dwi menjelaskan, perlombaan perahu naga tradisional itu diperlombakan dari kelas open man dan open women. Seluruh tim juga menempuh jarak kurang lebih 400 meter yang mana jarak tersebut kata dia sudah sesuai dengan IDBF ketentuan Dragon Boat International.
“Di sini (Pantai Jerman) airnya cocok untuk perlombaan dragon boat. Tetapi di sini waktunya terbatas karena tipe (gelombang) airnya surut tidak bisa digunakan untuk lomba. Jadi kami perhatikan untuk tipenya jam berapa kami harus start dan jam berapa kami harus berhenti dan kami juga melakukannya untuk safety juga. Kalau airnya terlalu tinggi perahunya bisa terbalik juga,” ungkapnya.
Tim itu pun terangnya melalui beberapa babak perlombaan yaitu hit satu, hit dua, dan reverse (pengulangan) untuk menetukan juara keempat. Kemudian dilanjutkan dengan babak final.
Dalam satu tim dayung dragon boat, diisi oleh 12 orang peserta yang memiliki tugas berbeda. Diantaranya 10 orang menjadi pendayung, 1 orang menjadi pengemudi, dan 1 orang lagi menjadi drummer yang bertugas untuk menyamakan irama dan menentukan kekompakan tim.
Uniknya, ketika sang drummer memukul gendang dengan kencang dan keras, maka dayungan dari peserta akan semakin cepat. Namun jika sebaliknya sang drummer memukul gendang dengan pelan, maka dayungan pun akan pelan mengikuti irama. Meski demikian, kecepatan para tim pendayung dragon boat ke garis finish menjadi point penting dari segi penilaian.
“Drummer itu untuk menyamakan irama dan menentukan kekompakan tim. Kalau tepukannya pelan maka dayungnya pelan, kalau tepukannya keras maka dayungnya semakin cepat. Itu juga merupakan strategi mereka di lapangan,” ungkap dia.
Dilihat dari pantauan NusaBali.com, sekitar pukul 11.00 Wita tim pendayung dragon boat memasuki babak hit kedua. Namun, air mulai pasang dan angin semakin kencang. Melihat situasi tersebut, panitia pelaksana pun meminta kepada peserta untuk menggunakan pelampung dan juga meminta sang drummer untuk duduk sejajar dengan tim pendayung demi keselamatan para peserta. Jarak tempuh yang digunakan pun diperpendek 100 meter, sehingga tim pendayung dragom boat hanya menempuh jarak 300 meter saja.
Walau menemui kendala di lapangan, Dwi berharap cabang olahraga dragon boat ini bisa semakin dikenal di Bali dan pihaknya dapat menemukan bibit-bibit untuk atlet pendayung dragon boat.
“Saya berharap dragon boat di Bali bisa berkembang ada bibit untuk atlet terutama anak muda yang masih sekolah dipersiapkan untuk lomba ini. Mudah-mudahan lomba ini bisa menarik orang lokal untuk berlatih olahraga ini,” tutupnya. *ris
Komentar