Pemprov-Bappenas Matangkan Rencana LRT
Bappenas Beri Opsi Pinjaman dari Dalam-Luar Negeri
Pj Gubernur Mahendra Jaya secara khusus memohon pertimbangan dan bantuan berupa dukungan regulasi dan pendanaan dari pusat guna merealisasikan LRT Bali
DENPASAR, NusaBali
Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya beraudiensi ke Kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) di Jakarta, Selasa (3/10). Sinyal positif diberikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa terkait rencana pembangunan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) di Bali.
LRT Bali menjadi salah satu perencanaan strategis yang sudah masuk dalam skema masterplan pengembangan infrastruktur transportasi di Bali yang tertuang dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) serta Rencana Induk Perkeretaapian Daerah (RIPDA).
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta, Rabu (4/10) yang juga turut serta dalam pertemuan tersebut menyampaikan selain bersilaturahmi, Pj Gubernur Mahendra Jaya secara khusus juga memohon pertimbangan dan bantuan berupa dukungan regulasi dan pendanaan dari pusat guna merealisasikan LRT di Bali.
Menteri Suharso Monoarfa pun memberikan arahan agar selain menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari luar negeri opsi pinjaman dalam negeri juga dapat dipertimbangkan. Mengingat urgensi pelaksanaan, Menteri Monoarfa akan mendorong opsi pendanaan berupa pinjaman dalam negeri untuk memastikan kehadiran pemerintah dalam proyek ini. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun prasarana berupa terowongan, trek, stasiun, depo, dan konstruksi sipil lainnya.
Dalam pertemuan tersebut disinggung peluang memerankan Bali-Kerthi Development Fund (BDF) yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu di Bali. BDF diharapkan mampu menjadi jalan keluar dan berperan sebagai Special Purpose Vehicle (SPV) guna mengelola sumber dana non pemerintah yang digunakan khusus untuk pembiayaan pembangunan Bali khususnya rencana LRT.
"Kita sudah diminta harus mulai menyiapkan timeline dan menghitung mundur dari saat groundbreaking yang direncanakan di awal atau periode semester I tahun 2024. Kita harus bergerak cepat karena proyek ini sudah bergulir sangat cepat, dan pemerintah pusat sudah mulai mengambil posisi. Bahkan meminta dan memberikan beberapa alternatif jalan keluar bagi Bali untuk mengembangkan dan mengoperasikan LRT," ujar Samsi Gunarta.
Lebih jauh, Kadis Samsi Gunarta juga merinci jalur LRT yang akan dibangun di Bali pada fase awal dari lintasan Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga Mengwi, Badung yang nantinya direncanakan mencakup seluruh wilayah Bali. Lintasan ini pun dibagi ke dalam tiga tahapan, yakni Fase 1 Bandara I Gusti Ngurah Rai-Seminyak (via Central Parkir), Fase 2 Seminyak-Canggu, dan Fase 3 Canggu-Mengwi.
"Yang menjadi prioritas saat ini adalah Fase 1 Bandara-Seminyak, karena jalur ini sudah mengalami tingkat kemacetan yang lumayan parah. Fase 1 dibagi dalam bagian, yaitu Fase 1A Bandara-Central Parkir, dan Fase 1B Central Parkir-Seminyak. Sebagian besar akan menggunakan jalur bawah tanah, tapi di tempat-tempat yang memungkinkan memakai jalur at grade (menyentuh tanah) maka kita akan gunakan metode itu," imbuh Kadis yang sebelumnya meniti karier di pemerintah pusat ini.
Samsi Gunarta menambahkan, untuk mendapatkan pembiayaan yang cukup dalam menjaga keberlangsungan pengoperasian LRT, telah diusulkan pula agar LRT ini masuk dalam konsep perluasan layanan sebagai upaya memberikan alternatif layanan yang lebih efisien dan memecah kemacetan bandara. "Dalam hal ini, yang kita bicarakan adalah pelayanan ekstra yang nantinya akan dinikmati oleh para penumpang LRT menuju bandara. Di antaranya bisa melakukan check in di luar Bandara, mendapatkan kepastian masuk area Bandara tanpa takut terjebak kemacetan, kemudian memungkinkan mereka untuk menikmati waktu yang tersedia saat sisa waktu menunggu pesawat boarding, jadi mereka masih bisa memanfaatkan sisa waktunya untuk menikmati Bali sebelum waktu keberangkatan," rincinya.
"Yang terpenting dari skema ini adalah menangani kemacetan, serta memastikan pariwisata Bali itu berada di posisi next level layanan yang ada saat ini. Pariwisata kita bagus, tapi kita perlu pembenahan melalui dukungan infrastruktur khususnya moda transportasi yang memadai. Ini akan memastikan daya saing Bali meningkat pesat dibandingkan destinasi-destinasi wisata lainnya di dunia," pungkas Samsi Gunarta. 7 cr78
Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya beraudiensi ke Kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) di Jakarta, Selasa (3/10). Sinyal positif diberikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa terkait rencana pembangunan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) di Bali.
LRT Bali menjadi salah satu perencanaan strategis yang sudah masuk dalam skema masterplan pengembangan infrastruktur transportasi di Bali yang tertuang dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) serta Rencana Induk Perkeretaapian Daerah (RIPDA).
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta, Rabu (4/10) yang juga turut serta dalam pertemuan tersebut menyampaikan selain bersilaturahmi, Pj Gubernur Mahendra Jaya secara khusus juga memohon pertimbangan dan bantuan berupa dukungan regulasi dan pendanaan dari pusat guna merealisasikan LRT di Bali.
Menteri Suharso Monoarfa pun memberikan arahan agar selain menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari luar negeri opsi pinjaman dalam negeri juga dapat dipertimbangkan. Mengingat urgensi pelaksanaan, Menteri Monoarfa akan mendorong opsi pendanaan berupa pinjaman dalam negeri untuk memastikan kehadiran pemerintah dalam proyek ini. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun prasarana berupa terowongan, trek, stasiun, depo, dan konstruksi sipil lainnya.
Dalam pertemuan tersebut disinggung peluang memerankan Bali-Kerthi Development Fund (BDF) yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu di Bali. BDF diharapkan mampu menjadi jalan keluar dan berperan sebagai Special Purpose Vehicle (SPV) guna mengelola sumber dana non pemerintah yang digunakan khusus untuk pembiayaan pembangunan Bali khususnya rencana LRT.
"Kita sudah diminta harus mulai menyiapkan timeline dan menghitung mundur dari saat groundbreaking yang direncanakan di awal atau periode semester I tahun 2024. Kita harus bergerak cepat karena proyek ini sudah bergulir sangat cepat, dan pemerintah pusat sudah mulai mengambil posisi. Bahkan meminta dan memberikan beberapa alternatif jalan keluar bagi Bali untuk mengembangkan dan mengoperasikan LRT," ujar Samsi Gunarta.
Lebih jauh, Kadis Samsi Gunarta juga merinci jalur LRT yang akan dibangun di Bali pada fase awal dari lintasan Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga Mengwi, Badung yang nantinya direncanakan mencakup seluruh wilayah Bali. Lintasan ini pun dibagi ke dalam tiga tahapan, yakni Fase 1 Bandara I Gusti Ngurah Rai-Seminyak (via Central Parkir), Fase 2 Seminyak-Canggu, dan Fase 3 Canggu-Mengwi.
"Yang menjadi prioritas saat ini adalah Fase 1 Bandara-Seminyak, karena jalur ini sudah mengalami tingkat kemacetan yang lumayan parah. Fase 1 dibagi dalam bagian, yaitu Fase 1A Bandara-Central Parkir, dan Fase 1B Central Parkir-Seminyak. Sebagian besar akan menggunakan jalur bawah tanah, tapi di tempat-tempat yang memungkinkan memakai jalur at grade (menyentuh tanah) maka kita akan gunakan metode itu," imbuh Kadis yang sebelumnya meniti karier di pemerintah pusat ini.
Samsi Gunarta menambahkan, untuk mendapatkan pembiayaan yang cukup dalam menjaga keberlangsungan pengoperasian LRT, telah diusulkan pula agar LRT ini masuk dalam konsep perluasan layanan sebagai upaya memberikan alternatif layanan yang lebih efisien dan memecah kemacetan bandara. "Dalam hal ini, yang kita bicarakan adalah pelayanan ekstra yang nantinya akan dinikmati oleh para penumpang LRT menuju bandara. Di antaranya bisa melakukan check in di luar Bandara, mendapatkan kepastian masuk area Bandara tanpa takut terjebak kemacetan, kemudian memungkinkan mereka untuk menikmati waktu yang tersedia saat sisa waktu menunggu pesawat boarding, jadi mereka masih bisa memanfaatkan sisa waktunya untuk menikmati Bali sebelum waktu keberangkatan," rincinya.
"Yang terpenting dari skema ini adalah menangani kemacetan, serta memastikan pariwisata Bali itu berada di posisi next level layanan yang ada saat ini. Pariwisata kita bagus, tapi kita perlu pembenahan melalui dukungan infrastruktur khususnya moda transportasi yang memadai. Ini akan memastikan daya saing Bali meningkat pesat dibandingkan destinasi-destinasi wisata lainnya di dunia," pungkas Samsi Gunarta. 7 cr78
1
Komentar