Biaya Pemulasaran Selama 2 Tahun Capai Rp 2,3 Miliar

Direktur Layanan Operasional RSUP Prof Ngoerah dr I Gusti Lanang Suartana Putra, mengungkapkan jenazah yang dikremasi terdiri dari 7 jenazah bayi dan delapan jenazah dewasa. Tiga dari 8 jenazah dewasa merupakan warga negara asing asal Australia (2) dan Jerman (1). Khusus jenazah WNA Jerman sebelumnya merupakan titipan RSUD Bali Mandara.

“Ada 16 jenazah yang harus kami kremasi setelah melalui proses panjang mereka tidak memperoleh pengakuan dari keluarga maupun instansi yang terkait, sehingga diserahkan kepada kami untuk dikremasi secara massal,” kata dr Lanang saat melepas jenazah di halaman Instalasi Kedokteran Forensik dan Pemulasaran Jenazah RSUP Prof Ngoerah, Rabu (4/10) pagi.

Dikatakannya, jenazah yang dikremasi sudah cukup lama dititipkan di RSUP Prof Ngoerah. Salah satu yang terlama sudah dua tahun berada di Instalasi Kedokteran Forensik dan Pemulasaran Jenazah, sementara yang terbaru sudah dititipkan sejak Maret 2022.

Selain secara hukum telah legal disebut jenazah telantar, kremasi harus dilakukan lantaran biaya pemulasaran dan perawatan jenazah selama ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pihak RSUP Prof Ngoerah telah mengeluarkan anggaran mencapai Rp 2.386.276.800.

“Selama dua tahun lebih ini dari 15 jenazah kurang lebih rumah sakit sudah mengeluarkan biaya untuk pemulasaran dan perawatan sebesar sekitar Rp 2,3 miliar yang merupakan CSR rumah sakit,” ujar dr Lanang.

Dia mengucapkan terima kasih kepada semua tim yang sudah terlibat mempersiapkan proses kremasi. “Khususnya terima kasih kepada Dinas Sosial Provinsi Bali yang sudah mengapresiasi dan memberikan bantuan untuk bisa terlaksananya kremasi ini,” ucapnya. 7 cr78