Tari Pendet Pasepan Iringi Mulang Pakelem
Diikuti 700 Penari, Pembukaan NPF 2023
SEMARAPURA, NusaBali - Tari Pendet Pasepan massal yang dibawakan 700 orang penari dari Desa Adat Dalem Setra Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung dipentaskan serangkaian ritual mulang pakelem di Pantai Batununggul saat pembukaan Nusa Penida Festival (NPF) VI pada Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (5/10) pagi.
Tarian sakral ini memiliki ciri khas tersendiri, yaitu saat pentas para penarinya memegang pasepan (tungku bara api). Hal itu sebagai wujud persembahan pesucian terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Tari Pendet Pasepan tersebut disuguhkan ketika Ida Bhatara datang dari mesucian saat pemelastian. Dengan tujuan utama tentu agar senantiasa diberikan keselamatan dan kerahayuan selamanya. Para penarinya mengenakan pakaian putih kuning, yakni kebaya putih dan kamben kuning. Dalam hal ini tarian dan tabuh harus bisa memadukan gerakan dengan irama gamelan.
Pantauan di lapangan Pentas Tari Pendet Pasepan dimulai sejak pukul 09.00 Wita. Para penari menghadap posisi ke barat dan selatan. Setelah selesai pentas selama 10 menit, mereka membuka barisan di tengah-tengah. Selanjutnya, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bersama para undangan melewati barisan itu untuk ritual mulang pakelem di pantai. Pada saat bersamaan para penari menghadap ke arah pantai (utara).
"Kami sudah latihan untuk pentas Tari Pendet Pasepan sejak 1 bulan lalu, kemudian latihan bersama selama 3 hari," ujar seorang penari Luh Marwati didampingi sejumlah penari lainnya. Dia merasa senang bisa ikut berpartisipasi dalam event Nusa Penida Festival ini. Bupati Suwirta mengatakan ritual pakelem rutin digelar setiap pembukaan event tahunan Festival Nusa Penida, sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang diberikan lautan kepada warga di Nusa Penida sebagai daerah pesisir. Ngaturang pakelem ini juga untuk mengingatkan akan pentingnya lautan terhadap kelangsungan pariwisata di Nusa Penida. Melalui ritual tersebut, masyarakat diminta tidak sekadar menyucikan lautan namun menjaganya demi kelangsungan segala aspek kehidupan, termasuk pariwisata yang kian berkembang di Nusa Penida.
Jika bicara mengenai lautan, merupakan kewenangan pemerintah pusat dan Provinsi Bali. Namun pemkab, desa adat, serta masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menjaga lautan ini. Maka, berikan penyadaran ke pelaku pariwisata, betapa pentingnya laut untuk dijaga. "Ritual ngaturang pakelem diiringi oleh tarian sakral Pendet Pasepan yang dibawakan sekitar 700 orang penari," ujar Bupati Suwirta.
Kunjungan wisatawan ke Nusa Penida bisa mencapai 12.000 orang/hari. Semua berkat kerja bersama dan kolaborasi dengan berbagai pihak sehingga pertumbuhan pariwisata bisa seperti sekarang. Sementara itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diwakili Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kemenparekraf/Barekraf RI, Kurleni Ukar mengucapkan selamat kepada Pemkab Klungkung karena Festival Nusa Penida bisa kembali digelar.
Hal ini tidak lepas dari komitmen Pemkab dalam upaya lebih memperluas promosi pariwisata serta melestarikan seni dan budaya. "Mari kita viralkan festival ini sehingga akan semakin meningkatkan pariwisata di Nusa Penida. Melalui festival ini semoga dapat semakin mendorong pertumbuhan UMKM dan menciptakan lapangan kerja seluas luasnya," ujar Kurleni Ukar.
Selanjutnya pembukaan festival ditandai membunyikan kulkul dan diisi dengan kunjungan ke stand stand pameran UMKM di lokasi festival. Kadis Pariwisata Klungkung, Ni Made Sulistiawati mengatakan NPF akan dilaksanakan selama 3 hari sejak 5 sampai 7 Oktober 2023 dengan lokasi di Lapangan Sampalan, Desa Batununggul. Setelah ritual mulang pakelem diiringi Tari Pendet Pasepan di Pantai Batununggul dilanjutkan pameran UMKM di Lapangan Sampalan, Janger-Cak Kolosal ‘Satyaning Sang Suta/. Fashion show, celokontong mas, hiburan musik Yan Natih, dan Leeyonk Sinatra.
Keesokan harinya, Jumat (6/10) digelar aksi bersih-bersih Pantai, coral planting, melepas tukik, lomba mewarnai tingkat TK, lomba baleganjur, Wayang Samudra, hiburan musik Kalego, Rai Peni, Nyoman Paul (Indonesia Idol). Sedangkan, pada hari terakhir, Sabtu (7/10) digelar kegiatan jalan santai, lomba perahu tradisional, kejuaraan catur, hiburan musik Muara Senja, Yesi Diana, Alien Child, Malibu Stone, penutupan Nusa Penida Festival dan Pas Band. "Kegiatan diawali upacara pakelem sebagai mohon doa acara dapat berjalan lancar. Sekaligus ucapan syukur perkembangan pariwisata Nusa Penida setelah bangkit dari pandemi Covid-19," sembari berkata total anggaran sekitar Rp 700 juta.
Sebagaimana diketahui, Festival Nusa Penida terakhir digelar tahun 2019, kemudian terhenti selama dua tahun akibat pandemi. Namun, setelah pandemi Covid-19 melandai event tahunan Festival Nusa Penida, Klungkung, sempat kembali dicanangkan Tahun 2022 dengan mengandalkan dana APBD. Namun karena kena refocusing anggaran festival 2022 yang terbatas tersebut dialihkan untuk promosi parwisata secara digital. 7 wan
Tari Pendet Pasepan tersebut disuguhkan ketika Ida Bhatara datang dari mesucian saat pemelastian. Dengan tujuan utama tentu agar senantiasa diberikan keselamatan dan kerahayuan selamanya. Para penarinya mengenakan pakaian putih kuning, yakni kebaya putih dan kamben kuning. Dalam hal ini tarian dan tabuh harus bisa memadukan gerakan dengan irama gamelan.
Pantauan di lapangan Pentas Tari Pendet Pasepan dimulai sejak pukul 09.00 Wita. Para penari menghadap posisi ke barat dan selatan. Setelah selesai pentas selama 10 menit, mereka membuka barisan di tengah-tengah. Selanjutnya, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bersama para undangan melewati barisan itu untuk ritual mulang pakelem di pantai. Pada saat bersamaan para penari menghadap ke arah pantai (utara).
"Kami sudah latihan untuk pentas Tari Pendet Pasepan sejak 1 bulan lalu, kemudian latihan bersama selama 3 hari," ujar seorang penari Luh Marwati didampingi sejumlah penari lainnya. Dia merasa senang bisa ikut berpartisipasi dalam event Nusa Penida Festival ini. Bupati Suwirta mengatakan ritual pakelem rutin digelar setiap pembukaan event tahunan Festival Nusa Penida, sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang diberikan lautan kepada warga di Nusa Penida sebagai daerah pesisir. Ngaturang pakelem ini juga untuk mengingatkan akan pentingnya lautan terhadap kelangsungan pariwisata di Nusa Penida. Melalui ritual tersebut, masyarakat diminta tidak sekadar menyucikan lautan namun menjaganya demi kelangsungan segala aspek kehidupan, termasuk pariwisata yang kian berkembang di Nusa Penida.
Jika bicara mengenai lautan, merupakan kewenangan pemerintah pusat dan Provinsi Bali. Namun pemkab, desa adat, serta masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menjaga lautan ini. Maka, berikan penyadaran ke pelaku pariwisata, betapa pentingnya laut untuk dijaga. "Ritual ngaturang pakelem diiringi oleh tarian sakral Pendet Pasepan yang dibawakan sekitar 700 orang penari," ujar Bupati Suwirta.
Kunjungan wisatawan ke Nusa Penida bisa mencapai 12.000 orang/hari. Semua berkat kerja bersama dan kolaborasi dengan berbagai pihak sehingga pertumbuhan pariwisata bisa seperti sekarang. Sementara itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diwakili Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kemenparekraf/Barekraf RI, Kurleni Ukar mengucapkan selamat kepada Pemkab Klungkung karena Festival Nusa Penida bisa kembali digelar.
Hal ini tidak lepas dari komitmen Pemkab dalam upaya lebih memperluas promosi pariwisata serta melestarikan seni dan budaya. "Mari kita viralkan festival ini sehingga akan semakin meningkatkan pariwisata di Nusa Penida. Melalui festival ini semoga dapat semakin mendorong pertumbuhan UMKM dan menciptakan lapangan kerja seluas luasnya," ujar Kurleni Ukar.
Selanjutnya pembukaan festival ditandai membunyikan kulkul dan diisi dengan kunjungan ke stand stand pameran UMKM di lokasi festival. Kadis Pariwisata Klungkung, Ni Made Sulistiawati mengatakan NPF akan dilaksanakan selama 3 hari sejak 5 sampai 7 Oktober 2023 dengan lokasi di Lapangan Sampalan, Desa Batununggul. Setelah ritual mulang pakelem diiringi Tari Pendet Pasepan di Pantai Batununggul dilanjutkan pameran UMKM di Lapangan Sampalan, Janger-Cak Kolosal ‘Satyaning Sang Suta/. Fashion show, celokontong mas, hiburan musik Yan Natih, dan Leeyonk Sinatra.
Keesokan harinya, Jumat (6/10) digelar aksi bersih-bersih Pantai, coral planting, melepas tukik, lomba mewarnai tingkat TK, lomba baleganjur, Wayang Samudra, hiburan musik Kalego, Rai Peni, Nyoman Paul (Indonesia Idol). Sedangkan, pada hari terakhir, Sabtu (7/10) digelar kegiatan jalan santai, lomba perahu tradisional, kejuaraan catur, hiburan musik Muara Senja, Yesi Diana, Alien Child, Malibu Stone, penutupan Nusa Penida Festival dan Pas Band. "Kegiatan diawali upacara pakelem sebagai mohon doa acara dapat berjalan lancar. Sekaligus ucapan syukur perkembangan pariwisata Nusa Penida setelah bangkit dari pandemi Covid-19," sembari berkata total anggaran sekitar Rp 700 juta.
Sebagaimana diketahui, Festival Nusa Penida terakhir digelar tahun 2019, kemudian terhenti selama dua tahun akibat pandemi. Namun, setelah pandemi Covid-19 melandai event tahunan Festival Nusa Penida, Klungkung, sempat kembali dicanangkan Tahun 2022 dengan mengandalkan dana APBD. Namun karena kena refocusing anggaran festival 2022 yang terbatas tersebut dialihkan untuk promosi parwisata secara digital. 7 wan
Komentar