Siswa Baru Tempati Gedung Rusak
Para orangtua siswa baru yang mengantar anaknya sempat was-was dan takut gedung sekolah roboh.
DENPASAR, NusaBali
Meski dalam kondisi rusak parah, namun gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 8 Padangsambian yang berlokasi di Jalan Kebo Iwa Utara, Banjar Batu Kandik, Kelurahan Padangsambian, Denpasar Barat masih tetap digunakan sebagai ruang belajar bagi siswa baru.
Dari pantauan NusaBali, Senin (10/7), ada tiga ruang kelas di sisi utara yang mengalami kerusakan cukup parah seperti atap yang bocor, tembok compang camping hingga pilar dari kayu yang sudah rapuh sehingga gedung ini rawan ambruk.
Pihak sekolah mengaku tetap memaksakan masih menggunakan gedung ini sebagai saran belajar dengan alasan tidak ada lagi tempat untuk menampung siswa baru yang mencapai 90 orang.
Kepala Sekolah SDN 8 Padangsambian AA Rai Mianawati saat ditemui, kemarin, mengatakan, gedung sekolah yang dipimpinnya ini sejatinya sudah mengalami kerusakan sejak tahun 2009, namun belum sempat dilakukan perbaikan secara total hanya dilakukan tambal sulam.
Mianawati mengaku pihaknya sudah mengajukan permohonan perbaikan kepada Disdikpora Kota Denpasar sejak tahun 2016 dan dijanjikan akan dikerjakan pada tahun 2017. Bahkan dari pengajuannya itu sudah dikeluarkan DED gedung yang akan direhab tersebut.
Namun pada kenyataannya menurut Mianawati, saat dikonfirmasi ke Disdikpora, dikatakan bahwa gedung SDN 8 Padangsambian belum masuk dalam perehaban di tahun ini, namun pada tahun 2018. "Saya sudah mengajukan tahun 2016 untuk dilakukan perehaban total, dan sudah ada DED juga, karena waktu itu yang membuatkan DED pihak pemerintah yang ke lapangan karena gambar yang kami ajukan tidak diterima. Mereka bilang akan bertingkat menjadi 4 kelas. Tapi kenyataanya sampai sekarang belum ada," keluhnya.
Selain itu, SK untuk perobohan gedung ini juga belum dikeluarkan oleh Disdikpora, sehingga pihaknya sekolah belum berani mengambil keputusan kecuali masih memberlakukan kelas tersebut untuk kegiatan belajar siswa baru. "Bahkan orangtua siswa saat mengantarkan anaknya tadi was-was gedung ini ambruk, mereka juga kebingungan saat hujan turun mau berteduh dimana. Beruntung masih bisa kita tambal yang bocor, mudah-mudahan saat hujan benar-benar tidak bocor," ujarnya.
Jika dilihat dari letak sekolah yang berada di jantung kota, menurut Mianawati, tidak seharusnya ada sekolah seperti SDN 8 Padangsambian ini yang mengalami rusak parah, karena menurutnya, sekolah yang rusak parah seperti ini harus diprioritaskan demi kelancaran belajar dan keselamatan siswa.
Mianawati berharap, pihak pemerintah segera melakukan tindakan perehaban atau pembangunan kembali gedung sekolah ini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. "Jika kami mengambil dana komite untuk perehaban pastinya tidak akan diberikan karena dilarang. Ya, kami sekarang posisi hanya menunggu keputusan kembali dari Disdikpora Denpasar untuk perehaban secara menyeluruh. Kalau hanya diperbaiki sudah tidak memungkinkan lagi fisiknya yang sudah sangat rapuh ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kasubag Perencanaan Disdikpora Kota Denpasar, I Made Sudarya saat dikonfirmasi, mengatakan tertundanya pembangunan SDN 8 Padangsambian ini karena persoalan anggaran Pemerintah Kota Denpasar yang terbatas, sehingga belum bisa dilakukan perbaikan pada tahun 2017. “Gimana lagi, persoalan anggaran sedikit, sehingga tidak bisa dimasukkan tahun ini,” ujarnya.
Dikatakan, jumlah sekolah yang rusak awalnya tercatat sebanyak 167 sekolah, namun yang sudah diperbaiki baru 52 sekolah. Jadi Kota Denpasar sampai saat ini memiliki 115 sekolah yang rusak. Selain itu, sudah ada 50 DED yang masih belum bisa dianggarkan, karena anggaran untuk jumlah tersebut membutuhkan sekitar Rp 240 miliar dalam penyelesaiannya. Ia berharap di tahun 2018 bisa terakomodir.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kadisdikpora Kota Denpasar, I Wayan Gunawan mengaku baru mengetahui SDN 8 Padangsambian dalam kondisi rusak parah karena dirinya belum ada sebulan menjabat Kadisdikpora Denpasar setelah dimutasi Juni lalu. “Saya akan cek dulu sekolahnya ya, terima kasih informasinya,” ucapnya singkat, saat dikonfirmasi via ponselnya, kemarin. *cr63
Dari pantauan NusaBali, Senin (10/7), ada tiga ruang kelas di sisi utara yang mengalami kerusakan cukup parah seperti atap yang bocor, tembok compang camping hingga pilar dari kayu yang sudah rapuh sehingga gedung ini rawan ambruk.
Pihak sekolah mengaku tetap memaksakan masih menggunakan gedung ini sebagai saran belajar dengan alasan tidak ada lagi tempat untuk menampung siswa baru yang mencapai 90 orang.
Kepala Sekolah SDN 8 Padangsambian AA Rai Mianawati saat ditemui, kemarin, mengatakan, gedung sekolah yang dipimpinnya ini sejatinya sudah mengalami kerusakan sejak tahun 2009, namun belum sempat dilakukan perbaikan secara total hanya dilakukan tambal sulam.
Mianawati mengaku pihaknya sudah mengajukan permohonan perbaikan kepada Disdikpora Kota Denpasar sejak tahun 2016 dan dijanjikan akan dikerjakan pada tahun 2017. Bahkan dari pengajuannya itu sudah dikeluarkan DED gedung yang akan direhab tersebut.
Namun pada kenyataannya menurut Mianawati, saat dikonfirmasi ke Disdikpora, dikatakan bahwa gedung SDN 8 Padangsambian belum masuk dalam perehaban di tahun ini, namun pada tahun 2018. "Saya sudah mengajukan tahun 2016 untuk dilakukan perehaban total, dan sudah ada DED juga, karena waktu itu yang membuatkan DED pihak pemerintah yang ke lapangan karena gambar yang kami ajukan tidak diterima. Mereka bilang akan bertingkat menjadi 4 kelas. Tapi kenyataanya sampai sekarang belum ada," keluhnya.
Selain itu, SK untuk perobohan gedung ini juga belum dikeluarkan oleh Disdikpora, sehingga pihaknya sekolah belum berani mengambil keputusan kecuali masih memberlakukan kelas tersebut untuk kegiatan belajar siswa baru. "Bahkan orangtua siswa saat mengantarkan anaknya tadi was-was gedung ini ambruk, mereka juga kebingungan saat hujan turun mau berteduh dimana. Beruntung masih bisa kita tambal yang bocor, mudah-mudahan saat hujan benar-benar tidak bocor," ujarnya.
Jika dilihat dari letak sekolah yang berada di jantung kota, menurut Mianawati, tidak seharusnya ada sekolah seperti SDN 8 Padangsambian ini yang mengalami rusak parah, karena menurutnya, sekolah yang rusak parah seperti ini harus diprioritaskan demi kelancaran belajar dan keselamatan siswa.
Mianawati berharap, pihak pemerintah segera melakukan tindakan perehaban atau pembangunan kembali gedung sekolah ini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. "Jika kami mengambil dana komite untuk perehaban pastinya tidak akan diberikan karena dilarang. Ya, kami sekarang posisi hanya menunggu keputusan kembali dari Disdikpora Denpasar untuk perehaban secara menyeluruh. Kalau hanya diperbaiki sudah tidak memungkinkan lagi fisiknya yang sudah sangat rapuh ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kasubag Perencanaan Disdikpora Kota Denpasar, I Made Sudarya saat dikonfirmasi, mengatakan tertundanya pembangunan SDN 8 Padangsambian ini karena persoalan anggaran Pemerintah Kota Denpasar yang terbatas, sehingga belum bisa dilakukan perbaikan pada tahun 2017. “Gimana lagi, persoalan anggaran sedikit, sehingga tidak bisa dimasukkan tahun ini,” ujarnya.
Dikatakan, jumlah sekolah yang rusak awalnya tercatat sebanyak 167 sekolah, namun yang sudah diperbaiki baru 52 sekolah. Jadi Kota Denpasar sampai saat ini memiliki 115 sekolah yang rusak. Selain itu, sudah ada 50 DED yang masih belum bisa dianggarkan, karena anggaran untuk jumlah tersebut membutuhkan sekitar Rp 240 miliar dalam penyelesaiannya. Ia berharap di tahun 2018 bisa terakomodir.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kadisdikpora Kota Denpasar, I Wayan Gunawan mengaku baru mengetahui SDN 8 Padangsambian dalam kondisi rusak parah karena dirinya belum ada sebulan menjabat Kadisdikpora Denpasar setelah dimutasi Juni lalu. “Saya akan cek dulu sekolahnya ya, terima kasih informasinya,” ucapnya singkat, saat dikonfirmasi via ponselnya, kemarin. *cr63
1
Komentar