Dispar Imbau Terapkan Prokes Mandiri
Virus Nipah Merebak di India
DENPASAR, NusaBali - Virus Nipah tengah merebak di India. Merebaknya virus Nipah tersebut membuat waswas dunia pariwisata Bali yang baru saja pulih dari pandemi Covid-19. Tak mau ‘luka lama’ kembali menganga, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali mengimbau masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes) mandiri.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali Tjokorda Bagus Pemayun, mengaku belum menerima arahan dari Kementerian Kesehatan RI terkait respons wabah virus Nipah ini. Namun, kekhawatiran mengemuka lantaran jumlah wisatawan asal India kini berada di posisi kedua.
“Belum ada (arahan) dari Kemenkes. Tapi, kami selalu berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar di Bandara Ngurah Rai,” ujar Tjok Pemayun di Kantor Dispar Bali, Jalan Letjen S Parman, Niti Mandala Denpasar, Jumat (6/10/2023).
Meski begitu, Tjok Pemayun mengimbau para stakeholder yang bersinggungan dengan wisatawan mancanegara (wisman), termasuk dari India, untuk menerapkan prokes mandiri. Misalnya, memakai masker dan memantau kesehatan diri. “Kalau merasa kurang enak badan ya pakai masker. Bila perlu jangan meng-handle wisatawan dulu kalau kondisi kurang fit,” imbau birokrat asal Gianyar ini.
Sejauh ini, Dispar Bali belum mengambil tindakan sebelum ada arahan dari Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Tjok Pemayun menegaskan, dirinya tidak mau gegabah mengambil tindakan terkait potensi penyebaran virus Nipah ke Bali tanpa ada payung hukum yang jelas. Sebab, wisatawan India juga bekontribusi besar dari segi jumlah kunjungan dan tingkat spending di Bali.
Data kunjungan wisman ke Bali selama Januari-Agustus 2023 disebut mencapai 3,4 juta. Wisatawan India berada di posisi kedua setelah wisatawan Australia dengan lebih dari 1.000 orang per hari.
Untuk diketahui, virus Nipah tengah merebah di India khususnya di Negara Bagian Kerala. World Health Organization (WHO) melaporkan, enam kasus infeksi Nipah telah terkonfirmasi selama 12-15 September 2023. Enam kasus terkonfirmasi ini seluruhnya berjenis kelamin laki-laki. Kemudian per 27 September 2023, sebanyak 1.288 kontak terhadap kasus terkonfirmasi telah di-tracing.
WHO menjelaskan, virus Nipah bersifat zoonosis atau penyakit yang ditularkan melalui kontak hewan terinfeksi dengan manusia, seperti kelelawar dan babi. Kasus penularan antarmanusia mungkin terjadi, namun disebut masih kurang lazim. 7 ol1
“Belum ada (arahan) dari Kemenkes. Tapi, kami selalu berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar di Bandara Ngurah Rai,” ujar Tjok Pemayun di Kantor Dispar Bali, Jalan Letjen S Parman, Niti Mandala Denpasar, Jumat (6/10/2023).
Meski begitu, Tjok Pemayun mengimbau para stakeholder yang bersinggungan dengan wisatawan mancanegara (wisman), termasuk dari India, untuk menerapkan prokes mandiri. Misalnya, memakai masker dan memantau kesehatan diri. “Kalau merasa kurang enak badan ya pakai masker. Bila perlu jangan meng-handle wisatawan dulu kalau kondisi kurang fit,” imbau birokrat asal Gianyar ini.
Sejauh ini, Dispar Bali belum mengambil tindakan sebelum ada arahan dari Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Tjok Pemayun menegaskan, dirinya tidak mau gegabah mengambil tindakan terkait potensi penyebaran virus Nipah ke Bali tanpa ada payung hukum yang jelas. Sebab, wisatawan India juga bekontribusi besar dari segi jumlah kunjungan dan tingkat spending di Bali.
Data kunjungan wisman ke Bali selama Januari-Agustus 2023 disebut mencapai 3,4 juta. Wisatawan India berada di posisi kedua setelah wisatawan Australia dengan lebih dari 1.000 orang per hari.
Untuk diketahui, virus Nipah tengah merebah di India khususnya di Negara Bagian Kerala. World Health Organization (WHO) melaporkan, enam kasus infeksi Nipah telah terkonfirmasi selama 12-15 September 2023. Enam kasus terkonfirmasi ini seluruhnya berjenis kelamin laki-laki. Kemudian per 27 September 2023, sebanyak 1.288 kontak terhadap kasus terkonfirmasi telah di-tracing.
WHO menjelaskan, virus Nipah bersifat zoonosis atau penyakit yang ditularkan melalui kontak hewan terinfeksi dengan manusia, seperti kelelawar dan babi. Kasus penularan antarmanusia mungkin terjadi, namun disebut masih kurang lazim. 7 ol1
1
Komentar