Kapolresta Sosialisasi Bullying ke Sekolah-sekolah
DENPASAR, NusaBali - Maraknya kasus bullying yang terjadi pada lingkungan sekolah belakangan ini menjadi perhatian Kapolresta Denpasar Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas.
Dia meminta jajarannya untuk turun ke sekolah-sekolah dalam kegiatan kemasyarakatan untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya bullying.
Sosialisasi bahaya bullying ini dilakukan agar para siswa memiliki kesadaran dan pengetahuan bahwa tindakan seperti itu tidak baik. Tujuannya untuk membangun lingkungan sekolah menjadi tempat belajar yang nyaman bagi semua siswa. Bullying merupakan masalah serius yang dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis.
"Belakangan ini di beberapa daerah di Indonesia viral kasus bullying. Meskipun di Denpasar belum ada kejadian seperti itu, Bapak Kapolresta memberikan perhatian serius dengan meminta jajaran untuk menghadirkan program-program preventif yang dapat mengurangi dan mencegah terjadinya tindakan perundungan," ungkap Kasat Polair Polresta Denpasar Kompol Raka Sugita usai sosialisasi di SDN 2 Tonja, Denpasar Utara, Jumat (6/10).
Menurut Data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) kata Kompol Raka sepanjang Januari sampai September 2023 ada 23 kasus bullying. Dimana 50 persen kasus perundungan ini terjadi di lingkungan sekolah.
Kegiatan sosialisasi kemarin anak-anak diajak pentingnya sikap saling menghargai dan menghormati sesama. "Yang punya peran penting di sini adalah orangtua dan guru. Kalau dua pihak ini berhasil otomatis lingkungan akan berubah ke arah yang lebih baik," pungkasnya.
Sementara Kapolsek Denpasar Utara Iptu I Putu Carlos Dolesgit yang kemarin juga hadir di SDN 2 Tonja mengatakan mengatasi masalah ini adalah tanggung jawab semua pihak. Kehadiran polisi di SDN 2 Tonja kemarin untuk memberikan gambaran kepada para siswa bahwa perbuatan bullying tidak benar dan bisa dihukum. "Selamatkan generasi depan kita. Biarkan anak-anak tumbuh dan berkembang tanpa rasa takut dan terhindar dari intimidasi," pungkasnya. 7 pol
Sosialisasi bahaya bullying ini dilakukan agar para siswa memiliki kesadaran dan pengetahuan bahwa tindakan seperti itu tidak baik. Tujuannya untuk membangun lingkungan sekolah menjadi tempat belajar yang nyaman bagi semua siswa. Bullying merupakan masalah serius yang dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis.
"Belakangan ini di beberapa daerah di Indonesia viral kasus bullying. Meskipun di Denpasar belum ada kejadian seperti itu, Bapak Kapolresta memberikan perhatian serius dengan meminta jajaran untuk menghadirkan program-program preventif yang dapat mengurangi dan mencegah terjadinya tindakan perundungan," ungkap Kasat Polair Polresta Denpasar Kompol Raka Sugita usai sosialisasi di SDN 2 Tonja, Denpasar Utara, Jumat (6/10).
Menurut Data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) kata Kompol Raka sepanjang Januari sampai September 2023 ada 23 kasus bullying. Dimana 50 persen kasus perundungan ini terjadi di lingkungan sekolah.
Kegiatan sosialisasi kemarin anak-anak diajak pentingnya sikap saling menghargai dan menghormati sesama. "Yang punya peran penting di sini adalah orangtua dan guru. Kalau dua pihak ini berhasil otomatis lingkungan akan berubah ke arah yang lebih baik," pungkasnya.
Sementara Kapolsek Denpasar Utara Iptu I Putu Carlos Dolesgit yang kemarin juga hadir di SDN 2 Tonja mengatakan mengatasi masalah ini adalah tanggung jawab semua pihak. Kehadiran polisi di SDN 2 Tonja kemarin untuk memberikan gambaran kepada para siswa bahwa perbuatan bullying tidak benar dan bisa dihukum. "Selamatkan generasi depan kita. Biarkan anak-anak tumbuh dan berkembang tanpa rasa takut dan terhindar dari intimidasi," pungkasnya. 7 pol
1
Komentar