Sekda Bali: Tidak Ada Pembatasan Aktivitas Pekerja-Pelajar saat KTT AIS
DENPASAR, NusaBali - Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra memastikan tidak akan ada pembatasan atau penghentian aktivitas bagi pekerja dan pelajar selama berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic Island States (KTT AIS) Forum.
Hal ini disampaikan Dewa Made dalam konferensi pers road to KTT AIS yang digelar Kominfo di Denpasar, Jumat (6/10/2023).
Berkaca dari G20, pemerintah daerah melakukan pembatasan dengan meliburkan sekolah dan meminta perusahaan di sekitar rute kegiatan untuk mempekerjakan karyawannya dari rumah.
“Pasti tidak ada yang terganggu, karena kami tidak melakukan pembatasan-pembatasan, apalagi penghentian aktivitas. Ini berbeda dengan G20, itu memang kami melakukan sedikit pembatasan, termasuk meminta beberapa perusahaan yang akan dilewati rute kepala negara untuk melakukan aktivitas work from home (WFH),” kata Dewa Indra.
Selain demi masyarakat bisa beraktivitas dengan normal, Pemprov Bali juga mempertimbangkan kondisi Covid-19 saat G20 yang masih berstatus pandemi, sementara saat ini virus tersebut berhasil tertangani, sehingga pembatasan dirasa tidak diperlukan.
Namun, Pemprov Bali meminta masyarakat memaklumi kondisi jalan utama dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju kawasan ITDC Nusa Dua yang sewaktu-waktu ditutup. Hal ini akan berlangsung pada 8 Oktober 2023, saat delegasi mulai berdatangan.
“Rekayasa lalu lintas tidak permanen, itu dilakukan pada saat kedatangan atau perjalanan kepala negara atau pimpinan delegasi, sehingga situasional. Perubahan lalu lintas tidak ada, cuma pengaturan lampu lalu lintas dan penjagaan beberapa perempatan dan pertigaan yang dilakukan beberapa menit saja,” kata Dewa Indra.
Birokrat asal Buleleng itu mengatakan KTT AIS yang puncaknya berlangsung pada 10-11 Oktober 2023, dijadwalkan berlangsung terpusat, yaitu di area ITDC Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, dan tujuh hotel utama di sekitar area yang digunakan para tamu kenegaraan menginap.
Sekda Dewa Indra meyakini lalu lintas akan berjalan lancar asal disampaikan dengan jelas, sehingga tidak salah menafsirkan saat sewaktu-waktu terjadi kemacetan.
“Normalnya kan lampu lalu lintas merah, hijau, kuning, tapi ketika delegasi lewat dari pusat kontrol kita atur agar delegasi tidak menemui lampu merah. Ini harus diketahui masyarakat, begitu juga penutupan jalan tertentu saja, penutupan permanen tidak akan dilakukan, tetapi perempatan dan pertigaan dilakukan beberapa menit saja, dengan demikian delegasi merasakan kenyamanan dan masyarakat juga bisa melanjutkan aktivitas tanpa terhenti dalam waktu lama,” ujarnya.
Untuk mendukung kelancaran lalu lintas, Pemprov Bali melalui dinas perhubungan juga bersinergi dengan kepolisian dan TNI untuk mengamankan rute dari bandara menuju akomodasi penginapan dan lokasi KTT AIS. 7 ant
Berkaca dari G20, pemerintah daerah melakukan pembatasan dengan meliburkan sekolah dan meminta perusahaan di sekitar rute kegiatan untuk mempekerjakan karyawannya dari rumah.
“Pasti tidak ada yang terganggu, karena kami tidak melakukan pembatasan-pembatasan, apalagi penghentian aktivitas. Ini berbeda dengan G20, itu memang kami melakukan sedikit pembatasan, termasuk meminta beberapa perusahaan yang akan dilewati rute kepala negara untuk melakukan aktivitas work from home (WFH),” kata Dewa Indra.
Selain demi masyarakat bisa beraktivitas dengan normal, Pemprov Bali juga mempertimbangkan kondisi Covid-19 saat G20 yang masih berstatus pandemi, sementara saat ini virus tersebut berhasil tertangani, sehingga pembatasan dirasa tidak diperlukan.
Namun, Pemprov Bali meminta masyarakat memaklumi kondisi jalan utama dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju kawasan ITDC Nusa Dua yang sewaktu-waktu ditutup. Hal ini akan berlangsung pada 8 Oktober 2023, saat delegasi mulai berdatangan.
“Rekayasa lalu lintas tidak permanen, itu dilakukan pada saat kedatangan atau perjalanan kepala negara atau pimpinan delegasi, sehingga situasional. Perubahan lalu lintas tidak ada, cuma pengaturan lampu lalu lintas dan penjagaan beberapa perempatan dan pertigaan yang dilakukan beberapa menit saja,” kata Dewa Indra.
Birokrat asal Buleleng itu mengatakan KTT AIS yang puncaknya berlangsung pada 10-11 Oktober 2023, dijadwalkan berlangsung terpusat, yaitu di area ITDC Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, dan tujuh hotel utama di sekitar area yang digunakan para tamu kenegaraan menginap.
Sekda Dewa Indra meyakini lalu lintas akan berjalan lancar asal disampaikan dengan jelas, sehingga tidak salah menafsirkan saat sewaktu-waktu terjadi kemacetan.
“Normalnya kan lampu lalu lintas merah, hijau, kuning, tapi ketika delegasi lewat dari pusat kontrol kita atur agar delegasi tidak menemui lampu merah. Ini harus diketahui masyarakat, begitu juga penutupan jalan tertentu saja, penutupan permanen tidak akan dilakukan, tetapi perempatan dan pertigaan dilakukan beberapa menit saja, dengan demikian delegasi merasakan kenyamanan dan masyarakat juga bisa melanjutkan aktivitas tanpa terhenti dalam waktu lama,” ujarnya.
Untuk mendukung kelancaran lalu lintas, Pemprov Bali melalui dinas perhubungan juga bersinergi dengan kepolisian dan TNI untuk mengamankan rute dari bandara menuju akomodasi penginapan dan lokasi KTT AIS. 7 ant
1
Komentar