Pelatihan Serati Banten Libatkan Krama Istri dan Pamangku
AMLAPURA, NusaBali - Desa Adat Culik, Kecamatan Abang, Karangasem menggelar pelatihan serati banten dengan melibatkan anggota Pakis (Paiketan Krama Istri), pamangku, dan perwakilan krama desa seket (krama 50).
Bendesa Adat Culik I Nyoman Alit Biantara bersama Penyarikan I Ketut Sudarma mengkoordinasikan acara itu di wantilan Pura Puseh, Banjar Amerta Sari, Desa Adat Culik, Kecamatan Abang, Jumat (6/10).
Materi pelatihan diberiken oleh pemateri I Ketut Suji tentang tatwa dan susila, serta Ida Ayu Nyoman Jelantik tentang upakara. Dengan penjelasannya itu, peserta terutama dari anggota Pakis makin memahami makna upacara yang selama ini mereka buat.
"Selama ini krama istri kebanyakan bisanya hanya menata banten. Tetapi banyak yang tidak tahu simbol upakara, dan makna serta persembahannya," jelas Bendesa Adat Culik I Nyoman Alit Biantara.
Ketua Panitia I Wayan Jaya mengapresiasi semangat peserta yang ambil bagian dalam memahami makna dari upakara yang mereka buat selama ini. "Selama ini kebanyakan hanya bisa menata upakara, kebanyakan belum tentu mengetahui makna. Ini lah pentingnya menggelar pelatihan serati banten," jelas Jaya.
Pelatihan tak hanya mengutamakan praktik, kata Jaya, namun juga memahami tatwa dan susila dari upakara itu sendiri. 30 peserta yang hadir, hari pertama mendapatkan materi, pentingnya memahami tatwa, susila dan upacara itu, hari kedua, Sabtu (7/10) praktik.
"Setiap upacara yang kita laksanakan, mesti sesuai tiga kerangka agama Hindu, yakni tatwa, susila dan upacara. Esensinya seperti apa, etikanya bagaimana dan tempat persembahan upakara itu di mana," tambahnya.
Pemateri I Ketut Suji yang juga penyuluh Agama Hindu di Kecamatan Abang, memaparkan tentang tatwa dan susila, terkait banten otonan. "Otonan itu merupakan upacara peringatan hari lahir, setiap enam bulan sekali. Di sana ada proses penyucian diri dan pendekatan diri," jelasnya.
Di samping itu, lanjut Suji, pentingnya ada rasa syukur, atas anugerah sang maha pemurah yang selama ini telah memberikan anugerah keselamatan lahir dan bathin. Dia juga memperkenalkan simbol-simbol banten dan maknanya, sehingga para serati banten lebih memahami hasil karyanya yang mereka buat selama ini.
Ida Ayu Nyoman Jelantik, sebagai pengawas Agama Hindu Kecamatan Abang, hanya memberikan materi tentang upakara, atau tata cara membuat upakara untuk kepentingan upacara. "Perlu kita ketahui arti kata serati, itu artinya kusir, atau pengendali. Serati banten itu sebagai pengendali di setiap upacara," jelasnya.
Peserta pelatihan, Ni Nengah Tinggen dan Ni Nyoman Sekar dari Banjar Merita, Desa Labasari, Kecamatan Abang, mengaku baru kali ini mengetahui makna dari banten yang selama dibuatnya.7k16
1
Komentar