Komplek Ruko Terbakar, Warga Sekitar TKP Panik
BPBD Bali Imbau Waspada Bencana Kebakaran
SINGARAJA, NusaBali - Sebuah komplek ruko di Jalan Ngurah Rai tepatnya di depan KFC Singaraja wilayah Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, terbakar pada Minggu (8/10).
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun si jago merah mengamuk, hingga melalap seluruh bagian lantai dua toko. Kebakaran pada Minggu pagi itu pun menarik perhatian warga. Kebakaran juga sempat menimbulkan warga yang bermukim di sekitar TKP ruko terbakar. Mereka khawatir api merembet ke pemukiman.
Informasi yang dihimpun, kebakaran tersebut diduga bermula dari salah satu karyawan toko penjual mainan dan perlengkapan bayi yang melakukan persembahyangan dengan sarana canang dan dupa di lantai dua toko, sekitar pukul 07.30 Wita. Lantai dua tersebut digunakan sebagai gudang barang berupa mainan anak-anak dan perlengkapan bayi.
Karyawan toko itu diduga meninggalkan lantai dua usai bersembahyang dengan kondisi api dupa masih menyala. Sejam berselang, sekitar pukul 08.30 Wita, seorang warga memberitahukan bahwa telah terjadi kebakaran di lantai dua toko. Karyawan toko kemudian mengecek informasi tersebut, dan kemudian menghubungi petugas Dinas Pemadam Kebakaran.
Dari pantauan di lapangan, kebakaran terjadi begitu hebat. Petugas pemadam kebakaran bahkan beberapa kali harus mengisi tangki air untuk menjinakkan api. Kebakaran ini diperparah dengan kembang api yang tersimpan di dalam gudang dan ikut tersulut api. Proses pemadaman itu pun menjadi tontonan warga yang tengah lewat di lokasi tersebut.
Selain itu, warga yang tinggal di sekitar lokasi juga tampak panik. Mereka keluar rumah dan mengevakuasi barang-barang mereka. Api dikhawatirkan merembet ke rumah mereka, sebab lokasi toko tersebut berada di dekat pemukiman padat penduduk. "Api munculnya dari lantai dua. Katanya berasal dari percikan api dupa. Ini saya juga khawatir merembet ke rumah. Di belakang itu ada kos-kosan," ujar seorang warga di lokasi.
Kapolsek Singaraja, Kompol I Komang Agus Sudarsana mengatakan api berhasil dipadamkan sekitar pukul 11.00 Wita. Pemadaman dilakukan oleh tiga unit mobil pemadam kebakaran milik Dinas Pemadam Kebakaran Pemkab Buleleng dan satu unit mobil Armoured Water Cannon (AWC) milik Satuan Samapta Polres Buleleng. Kompol Agus Sudarsana menyebut, pihaknya belum mengetahui pasti penyebab kebakaran tersebut. Namun, api diduga pertama muncul dari bangunan lantai dua barisan kedua toko. Api kemudian merembet ke bangunan yang lain, hingga melalap apotek yang ada di sebelahnya.
"Penyebabnya masih kita dalami, kami masih lakukan penyelidikan. Ada empat ruko yang terbakar. Api pertama muncul dari lantai dua ruko nomor dua," ujarnya.
Belum diketahui pasti kerugian yang terjadi akibat terbakarnya empat ruko milik Mulyawan, 50, warga Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng tersebut. Namun kerugian diperkirakan mencapai hingga ratusan juta rupiah. Saat ini, peristiwa tersebut masih ditangani Polsek Kota Singaraja, untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi juga telah melakukan olah TKP.
Sementara terkait fenomena El Nino, kejadian bencana dilaporkan meningkat selama periode bulan September di Bali. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengungkapkan sepanjang periode tersebut telah terjadi 68 kejadian bencana yang tersebar di 9 Kabupaten/Kota di Bali.
Adapun 68 kejadian bencana selama bulan September meliputi tanah longsor (2 kejadian), abrasi (1), cuaca ekstrem (1), kekeringan (10), kebakaran hutan/lahan (27), dan kebakaran gedung (27). "Jumlah kejadian bulan ini meningkat dibandingkan dengan kejadian bencana di bulan Agustus lalu," jelas Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bali, I Made Rentin, Minggu (8/10). Pada periode bulan Agustus 2023 terdapat 56 kejadian bencana terdiri dari kebakaran gedung/pemukiman, kebakaran hutan/lahan, cuaca ekstrem, kekeringan, gempa bumi, dan tanah longsor dengan estimasi kerugian Rp 1,7 miliar.
Dampak kejadian bencana di Pulau Dewata selama bulan September telah mengakibatkan 4 warga terluka. Sementara bangunan terdampak meliputi 13 rumah rusak berat, 2 rumah rusak sedang, 6 rumah rusak ringan. Selain itu fasilitas umum berupa 1 sarana pendidikan, 5 sarana ibadah, 1 sarana kesehatan, dan 3 bangunan lainnya juga mengalami kerusakan. Selain itu sepanjang bulan September hutan/lahan seluas 5,34 hektare juga mengalami kerusakan akibat kebakaran.
"Estimasi (total) kerugian Rp 2,4 miliar," terang Rentin. Bencana kebakaran hutan/lahan dan kebakaran gedung/pemukiman masih menjadi perhatian serius BPBD Bali karena menjadi kejadian bencana yang paling dominan selama dua bulan terakhir. Terdapat 27 kejadian kebakaran hutan/lahan pada bulan September. Paling banyak terjadi di Kabupaten Karangasem (13), disusul Kabupaten Buleleng (5) dan Kabupaten Bangli (5). Sementara itu, kebakaran yang menimpa gedung/pemukiman juga dilaporkan sebanyak 27 kejadian sepanjang bulan September.
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar pada 30 September lalu memperingatkan waspada potensi kekeringan di wilayah Bali bagian utara, barat, selatan, dan timur. Sepanjang Bulan September, BPBD Provinsi, BPBD Kab/Kota se-Bali, dan PMI telah mendistribusikan air bersih sedikitnya 300 ribu liter ke wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan di Kabupaten Buleleng, Jembrana, Bangli, dan Karangasem. "Waspadai kebakaran hutan dan lahan dengan tidak melakukan aktivitas pembakaran tanpa pengawasan dan hemat penggunaan air bersih. Mari tingkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan untuk Bali yang tangguh bencana," imbau Kalaksa BPBD Bali Made Rentin. 7 mzk, cr78
Informasi yang dihimpun, kebakaran tersebut diduga bermula dari salah satu karyawan toko penjual mainan dan perlengkapan bayi yang melakukan persembahyangan dengan sarana canang dan dupa di lantai dua toko, sekitar pukul 07.30 Wita. Lantai dua tersebut digunakan sebagai gudang barang berupa mainan anak-anak dan perlengkapan bayi.
Karyawan toko itu diduga meninggalkan lantai dua usai bersembahyang dengan kondisi api dupa masih menyala. Sejam berselang, sekitar pukul 08.30 Wita, seorang warga memberitahukan bahwa telah terjadi kebakaran di lantai dua toko. Karyawan toko kemudian mengecek informasi tersebut, dan kemudian menghubungi petugas Dinas Pemadam Kebakaran.
Dari pantauan di lapangan, kebakaran terjadi begitu hebat. Petugas pemadam kebakaran bahkan beberapa kali harus mengisi tangki air untuk menjinakkan api. Kebakaran ini diperparah dengan kembang api yang tersimpan di dalam gudang dan ikut tersulut api. Proses pemadaman itu pun menjadi tontonan warga yang tengah lewat di lokasi tersebut.
Selain itu, warga yang tinggal di sekitar lokasi juga tampak panik. Mereka keluar rumah dan mengevakuasi barang-barang mereka. Api dikhawatirkan merembet ke rumah mereka, sebab lokasi toko tersebut berada di dekat pemukiman padat penduduk. "Api munculnya dari lantai dua. Katanya berasal dari percikan api dupa. Ini saya juga khawatir merembet ke rumah. Di belakang itu ada kos-kosan," ujar seorang warga di lokasi.
Kapolsek Singaraja, Kompol I Komang Agus Sudarsana mengatakan api berhasil dipadamkan sekitar pukul 11.00 Wita. Pemadaman dilakukan oleh tiga unit mobil pemadam kebakaran milik Dinas Pemadam Kebakaran Pemkab Buleleng dan satu unit mobil Armoured Water Cannon (AWC) milik Satuan Samapta Polres Buleleng. Kompol Agus Sudarsana menyebut, pihaknya belum mengetahui pasti penyebab kebakaran tersebut. Namun, api diduga pertama muncul dari bangunan lantai dua barisan kedua toko. Api kemudian merembet ke bangunan yang lain, hingga melalap apotek yang ada di sebelahnya.
"Penyebabnya masih kita dalami, kami masih lakukan penyelidikan. Ada empat ruko yang terbakar. Api pertama muncul dari lantai dua ruko nomor dua," ujarnya.
Belum diketahui pasti kerugian yang terjadi akibat terbakarnya empat ruko milik Mulyawan, 50, warga Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng tersebut. Namun kerugian diperkirakan mencapai hingga ratusan juta rupiah. Saat ini, peristiwa tersebut masih ditangani Polsek Kota Singaraja, untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi juga telah melakukan olah TKP.
Sementara terkait fenomena El Nino, kejadian bencana dilaporkan meningkat selama periode bulan September di Bali. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengungkapkan sepanjang periode tersebut telah terjadi 68 kejadian bencana yang tersebar di 9 Kabupaten/Kota di Bali.
Adapun 68 kejadian bencana selama bulan September meliputi tanah longsor (2 kejadian), abrasi (1), cuaca ekstrem (1), kekeringan (10), kebakaran hutan/lahan (27), dan kebakaran gedung (27). "Jumlah kejadian bulan ini meningkat dibandingkan dengan kejadian bencana di bulan Agustus lalu," jelas Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bali, I Made Rentin, Minggu (8/10). Pada periode bulan Agustus 2023 terdapat 56 kejadian bencana terdiri dari kebakaran gedung/pemukiman, kebakaran hutan/lahan, cuaca ekstrem, kekeringan, gempa bumi, dan tanah longsor dengan estimasi kerugian Rp 1,7 miliar.
Dampak kejadian bencana di Pulau Dewata selama bulan September telah mengakibatkan 4 warga terluka. Sementara bangunan terdampak meliputi 13 rumah rusak berat, 2 rumah rusak sedang, 6 rumah rusak ringan. Selain itu fasilitas umum berupa 1 sarana pendidikan, 5 sarana ibadah, 1 sarana kesehatan, dan 3 bangunan lainnya juga mengalami kerusakan. Selain itu sepanjang bulan September hutan/lahan seluas 5,34 hektare juga mengalami kerusakan akibat kebakaran.
"Estimasi (total) kerugian Rp 2,4 miliar," terang Rentin. Bencana kebakaran hutan/lahan dan kebakaran gedung/pemukiman masih menjadi perhatian serius BPBD Bali karena menjadi kejadian bencana yang paling dominan selama dua bulan terakhir. Terdapat 27 kejadian kebakaran hutan/lahan pada bulan September. Paling banyak terjadi di Kabupaten Karangasem (13), disusul Kabupaten Buleleng (5) dan Kabupaten Bangli (5). Sementara itu, kebakaran yang menimpa gedung/pemukiman juga dilaporkan sebanyak 27 kejadian sepanjang bulan September.
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar pada 30 September lalu memperingatkan waspada potensi kekeringan di wilayah Bali bagian utara, barat, selatan, dan timur. Sepanjang Bulan September, BPBD Provinsi, BPBD Kab/Kota se-Bali, dan PMI telah mendistribusikan air bersih sedikitnya 300 ribu liter ke wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan di Kabupaten Buleleng, Jembrana, Bangli, dan Karangasem. "Waspadai kebakaran hutan dan lahan dengan tidak melakukan aktivitas pembakaran tanpa pengawasan dan hemat penggunaan air bersih. Mari tingkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan untuk Bali yang tangguh bencana," imbau Kalaksa BPBD Bali Made Rentin. 7 mzk, cr78
1
Komentar