Polri Gunakan Kamera di Tubuh Pantau Keamanan KTT AIS
DENPASAR, NusaBali - Petugas pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island State (KTT AIS) Forum 2023 menggunakan teknologi kamera di tubuh atau body worn camera guna memantau keamanan konferensi internasional di Nusa Dua, pada 10-11 Oktober.
"Body worn camera ini terpasang di personel kami yang bertugas di kawasan yang berseragam, untuk bisa memonitor situasi apa yang ada di lapangan dan tempat itu tak ada CCTV (kamera pengawas)," kata Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Polda Bali Kombes Pol Ambariyadi Wijaya dalam keterangannya di Denpasar, Senin (9/10).
Seluruh pengamanan KTT AIS Forum 2023 dikendalikan dari 91 pusat komando atau command center di ITDC Nusa Dua, Bali. Penggunaan kamera tubuh itu mencakup wilayah-wilayah yang tidak dilengkapi dengan kamera pengawas. "Kami di sini (pusat komando), memonitor CCTV jumlahnya 1.357. Namun, ada area-area yang tidak terjangkau CCTV. Nah, maka digunakanlah ini. Jumlahnya ada 100 unit yang terpasang di anggota," jelasnya.
Selain memantau situasi di lapangan, kamera di tubuh personel pengamanan itu berfungsi sebagai alat mengirim kondisi darurat dari anggota yang berjaga. "Ini berfungsi sebagai SOS. Jadi, saat anggota ada situasi kepentingan, dia bisa memencet tombol dan melaporkan ke posko soal situasi yang terjadi. Ini juga ada handy talkie juga," katanya.
Ambariyadi menyatakan jaringan internet yang tersedia di Bali cukup baik untuk mendukung penerapan teknologi canggih tersebut, karena selama setahun terakhir Pulau Dewata telah menjadi tempat beberapa penyelenggaraan acara internasional. "Kami diatensi oleh bapak kadiv TIK (Polri). Memang, Bali ini gelaran-gelaran pengamanan internasional kurang lebih ada 150 kegiatan. Jadi, bapak kadiv TIK memerintahkan kami kira-kira apa yang dibutuhkan untuk di-update terus. Misalnya, body worn ini dulu saja. Sekarang dikasih aplikasi tambahan dan headset untuk mempermudah kerja anggota," ujarnya. 7 ant
Seluruh pengamanan KTT AIS Forum 2023 dikendalikan dari 91 pusat komando atau command center di ITDC Nusa Dua, Bali. Penggunaan kamera tubuh itu mencakup wilayah-wilayah yang tidak dilengkapi dengan kamera pengawas. "Kami di sini (pusat komando), memonitor CCTV jumlahnya 1.357. Namun, ada area-area yang tidak terjangkau CCTV. Nah, maka digunakanlah ini. Jumlahnya ada 100 unit yang terpasang di anggota," jelasnya.
Selain memantau situasi di lapangan, kamera di tubuh personel pengamanan itu berfungsi sebagai alat mengirim kondisi darurat dari anggota yang berjaga. "Ini berfungsi sebagai SOS. Jadi, saat anggota ada situasi kepentingan, dia bisa memencet tombol dan melaporkan ke posko soal situasi yang terjadi. Ini juga ada handy talkie juga," katanya.
Ambariyadi menyatakan jaringan internet yang tersedia di Bali cukup baik untuk mendukung penerapan teknologi canggih tersebut, karena selama setahun terakhir Pulau Dewata telah menjadi tempat beberapa penyelenggaraan acara internasional. "Kami diatensi oleh bapak kadiv TIK (Polri). Memang, Bali ini gelaran-gelaran pengamanan internasional kurang lebih ada 150 kegiatan. Jadi, bapak kadiv TIK memerintahkan kami kira-kira apa yang dibutuhkan untuk di-update terus. Misalnya, body worn ini dulu saja. Sekarang dikasih aplikasi tambahan dan headset untuk mempermudah kerja anggota," ujarnya. 7 ant
1
Komentar