Pemuda Desa Gantung Sari Tewas Tabrak Lari
TABANAN, NusaBali - Kecelakaan tabrak lari terjadi di Jalur Denpasar-Gilimanuk tepatnya di sebelah barat Patung Adipura masuk kawasan Banjar Dauh Pala, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Selasa (10/10) dini hari.
Korbannya adalah pemuda asal Banjar Cepaka, Desa Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur I Made Rista Restiawan, 24. Dia ditabrak kendaraan minibus yang belum diketahui identitasnya.
Akibat kecelakaan tersebut, korban yang saat itu mengendarai Honda Scoopy nopol DK 4230 GV tewas ditempat. Dugaan sementara sopir minibus yang langsung kabur itu kurang waspada saat menyalip.
Informasi yang dihimpun kecelakaan terjadi sekitar pukul 02.25 wita. Saat itu korban datang dari arah timur (Denpasar) menuju arah barat (Gilimanuk). Setibanya di lokasi kejadian tepatnya di barat Patung Adi Pura pada jalurnya, mendadak ditabrak kendaraan menibus dari arah depan atau dari arah berlawanan.
Korban Restiawan pun terkapar di tengah jalan dan meninggal dilokasi kejadian. Dia mengalami pendarahan dari hidung serta sejumlah luka di kaki dan tangannya. Sementara itu kendaraanya dalam keadaan ringsek dibagian depan.
Kasat Lantas Polres Tabanan AKP Adrian Rizki Ramadhan mengatakan kecelakaan tersebut membuat korban meninggal dunia di lokasi kejadian. "Kejadian tabrak lari. Pelaku sudah kita lidik dengan memeriksa sejumlah CCTV disepanjang jalan," tegasnya.
Terpisah Perbekel Gadung Sari I Wayan Sindreg mengatakan korban Rista Restawan masih muda. Keseharinya bekerja di Denpasar menjadi sopir travel. "Pulang dini hari itu rencananya untuk mencari baju. Sesuai dengan cerita yang saya dapat, rencananya pulang jam 23.00 wita. Namun keluarga menunggu korban tak kunjung sampai. Akhirnya mendapat informasi dari teman korban bahwa korban ini kecelakaan," jelasnya.
Keluarga pun langsung menuju lokasi kejadian. Korban sempat dibawa ke RSUD Tabanan untuk dilakukan pemeriksaan luar. Kemudian setelah itu jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Banjar Cepaka. "Upacara korban rencananya dilangsungkan Selasa 17 Oktober dengan prosesi Ngaben di Setra Adat Cepaka," imbuh Wayan Sindreg.
Dia mengakui korban di banjarnya terkenal orang ulet. Sebelum bekerja di Denpasar diajak oleh kakaknya, di rumah atau di desa sempat bekerja sebagai kuli bangunan. "Korban dua bersaudara. Korban anak kedua sedangkan kakaknya sudah menikah dan korban masih muda," tandasnya. 7 des
Akibat kecelakaan tersebut, korban yang saat itu mengendarai Honda Scoopy nopol DK 4230 GV tewas ditempat. Dugaan sementara sopir minibus yang langsung kabur itu kurang waspada saat menyalip.
Informasi yang dihimpun kecelakaan terjadi sekitar pukul 02.25 wita. Saat itu korban datang dari arah timur (Denpasar) menuju arah barat (Gilimanuk). Setibanya di lokasi kejadian tepatnya di barat Patung Adi Pura pada jalurnya, mendadak ditabrak kendaraan menibus dari arah depan atau dari arah berlawanan.
Korban Restiawan pun terkapar di tengah jalan dan meninggal dilokasi kejadian. Dia mengalami pendarahan dari hidung serta sejumlah luka di kaki dan tangannya. Sementara itu kendaraanya dalam keadaan ringsek dibagian depan.
Kasat Lantas Polres Tabanan AKP Adrian Rizki Ramadhan mengatakan kecelakaan tersebut membuat korban meninggal dunia di lokasi kejadian. "Kejadian tabrak lari. Pelaku sudah kita lidik dengan memeriksa sejumlah CCTV disepanjang jalan," tegasnya.
Terpisah Perbekel Gadung Sari I Wayan Sindreg mengatakan korban Rista Restawan masih muda. Keseharinya bekerja di Denpasar menjadi sopir travel. "Pulang dini hari itu rencananya untuk mencari baju. Sesuai dengan cerita yang saya dapat, rencananya pulang jam 23.00 wita. Namun keluarga menunggu korban tak kunjung sampai. Akhirnya mendapat informasi dari teman korban bahwa korban ini kecelakaan," jelasnya.
Keluarga pun langsung menuju lokasi kejadian. Korban sempat dibawa ke RSUD Tabanan untuk dilakukan pemeriksaan luar. Kemudian setelah itu jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Banjar Cepaka. "Upacara korban rencananya dilangsungkan Selasa 17 Oktober dengan prosesi Ngaben di Setra Adat Cepaka," imbuh Wayan Sindreg.
Dia mengakui korban di banjarnya terkenal orang ulet. Sebelum bekerja di Denpasar diajak oleh kakaknya, di rumah atau di desa sempat bekerja sebagai kuli bangunan. "Korban dua bersaudara. Korban anak kedua sedangkan kakaknya sudah menikah dan korban masih muda," tandasnya. 7 des
1
Komentar