Tetap Wajib Tes Fisik
KONI Bali memiliki catatan, tim monev memiliki catatan, atlet dan pelatih juga memiliki catatan. Ya, catatan tentang hasil tes fisik dan program latihan yang dijalani atlet Pelatda selama ini.
MANGUPURA, NusaBali
Meski ditetapkan masuk program Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda), atlet potensial yang beprestasi tetap diwajibkan mengikuti tes fisik tahap tiga.
Demikian ditegaskan Wakil Ketua Umum I Bidang Hukum dan Organisasi Gusti Ngurah Oka Darmawan dan Wakil Ketua Umum II Bidang Prestasi Maryoto Subekti. Keduanya berharap atlet potensial tetap wajib mengikuti tes fisik tahap tiga.
Apalagi bagi mereka masih memungkinkan turun di PON Papua 2020, maka akan masuk program Pelatihan Daerah (Pelatda) Bali. Mengingat, masih ada atlet yang tidak ikut tes fisik tahap pertama dan kedua, hingga akhirnya tidak bisa masuk Pelatda Bali.
"Tes fisik yang ketiga akhir Juli. Saya harap yang belum ikut tes untuk segera ambil bagian," ucap Gusti Ngurah Oka Darmawan, diamini Maryoto Subekti, di Denpasar Senin (10/7).
Menurut Maryoto Subekti, tes pertama itu memang telah digelar Maret lalu. Usai ikut tes pertama, akhirnya April diumumkan yang lolos Pelatda. Berikutnya baru digelar tes fisik tahap 2. Hasilnya sebanyak 53 atlet dan pelatih masuk Pelatda. Mereka terdiri dari 12 pelatih dan 41 atlet.
"Kami tegaskan yang 41 atlet Pelatda juga ikut tetap dilakukan proses tes fisik tahap 3. Karena yang diutamakan masuk Pelatda yakni mekanisme prosedur wajib diikuti," tegas Maryoto Subekti.
Sebab KONI Bali memiliki catatan, tim monev memiliki catatan, termasuk atlet dan pelatih juga memiliki catatan. Terutama tentang hasil tes fisik dan program latihan yang dijalani atlet Pelatda selama ini.
Soal kenapa atlet peraih medali emas tidak dipanggil, menurut Maryoto Subekti, karena ini prospek PON 2020. Karena cabor sudah menetapkan batasan umur. Sehingga atlet yang tidak memungkinkan turun di PON Papua 2020 memang tidak diakomodir. Logikanya, atlet Pelatda untuk PON Papua.
Maryoto menambahkan, dalam berbagai kesempatan telah dilakukan penjelasan soal 41 atlet Pelatda itu. Penjelasan yang dimaksud yakni soal rekrutmen atlet Pelatda. Harapannya, biar informasi awal satu pintu, biar penjelasannya sama. Dengan harapan Pengprov jangan sampai tidak tahu.
"Setelah kami sampaikan secara gamblang dihadapan pelatih, atlet, dan pengurus Pengprov cabor. Nanti kan informasi jadi satu. Apa yang menjadi dasar indikator atlet masuk Pelatda itu telah kami jelaskan dengan utuh belum lama ini. Sehingga nantinya, informasi soal bagaimana, dan apa itu pelatda bisa didapat baik dari atlet, pelatih, maupun pengprov cabor," beber Maryoto Subekti.
Mengenai target di PON Papua. Mengingat, waktu 3 tahun itu dinilai cukup pendek, dan jangan pernah waktu menuju PON Papua itu sangat panjang. "Untuk atlet Pelatda akan dilaporkan data-data perkembangan satu bulan sekali. Dan, KONI ada tim monev juga. Sebab, nanti bisa bertambah untuk atlet pelatda Bali," papar Maryoto Subekti. *dek
Komentar