Banyak Negara Minat LRT Bali, Korea Selatan Paling Berprogres
DENPASAR, NusaBali.com - Groundbreaking pembangunan Lintas Raya Terpadu atau Light Rail Transit (LRT) tinggal menghitung bulan menuju semester satu 2024. Dinas Perhubungan Provinsi Bali mencatat ada beberapa negara yang berminat menanamkan modal dalam proyek kolosal di Bali ini.
Pendanaan pembangunan proyek yang masuk dalam peta perkeretaapian nasional ini disebut masih diskemakan. Pendanaan dari investor dinilai bisa membantu namun akan tetap dihitung rumusan komposisi uang negara, dana investor, dan kalkulasi pendapatannya.
I Gde Wayan Samsi Gunarta, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali menjelaskan, hitung-hitungan pada tahun 2019, biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan fase satu adalah Rp 8-10 triliun. Fase satu ini terdiri dari rute Bandara I Gusti Ngurah Rai-Sentral Parkir Kuta-Seminyak.
"Ini hitung-hitungan 2019, sekarang harga-harga berubah. Pasca Covid-19, cara pengangkutan juga berubah. Kemungkinan (nilainya) naik, tapi belum bisa dipastikan berapa," ujar Samsi Gunarta ketika dijumpai belum lama ini.
Untuk itu, Menteri Bappenas RI Suharso Monoarfa disebut membuka opsi pendanaan lain selain pinjaman. Penanaman modal menjadi salah satu opsi pendanaan.
Di samping itu, hingga detik ini Pemprov Bali belum mengeluarkan satu perak pun untuk proyek ini lantaran Pemerintah Pusat sudah berkomitmen terkait pendanaan dari sisi pemerintah.
Samsi Gunarta membeberkan, sudah ada beberapa negara yang memiliki pengalaman dalam bidang moda lintas raya tengah melakukan penjajakan dan pendekatan. Sebagian besar merupakan negara di Benua Asia.
"Setidaknya ada tujuh negara yang sudah minat. Di antaranya itu ada Korea Selatan yang sudah sangat maju prosesnya, kemudian ada Tiongkok, Uni Emirat Arab, Malaysia, Inggris, ya enam atau tujuh negara lah yang menyatakan minat membiayai," beber Samsi Gunarta.
Kemajuan dengan Korsel ini juga tidak lepas dari beberapa pertemuan antara kedua negara. Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan RI telah bertemu dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korsel Won Hee-ryeong di Seoul pada Selasa (30/5/2023) lalu.
Kemudian, Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya pun telah menjalin komunikasi dengan Duta Besar Korsel untuk Indonesia Lee Sang-deok di Jaya Sabha Denpasar pada Jumat (15/9/2023).
Korsel dikenal berhasil mengelola Seoul Metropolitan Subway (SMS) sejak 1974 yang juga beroperasi di stasiun bawah tanah seperti rencana LRT di Bali. Meski dirintis dengan teknologi Jepang dan Inggris, SMS telah berkembang pesat menjadi moda lintas raya bawah tanah terpanjang di dunia. *rat
I Gde Wayan Samsi Gunarta, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali menjelaskan, hitung-hitungan pada tahun 2019, biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan fase satu adalah Rp 8-10 triliun. Fase satu ini terdiri dari rute Bandara I Gusti Ngurah Rai-Sentral Parkir Kuta-Seminyak.
"Ini hitung-hitungan 2019, sekarang harga-harga berubah. Pasca Covid-19, cara pengangkutan juga berubah. Kemungkinan (nilainya) naik, tapi belum bisa dipastikan berapa," ujar Samsi Gunarta ketika dijumpai belum lama ini.
Untuk itu, Menteri Bappenas RI Suharso Monoarfa disebut membuka opsi pendanaan lain selain pinjaman. Penanaman modal menjadi salah satu opsi pendanaan.
Di samping itu, hingga detik ini Pemprov Bali belum mengeluarkan satu perak pun untuk proyek ini lantaran Pemerintah Pusat sudah berkomitmen terkait pendanaan dari sisi pemerintah.
Samsi Gunarta membeberkan, sudah ada beberapa negara yang memiliki pengalaman dalam bidang moda lintas raya tengah melakukan penjajakan dan pendekatan. Sebagian besar merupakan negara di Benua Asia.
"Setidaknya ada tujuh negara yang sudah minat. Di antaranya itu ada Korea Selatan yang sudah sangat maju prosesnya, kemudian ada Tiongkok, Uni Emirat Arab, Malaysia, Inggris, ya enam atau tujuh negara lah yang menyatakan minat membiayai," beber Samsi Gunarta.
Kemajuan dengan Korsel ini juga tidak lepas dari beberapa pertemuan antara kedua negara. Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan RI telah bertemu dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korsel Won Hee-ryeong di Seoul pada Selasa (30/5/2023) lalu.
Kemudian, Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya pun telah menjalin komunikasi dengan Duta Besar Korsel untuk Indonesia Lee Sang-deok di Jaya Sabha Denpasar pada Jumat (15/9/2023).
Korsel dikenal berhasil mengelola Seoul Metropolitan Subway (SMS) sejak 1974 yang juga beroperasi di stasiun bawah tanah seperti rencana LRT di Bali. Meski dirintis dengan teknologi Jepang dan Inggris, SMS telah berkembang pesat menjadi moda lintas raya bawah tanah terpanjang di dunia. *rat
Komentar