Danau Buyan Surut hingga 1,5 Meter
Walau mengalami penyurutan hingga 1,5 meter, namun angka ini masih lebih baik dibandingkan penyurutan tahun 2019 dan 2021 yang mencapai 2 meter.
SINGARAJA, NusaBali
Debit air Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, mengalami penyusutan. Sepanjang musim kemarau tahun ini permukaan air danau sudah menurun hingga 1,5 meter. Meski demikian ancaman terbesar di Danau Buyan saat ini adalah pendangkalan.
Perbekel Desa Pancasari I Wayan Komiarsa menjelaskan, penurunan debit air danau memang rutin terjadi setiap musim kemarau. Namun penurunan debit air danau tahun ini terbilang masih aman jika dibandingkan dengan tahun 2019 dan 2021 lalu. “Tahun ini masih batas normal, air danau surut sekitar 1,5 meter dari permukaan. Terparah itu tahun 2019 dan 2021 lebih dari 2 meteran. Mudah-mudahan hujan segera turun sehingga bisa mengangkat kembali debit air,” ucap Komiarsa.
Ancaman yang lebih serius terhadap kelestarian air danau adalah sedimentasi lumpur lahan pertanian warga yang terbawa air saat musim penghujan tiba. Sedimentasi ini akhirnya menyebabkan pendangkalan danau dan media tumbuhnya gulma-gulma seperti rumput liar dan eceng gondok.
Menurut Komiarsa, sedimentasi di Danau Buyan terjadi sejak beberapa tahun lalu. Terutama saat maraknya alih fungsi lahan pertanian di kawasan Pancasari sejak tahun 1995 dari tanaman keras menjadi tanaman musiman. Pemerintah sejauh ini telah mengupayakan sejumlah program untuk penanggulangan sedimentasi semakin tinggi.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida dan Pemerintah Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng telah membuat tanggul sepanjang 2 kilometer di pinggir danau. Tanggul ini difungsikan untuk menahan sedimentasi bermuara ke danau. Proyek pembangunan tanggul ini sedang berprogres 40 persen.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng I Gede Melandrat dikonfirmasi terpisah mengatakan untuk penanganan pendangkalan, sebanyak 18 orang tenaga pembersih disiapkan khusus. Mereka hanya bertugas membersihkan ganggang dan eceng gondok yang ada di sekitar Danau Buyan dan Tamblingan.
“Penanganan sementara baru bisa pembersihan eceng gondok dan ganggang saja kami siapkan tenaga kebersihan rutin mereka turun setiap hari menjaga kawasan konservasi Danau Buyan dan Tamblingan sebagai sumber airnya Buleleng,” kata Melandrat. 7k23
Debit air Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, mengalami penyusutan. Sepanjang musim kemarau tahun ini permukaan air danau sudah menurun hingga 1,5 meter. Meski demikian ancaman terbesar di Danau Buyan saat ini adalah pendangkalan.
Perbekel Desa Pancasari I Wayan Komiarsa menjelaskan, penurunan debit air danau memang rutin terjadi setiap musim kemarau. Namun penurunan debit air danau tahun ini terbilang masih aman jika dibandingkan dengan tahun 2019 dan 2021 lalu. “Tahun ini masih batas normal, air danau surut sekitar 1,5 meter dari permukaan. Terparah itu tahun 2019 dan 2021 lebih dari 2 meteran. Mudah-mudahan hujan segera turun sehingga bisa mengangkat kembali debit air,” ucap Komiarsa.
Ancaman yang lebih serius terhadap kelestarian air danau adalah sedimentasi lumpur lahan pertanian warga yang terbawa air saat musim penghujan tiba. Sedimentasi ini akhirnya menyebabkan pendangkalan danau dan media tumbuhnya gulma-gulma seperti rumput liar dan eceng gondok.
Menurut Komiarsa, sedimentasi di Danau Buyan terjadi sejak beberapa tahun lalu. Terutama saat maraknya alih fungsi lahan pertanian di kawasan Pancasari sejak tahun 1995 dari tanaman keras menjadi tanaman musiman. Pemerintah sejauh ini telah mengupayakan sejumlah program untuk penanggulangan sedimentasi semakin tinggi.
Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida dan Pemerintah Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng telah membuat tanggul sepanjang 2 kilometer di pinggir danau. Tanggul ini difungsikan untuk menahan sedimentasi bermuara ke danau. Proyek pembangunan tanggul ini sedang berprogres 40 persen.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng I Gede Melandrat dikonfirmasi terpisah mengatakan untuk penanganan pendangkalan, sebanyak 18 orang tenaga pembersih disiapkan khusus. Mereka hanya bertugas membersihkan ganggang dan eceng gondok yang ada di sekitar Danau Buyan dan Tamblingan.
“Penanganan sementara baru bisa pembersihan eceng gondok dan ganggang saja kami siapkan tenaga kebersihan rutin mereka turun setiap hari menjaga kawasan konservasi Danau Buyan dan Tamblingan sebagai sumber airnya Buleleng,” kata Melandrat. 7k23
Foto: Pembersihan ganggang dan eceng gondok oleh tenaga kebersihan DLH Buleleng. -IST
Komentar