Badung Terus Galakkan GPM
MANGUPURA, NusaBali - Harga beras di pasaran mengalami fluktuasi dampak dari fenomena El Nino. Kondisi ini dialami hampir semua daerah di Indonesia, termasuk di Badung. Dalam upaya membantu kebutuhan masyarakat, membuat Pemkab Badung berupaya terus melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM).
Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana, mengatakan dalam upaya mendorong ketahanan pangan telah melaksanakan kegiatan GPM. Dia meyakini dengan GMP membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan sehari-hari dengan harga yang lebih murah.
Terkait produksi gabah di Badung, menurut Wijana sejauh ini masih surplus dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. “Untuk pangan strategis khususnya beras sampai saat ini Badung masih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan surplus beras rata-rata 6 ribu ton/tahun,” katanya, Selasa (17/10).
Namun, lanjutnya, fenomena El Nino berkepanjangan diyakini berpotensi besar berdampak bagi sektor pertanian di Badung khusunya produktivitas tanaman. “Tantangan dari dampak El Nino yang berkepanjangan akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air, menurunnya tingkat produktivitas tanaman, serta munculnya serangan hama. Makanya, kita berupaya sebisa mungkin mempertahankan produksi gabah untuk bisa memenuhi kebutuhan beras bagi penduduk kita,” kata Wijana.
Di sisi lain, dalam sebuah kesempatan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta telah memerintahkan instansi terkait untuk bagaimana mendorong ketahanan pangan di Gumi Keris. “Kami sudah perintahkan kepada unit teknis, bagaimana mengantisipasi masalah ini,” tegas Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta usai penutupan sidang paripurna DPRD Badung, Senin (16/10) di Puspem Badung.
Bupati Giri Prasta menyebut, dalam rangka mendorong ketahanan pangan di Gumi Badung, perlu adanya pasar induk di Badung untuk penanganan inflasi daerah. Tak kalah penting, kata dia, bagaimana mempertahankan lahan pertanian berkelanjutan. 7 ind
Terkait produksi gabah di Badung, menurut Wijana sejauh ini masih surplus dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. “Untuk pangan strategis khususnya beras sampai saat ini Badung masih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan surplus beras rata-rata 6 ribu ton/tahun,” katanya, Selasa (17/10).
Namun, lanjutnya, fenomena El Nino berkepanjangan diyakini berpotensi besar berdampak bagi sektor pertanian di Badung khusunya produktivitas tanaman. “Tantangan dari dampak El Nino yang berkepanjangan akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air, menurunnya tingkat produktivitas tanaman, serta munculnya serangan hama. Makanya, kita berupaya sebisa mungkin mempertahankan produksi gabah untuk bisa memenuhi kebutuhan beras bagi penduduk kita,” kata Wijana.
Di sisi lain, dalam sebuah kesempatan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta telah memerintahkan instansi terkait untuk bagaimana mendorong ketahanan pangan di Gumi Keris. “Kami sudah perintahkan kepada unit teknis, bagaimana mengantisipasi masalah ini,” tegas Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta usai penutupan sidang paripurna DPRD Badung, Senin (16/10) di Puspem Badung.
Bupati Giri Prasta menyebut, dalam rangka mendorong ketahanan pangan di Gumi Badung, perlu adanya pasar induk di Badung untuk penanganan inflasi daerah. Tak kalah penting, kata dia, bagaimana mempertahankan lahan pertanian berkelanjutan. 7 ind
Komentar