Kemenperin Siapkan Kebijakan Antidumping
Banjir Keramik Impor
JAKARTA, NusaBali - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyiapkan upaya untuk mencegah masuknya produk keramik impor secara masif. Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Ditjen IKFT Kemenperin Wiwik Pudjiastuti mengatakan instrumen yang disiapkan diantaranya meliputi lartas keramik impor hingga kebijakan antidumping.
"Memang kondisi keramik kan saat ini lagi banyak impor dan sebagainya. Masalahnya cukup banyak, jadi ya kita sekarang sedang membuat beberapa kebijakan yang intinya untuk meningkatkan kembali kinerja industri keramik kita. Apapun penyebabnya itu," katanya ditemui di sela acara Asta Karya Nusa 2023 di Jakarta, seperti dilansir Antara, Selasa.
Wiwik mengungkapkan Kemenperin tengah mempersiapkan kebijakan larangan dan pembatasan (lartas) untuk melindungi industri keramik nasional.
Industri tersebut telah mendapatkan fasilitas safeguard yang sudah memasuki masa perpanjangan kedua dan akan berakhir pada Oktober 2024.
"Yang kemarin sudah jalan kan safeguard. Kita siapkan juga rencananya ke depan sedang disiapkan juga antidumping. Ini sedang kita persiapkan juga instrumen-instrumen yang lain seperti pelabuhan impor terbatas dan lain sebagainya," katanya.
Kendati tidak menyebut kapan kebijakan tersebut akan rampung dan dirilis, Wiwik mengatakan aturan itu juga sejalan dengan arahan Presiden Jokowi soal pengetatan impor sejumlah komoditas.
Lebih lanjut, Wiwik mengatakan pelemahan rupiah tidak memberi pengaruh langsung terhadap kinerja industri keramik. Pasalnya, bahan baku industri keramik saat ini lebih banyak berasal dari dalam negeri sehingga impor bahan bakunya terbilang kecil.
Utilisasi industri keramik saat ini mengalami penurunan setelah dua tahun menikmati ekspansi karena kebijakan harga gas murah industri dan maraknya keramik impor.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Rapat Kerja Kementerian Perindustrian 2023 di Jakarta, Juni lalu, mengatakan berdasarkan surat dari Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki), utilisasi industri keramik saat ini mencapai 75 persen. Meski tinggi, angkanya ternyata turun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 78 persen.
Penurunan utilisasi industri keramik juga terdampak dari pelemahan pasar domestik karena inflasi dan turunnya daya beli masyarakat sejak kenaikan BBM pada September 2022 hingga saat ini.
"Asaki juga menyampaikan dari berbagai poin yang disampaikan, yaitu produk keramik impor, khususnya dari China yang semakin membanjiri pasar domestik di saat permintaan keramik di pasar global menurun," kata Menperin.
Menperin menyebut membanjirnya keramik China disebabkan karena kebijakan antidumping atas produk-produk keramik China oleh pasar global termasuk AS, Meksiko, Eropa, Timur Tengah dan lainnya. 7
1
Komentar