Prada Yanuar Tewas dengan Sekali Tusukan
Dua hari pasca kejadian, Polresta Denpasar gelar rekonstruksi insiden maut pengeroyokan di Jalan Bypass Ngurah Rai Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang menewaskan prajurut TNI Prada Yanuar Setiawan, 20, Selasa (11/7) malam.
Rekonstruksi Pengeroyokan Maut
DENPASAR, NusaBali
Rekonstruksi dilakukan di Mapolresta Denpasar, Jalan Gunung Agung Denpasar Barat. Dari rekonstruksi, terungkap korban Prada Yanuar langsung tewas hanya sekali tusukan.
Rekontsruksi di Mapolresta Denpasar, tadi malam, berlangsung selama hampir 1 jam, sejak pukul 19.10 Wita hingga pukul 20.00 Wita. Pelaku pengeroyokan diperankan langsung para tersangka. Sedangkan korban Prada Yanuar diperankan polisi. Proses rekonstruksi yang mempoeragakan total 26 adegan semalam dijaga ketat puluhan personel kepolisian berpakaian preman maupun seragam dinas.
Awal terjadinya insiden maut tergambar dari adegan 1 sampai 9, dimulai ketika korban Prada Yanuar (korban tewas), Muhammad Johari, 22 (korban luka), dan empat rekannya datang dari arah utara (Kuta) menuju Nusa Dua (Kecamatan Kuta Selatan, Badung) naik 4 sepeda motor.
Saksi Stefanus Iman yang naik motor berboncengan dengan Munajir bergerak dalam posisi paling depan, disusul korban Prada Yanuar yang naik motor sendirian. Sedangkan korban Muhamad Johari naik motor sendiri, bersama saksi Irsahmirhad yang berboncengan dengan Tegar Ananta, melaju di belakang. Mereka sempat berhenti mengisi bensin sekitar 30 meter sebelum (arah utara) lokasi TKP.
Kala itu, motor yang ditunggangi Stefanus berboncengen dengan Munajir dan motor korban Prada Yanuar tetap melaju dalam keadaan santai. Tiba-tiba, tersangka berinisial CI, 17, yang naik motor Scoopy berboncengan dengan tersangka DKDA, 16, berusaha salip motor korban Prada Yanuar dan motor Stefanus yang berboncengan dengan Munajir.
Ketika menyalip itulah, topi yang dikenakan tersangka CI jatuh ke belakang. Spontan, motor CI langsung memotong jalur yang hendak dilewati rombongan korban. Sempat terjadi aksi saling tatap antara saksi Stefanus vs tersangka CI, tapi tidak berlanjut. Kemudian, motor Stefanus dan motor korban Prada Yanuar bergerak santai.
Namun, tiba-tiba tersangka lainnya berinisial RA, 19, yang berboncengan dengan saksi Ferdiansah, mengejar dan memepet motor Stefanus. Tanpa alasan yang jelas, tersangka RA memanggil Stefanus menggunakan tangan. Karena dipanggil, Stefanus pun balik bertanya, sambil sama-sama melajukan kendaraannya. Situasi mulai memanas saat Stefanus tetap melaju, disusul korban Prada Yanuar.
Dalam adegan 10 hingga 18, situasi kian tak terkendali ketika tersangka RA melaju persis di samping Stefanus. Kemudian, tersangka CI dan DKDA melaju kencang dari arah belakang usai mengambil topi, hingga sempat menabrak motor rekannya, RA. Melihat tabrakan itu, korban Prada Yanuar berhenti, karena terjadi tepat di samping motornya sendiri.
Saat itulah, tersangka RA, DKDA, dan CI menantang korban Prada Yanuar. Sedangkan saksi Ferdiansah masih berada di atas motor, sementara Stefanus tetap melajukan motornya. Kemudian, ketiga tersangka mengelilingi korban Prada Yanuar. Merasa terdesak, korban Prada Yanuar pun melayangkan pukulan ke arah tersangka RA. Selanjutnya, tersangka RA menendang korban, disusul tersangka CI yang melakukan pemukulan.
Puncak ketegangan yanki penusukan korban diperagakan dalam adegan 19 hingga 22, di mana tersangka DKDA mengeluarkan pisau belati dari dalam celana, lalu menodongkannya ke leher korban. Habis itu, ABG berusia 16 tahun yang notabene anak seorang anggota Fraksi PDIP DPRD Bali ini membuat korban hilang keseimbangan. Korban yang terdesak berusaha memukul untuk hindari pisau tersangka. Namun, tersangka DKDA tetap berhasil menusuk dada kanan korban hingga te-was, sebagaimana tergambar di adegan 22. Hanya dalam sekali tusuk, prajurit TNI asal Reo, Manggarai Tengah, NTT yang sedang pendidikan Infanteri di kawasan Pulaki, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini langsung terkapar tewas.
Sementara, dalam adegan 23 hingga 26, terlihat korban Muhammad Johari yang naik motor sendirian, disusul saksi Irsahmirhad yang berboncengan dengan Tegar Ananta, tiba di lokasi TKP. Mereka mendapati rekannya, korban Prada Yanuar, sudah terkapar bersimbah darah. Mereka pun berusaha nenolong Prada Yanuar. Namun, tersangka tersangka CI dan RA yang saat itu masih di TKP, justru memukuli Johari dan Tegar Ananta. Sedangkan saksi Ferdiansah dan tersangka DKDA bergerak ke arah berlawanan (utara), meninggalkan lokasi TKP.
Sebagaimana keterangan kepada polisi, tersangka CI dan RA kemudian kembali terlibat menganiaya korban Johari hingga bonyok dan patah rahang. Bahkan, Johari yang kesehariannya bekerja di sebuah hotel kawasan Nusa Dua sempat dibuang ke tempat sampah yang berjarak sekitar 20 meter arah selatan lokasi penusukan Prada Yanuar. CI dan RA menganiaya Johari bersama tiga tersangka lainnya: KCA, 16, IKS, 18, dan FH, 17.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Aris Purwanto, mengatakan rekonstruksi yang digelar tadi malam hanya bagian TKP pertama untuk kasus penusukan maut oleh geng motor hingga menewaskan korban Prada Yanuar. Seluruh adegan ysng diperagakan para tersangka hampir sama persis dengan yang tertuang di BAP.
Hanya saja, kata Kompol Aris, masih ada beberapa gerakan atau aksi di lokasi yang masih perlu didalami lagi. "Yang direkonstruksi sekarang adalah satu TKP saja yaitu penusukan korban Prada Yanuar. Untuk TKP pengeroyokan (korban Johari) akan dilanjutkan besok (hari ini), karena situasi tidak memungkinkan," jelas Kompol Aris. *dar
DENPASAR, NusaBali
Rekonstruksi dilakukan di Mapolresta Denpasar, Jalan Gunung Agung Denpasar Barat. Dari rekonstruksi, terungkap korban Prada Yanuar langsung tewas hanya sekali tusukan.
Rekontsruksi di Mapolresta Denpasar, tadi malam, berlangsung selama hampir 1 jam, sejak pukul 19.10 Wita hingga pukul 20.00 Wita. Pelaku pengeroyokan diperankan langsung para tersangka. Sedangkan korban Prada Yanuar diperankan polisi. Proses rekonstruksi yang mempoeragakan total 26 adegan semalam dijaga ketat puluhan personel kepolisian berpakaian preman maupun seragam dinas.
Awal terjadinya insiden maut tergambar dari adegan 1 sampai 9, dimulai ketika korban Prada Yanuar (korban tewas), Muhammad Johari, 22 (korban luka), dan empat rekannya datang dari arah utara (Kuta) menuju Nusa Dua (Kecamatan Kuta Selatan, Badung) naik 4 sepeda motor.
Saksi Stefanus Iman yang naik motor berboncengan dengan Munajir bergerak dalam posisi paling depan, disusul korban Prada Yanuar yang naik motor sendirian. Sedangkan korban Muhamad Johari naik motor sendiri, bersama saksi Irsahmirhad yang berboncengan dengan Tegar Ananta, melaju di belakang. Mereka sempat berhenti mengisi bensin sekitar 30 meter sebelum (arah utara) lokasi TKP.
Kala itu, motor yang ditunggangi Stefanus berboncengen dengan Munajir dan motor korban Prada Yanuar tetap melaju dalam keadaan santai. Tiba-tiba, tersangka berinisial CI, 17, yang naik motor Scoopy berboncengan dengan tersangka DKDA, 16, berusaha salip motor korban Prada Yanuar dan motor Stefanus yang berboncengan dengan Munajir.
Ketika menyalip itulah, topi yang dikenakan tersangka CI jatuh ke belakang. Spontan, motor CI langsung memotong jalur yang hendak dilewati rombongan korban. Sempat terjadi aksi saling tatap antara saksi Stefanus vs tersangka CI, tapi tidak berlanjut. Kemudian, motor Stefanus dan motor korban Prada Yanuar bergerak santai.
Namun, tiba-tiba tersangka lainnya berinisial RA, 19, yang berboncengan dengan saksi Ferdiansah, mengejar dan memepet motor Stefanus. Tanpa alasan yang jelas, tersangka RA memanggil Stefanus menggunakan tangan. Karena dipanggil, Stefanus pun balik bertanya, sambil sama-sama melajukan kendaraannya. Situasi mulai memanas saat Stefanus tetap melaju, disusul korban Prada Yanuar.
Dalam adegan 10 hingga 18, situasi kian tak terkendali ketika tersangka RA melaju persis di samping Stefanus. Kemudian, tersangka CI dan DKDA melaju kencang dari arah belakang usai mengambil topi, hingga sempat menabrak motor rekannya, RA. Melihat tabrakan itu, korban Prada Yanuar berhenti, karena terjadi tepat di samping motornya sendiri.
Saat itulah, tersangka RA, DKDA, dan CI menantang korban Prada Yanuar. Sedangkan saksi Ferdiansah masih berada di atas motor, sementara Stefanus tetap melajukan motornya. Kemudian, ketiga tersangka mengelilingi korban Prada Yanuar. Merasa terdesak, korban Prada Yanuar pun melayangkan pukulan ke arah tersangka RA. Selanjutnya, tersangka RA menendang korban, disusul tersangka CI yang melakukan pemukulan.
Puncak ketegangan yanki penusukan korban diperagakan dalam adegan 19 hingga 22, di mana tersangka DKDA mengeluarkan pisau belati dari dalam celana, lalu menodongkannya ke leher korban. Habis itu, ABG berusia 16 tahun yang notabene anak seorang anggota Fraksi PDIP DPRD Bali ini membuat korban hilang keseimbangan. Korban yang terdesak berusaha memukul untuk hindari pisau tersangka. Namun, tersangka DKDA tetap berhasil menusuk dada kanan korban hingga te-was, sebagaimana tergambar di adegan 22. Hanya dalam sekali tusuk, prajurit TNI asal Reo, Manggarai Tengah, NTT yang sedang pendidikan Infanteri di kawasan Pulaki, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini langsung terkapar tewas.
Sementara, dalam adegan 23 hingga 26, terlihat korban Muhammad Johari yang naik motor sendirian, disusul saksi Irsahmirhad yang berboncengan dengan Tegar Ananta, tiba di lokasi TKP. Mereka mendapati rekannya, korban Prada Yanuar, sudah terkapar bersimbah darah. Mereka pun berusaha nenolong Prada Yanuar. Namun, tersangka tersangka CI dan RA yang saat itu masih di TKP, justru memukuli Johari dan Tegar Ananta. Sedangkan saksi Ferdiansah dan tersangka DKDA bergerak ke arah berlawanan (utara), meninggalkan lokasi TKP.
Sebagaimana keterangan kepada polisi, tersangka CI dan RA kemudian kembali terlibat menganiaya korban Johari hingga bonyok dan patah rahang. Bahkan, Johari yang kesehariannya bekerja di sebuah hotel kawasan Nusa Dua sempat dibuang ke tempat sampah yang berjarak sekitar 20 meter arah selatan lokasi penusukan Prada Yanuar. CI dan RA menganiaya Johari bersama tiga tersangka lainnya: KCA, 16, IKS, 18, dan FH, 17.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Aris Purwanto, mengatakan rekonstruksi yang digelar tadi malam hanya bagian TKP pertama untuk kasus penusukan maut oleh geng motor hingga menewaskan korban Prada Yanuar. Seluruh adegan ysng diperagakan para tersangka hampir sama persis dengan yang tertuang di BAP.
Hanya saja, kata Kompol Aris, masih ada beberapa gerakan atau aksi di lokasi yang masih perlu didalami lagi. "Yang direkonstruksi sekarang adalah satu TKP saja yaitu penusukan korban Prada Yanuar. Untuk TKP pengeroyokan (korban Johari) akan dilanjutkan besok (hari ini), karena situasi tidak memungkinkan," jelas Kompol Aris. *dar
1
Komentar