RI akan Impor Beras 1 Juta Ton dari China
JAKARTA, NusaBali - Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) memastikan rencana pasokan beras sebanyak 1 juta ton dari China akan segera dikirim ke Indonesia.
Hal itu disampaikannya saat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke Beijing, China untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-3 Belt and Road Forum (BRF) for International Cooperation, Selasa (17/10).
“Rencana beras yang 1 juta dari Tiongkok mudah-mudahan dalam waktu dekat sampai ke Tanah Air,” ujar Zulhas dalam siaran persnya, dikutip kompas.com Rabu (18/10).
Sementara itu, dalam pertemuan tersebut pemerintah Indonesia juga melakukan penandatangan 10 dokumen persetujuan (MoU) kerja sama investasi. Perjanjian investasi tersebut mencakup berbagai bidang, di antaranya pertahanan dan mobil listrik. Untuk itu, Zulhas menilai lawatan ke China kali ini berlangsung dengan sangat baik.
“Saya menyaksikan sungguh kunjungan kali ini saya nilai kunjungan yang excellent, sukses, dan berhasil, termasuk semalam forum bisnis berhasil potensi perdagangan habis hampir 13 miliar dolar yang ditandatangani semalam dengan para pengusaha Indonesia dan Tiongkok,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso menyebutkan China adalah opsi untuk impor beras terakhir dalam upaya mencukupi kebutuhan cadangan beras pemerintah di tengah krisis iklim saat ini.
Menurut Budi, pemerintah masih akan menjajaki beberapa negara lain untuk memenuhi kuota penugasan impor beras tambahan untuk Desember 2023 hingga awal 2024, sebesar 1,5 juta ton.
Namun pria yang akrab dipanggil Buwas ini menyatakan belum tahu pasti kapan beras impor tersebut masuk ke tanah air.
Ia menyebut penandatanganan MoU dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan pemerintah China. Menurutnya beras tersebut bakal menjadi jaminan bila negara lain tidak lagi mengekspor beras ke Indonesia.
"Tapi dengan situasi sekarang nanti lah, itu (beras impor dari China) terakhir yang kita realisasikan setelah kita tidak bisa lagi mengambil dari negara lain karena negara lain tidak ada ikatan sama kita. Kalau China kan sudah terikat berarti kita sudah punya nih cadangan 1 juta di China," ungkapnya, seperti dilansir detikcom, Rabu (18/10).
Adapun negara lain yang dimaksud adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan lainnya. Menurutnya pemerintah tetap mengupayakan impor dari negara tersebut.
"Tapi nanti gongnya itu kalau nanti dalam targetnya yang dibutuhkan kita, memang butuh, bukan diada-adakan, kita butuh 1 juta ton ternyata tidak dapat, langsung kita ambil dari China," tambahnya.
Ia menilai beras impor dari China bisa menjadi jaminan dan memberi rasa aman bagi masyarakat. Harapannya tidak ada ketakutan bahwa Bulog tak bisa memenuhi stok beras hingga menyebabkan harga beras naik.
Adapun Buwas mengaku tidak tahu janji apa yang diberikan Indonesia kepada China sehingga mendapat kuota impor 1 juta ton beras. Ia menyebut tugasnya hanya merealisasikan komitmen tersebut. Buwas juga menjamin harga beras impor China cukup kompetitif. 7
“Rencana beras yang 1 juta dari Tiongkok mudah-mudahan dalam waktu dekat sampai ke Tanah Air,” ujar Zulhas dalam siaran persnya, dikutip kompas.com Rabu (18/10).
Sementara itu, dalam pertemuan tersebut pemerintah Indonesia juga melakukan penandatangan 10 dokumen persetujuan (MoU) kerja sama investasi. Perjanjian investasi tersebut mencakup berbagai bidang, di antaranya pertahanan dan mobil listrik. Untuk itu, Zulhas menilai lawatan ke China kali ini berlangsung dengan sangat baik.
“Saya menyaksikan sungguh kunjungan kali ini saya nilai kunjungan yang excellent, sukses, dan berhasil, termasuk semalam forum bisnis berhasil potensi perdagangan habis hampir 13 miliar dolar yang ditandatangani semalam dengan para pengusaha Indonesia dan Tiongkok,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso menyebutkan China adalah opsi untuk impor beras terakhir dalam upaya mencukupi kebutuhan cadangan beras pemerintah di tengah krisis iklim saat ini.
Menurut Budi, pemerintah masih akan menjajaki beberapa negara lain untuk memenuhi kuota penugasan impor beras tambahan untuk Desember 2023 hingga awal 2024, sebesar 1,5 juta ton.
Namun pria yang akrab dipanggil Buwas ini menyatakan belum tahu pasti kapan beras impor tersebut masuk ke tanah air.
Ia menyebut penandatanganan MoU dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan pemerintah China. Menurutnya beras tersebut bakal menjadi jaminan bila negara lain tidak lagi mengekspor beras ke Indonesia.
"Tapi dengan situasi sekarang nanti lah, itu (beras impor dari China) terakhir yang kita realisasikan setelah kita tidak bisa lagi mengambil dari negara lain karena negara lain tidak ada ikatan sama kita. Kalau China kan sudah terikat berarti kita sudah punya nih cadangan 1 juta di China," ungkapnya, seperti dilansir detikcom, Rabu (18/10).
Adapun negara lain yang dimaksud adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan lainnya. Menurutnya pemerintah tetap mengupayakan impor dari negara tersebut.
"Tapi nanti gongnya itu kalau nanti dalam targetnya yang dibutuhkan kita, memang butuh, bukan diada-adakan, kita butuh 1 juta ton ternyata tidak dapat, langsung kita ambil dari China," tambahnya.
Ia menilai beras impor dari China bisa menjadi jaminan dan memberi rasa aman bagi masyarakat. Harapannya tidak ada ketakutan bahwa Bulog tak bisa memenuhi stok beras hingga menyebabkan harga beras naik.
Adapun Buwas mengaku tidak tahu janji apa yang diberikan Indonesia kepada China sehingga mendapat kuota impor 1 juta ton beras. Ia menyebut tugasnya hanya merealisasikan komitmen tersebut. Buwas juga menjamin harga beras impor China cukup kompetitif. 7
Komentar