Pacaran Sejak 2013, Putus Nyambung, Kini Mantap Jadi Pasangan Suami Istri
Cerita Luar Biasa Pernikahan Pasangan Jumbo di Gianyar, Suami Berbobot 215 Kg, Istri 120 Kg
Akibat memiliki berat badan yang ‘jumbo’ pasangan Bombom dan Ayu jika bepergian naik motor tak bisa berboncengan, mereka biasanya naik motor sendiri-sendiri
GIANYAR, NusaBali
Pernikahan pasangan jumbo I Putu Bagus 'Bombom' Trisna Hadi Berata,34, dengan Ayu Parianti,38, menyedot perhatian. Video pernikahan mereka saat tukaran cincin viral di sejumlah akun media sosial. Selain ditonton ribuan pasang mata, video yang menunjukkan Bombom dan istri mengenakan pakaian adat Bali itu dibagikan berkali-kali. Pasangan ini disebut jumbo karena memang berbobot di atas rata-rata.
Bombom bahkan mengungkapkan berat badannya saat ditimbang 6 bulan lalu mencapai 215 kilogram (Kg), sementara istrinya 120 Kg. Komitmen pasangan ini untuk hidup berumah tangga pun mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Sebab di luaran sana, banyak muda mudi yang terlalu pilih-pilih pasangan ujung-ujungnya gagal nikah. Pernikahan Bombom dan Ayu pun membuktikan bahwa cinta sejati itu bisa dirasakan oleh siapa saja, tanpa memandang fisik.
Ditemui di kediamannya, Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Kamis (19/10) siang, Bombom dan Ayu tampak masih menikmati hari libur usai melangsungkan pernikahan. Mereka menikah pada Senin, 16 Oktober 2023 lalu di Griya Pemacekan Siangan, Gianyar. "Hari ini cuti terakhir, besok sudah kembali kerja," ungkap Bombom diamini sang istri. Bagi Bombom dan istri, pernikahan ini sungguh luar biasa. Karena kisah cinta mereka sejak kenal tahun 2013 lalu, pacaran putus nyambung hingga sepakat untuk menikah melalui banyak rintangan.
Pernikahan pasangan jumbo I Putu Bagus 'Bombom' Trisna Hadi Berata,34, dengan Ayu Parianti,38, menyedot perhatian. Video pernikahan mereka saat tukaran cincin viral di sejumlah akun media sosial. Selain ditonton ribuan pasang mata, video yang menunjukkan Bombom dan istri mengenakan pakaian adat Bali itu dibagikan berkali-kali. Pasangan ini disebut jumbo karena memang berbobot di atas rata-rata.
Bombom bahkan mengungkapkan berat badannya saat ditimbang 6 bulan lalu mencapai 215 kilogram (Kg), sementara istrinya 120 Kg. Komitmen pasangan ini untuk hidup berumah tangga pun mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Sebab di luaran sana, banyak muda mudi yang terlalu pilih-pilih pasangan ujung-ujungnya gagal nikah. Pernikahan Bombom dan Ayu pun membuktikan bahwa cinta sejati itu bisa dirasakan oleh siapa saja, tanpa memandang fisik.
Ditemui di kediamannya, Banjar Serongga Tengah, Desa Serongga, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Kamis (19/10) siang, Bombom dan Ayu tampak masih menikmati hari libur usai melangsungkan pernikahan. Mereka menikah pada Senin, 16 Oktober 2023 lalu di Griya Pemacekan Siangan, Gianyar. "Hari ini cuti terakhir, besok sudah kembali kerja," ungkap Bombom diamini sang istri. Bagi Bombom dan istri, pernikahan ini sungguh luar biasa. Karena kisah cinta mereka sejak kenal tahun 2013 lalu, pacaran putus nyambung hingga sepakat untuk menikah melalui banyak rintangan.
Bombom pun tak menyangka, video yang diunggahnya di akun tiktok Bagus_trisna215 menjadi viral. "Awalnya iseng upload video di tiktok jam 9 malam. Jam 11-nya sudah 100.000-an yang nonton. Sampai besoknya jam 11 siang, sudah 200.000-an, lalu di-share ke mana-mana," ungkapnya. Bombom mengungkapkan sebenarnya sudah dari tahun 2021 punya rencana untuk menikah. Namun beberapa kali tertunda karena berbagai kendala. "Sebenarnya sudah dari dulu ingin nikah, terus aja ada kendala. Tabungan terpakai, tahun 2021 sudah izin sama ibu. Dua bulan kemudian ibu meninggal, jadi ke-pending. Terus berjalan tahun berikutnya 2 adik sepupu tiyang duluan bilang nikah. Jadi dilangkahi 2 adik sepupu. Akhirnya bulan ini dapat dewasa ayu," ungkapnya.
Meski sejak lama telah diidamkan, ternyata hari yang direncanakan, yakni 20 Oktober 2023 terlalu banyak pasangan yang melangsungkan pernikahan juga. "Jadwal tanggal 20 Oktober di Griya itu sudah full, karena saya belakangan datang jadi disarankan maju jadi tanggal 16 Oktober. Kalau tidak di bulan ini, bisa di-pending lagi entah kapan. Makanya saya memutuskan untuk ambil saja tanggal 16, jadi persiapan serba mendadak dan cepat," kenangnya. Pasutri ini memilih menikah di griya agar tidak terlalu memberatkan keluarga. Terlebih kedua orangtua Bombom telah meninggal dunia beberapa tahun lalu. "Di sini saya tinggal bersama nenek dan adik saya yang sudah menikah duluan," jelasnya. Astungkara, acara pernikahannya berjalan lancar.
Dalam keseharian, Bombom bekerja di salah satu kios Vape di Jalan Hangtuah, Sanur, Kota Denpasar. Bombom biasa naik sepeda motor kesayangannya. Hanya saja, Bombom belum pernah sekalipun membonceng istrinya. "Ha ha ha, belum bisa, motornya belum mampu," ungkapnya sembari tertawa lepas. Meskipun tidak boncengan, Bombom termasuk tipe pria yang romantis. Sehingga Ayu menjadi terpesona. "Tiyang senangnya ke mana-mana itu tidak boncengan tapi naik sepeda motor bareng-bareng, sejalan. Pas lampu merah kita berhenti, ngobrol sama istri meski beda motor," ungkap alumni SMAN 1 Blahbatuh ini.
Meski sejak lama telah diidamkan, ternyata hari yang direncanakan, yakni 20 Oktober 2023 terlalu banyak pasangan yang melangsungkan pernikahan juga. "Jadwal tanggal 20 Oktober di Griya itu sudah full, karena saya belakangan datang jadi disarankan maju jadi tanggal 16 Oktober. Kalau tidak di bulan ini, bisa di-pending lagi entah kapan. Makanya saya memutuskan untuk ambil saja tanggal 16, jadi persiapan serba mendadak dan cepat," kenangnya. Pasutri ini memilih menikah di griya agar tidak terlalu memberatkan keluarga. Terlebih kedua orangtua Bombom telah meninggal dunia beberapa tahun lalu. "Di sini saya tinggal bersama nenek dan adik saya yang sudah menikah duluan," jelasnya. Astungkara, acara pernikahannya berjalan lancar.
Dalam keseharian, Bombom bekerja di salah satu kios Vape di Jalan Hangtuah, Sanur, Kota Denpasar. Bombom biasa naik sepeda motor kesayangannya. Hanya saja, Bombom belum pernah sekalipun membonceng istrinya. "Ha ha ha, belum bisa, motornya belum mampu," ungkapnya sembari tertawa lepas. Meskipun tidak boncengan, Bombom termasuk tipe pria yang romantis. Sehingga Ayu menjadi terpesona. "Tiyang senangnya ke mana-mana itu tidak boncengan tapi naik sepeda motor bareng-bareng, sejalan. Pas lampu merah kita berhenti, ngobrol sama istri meski beda motor," ungkap alumni SMAN 1 Blahbatuh ini.
Foto: I Putu Bagus 'Bombom' Trisna Hadi Berata dan istri Ayu Parianti, saat prosesi pernikahan. -IST
Bombom mengaku sejak pertama berjumpa Ayu sudah cocok. Hanya saja karena 10 tahun lalu suasana hatinya masih labil, mereka kerap putus nyambung. "Ya dulu masih saling mengenal. Sempat 3 kali putus, nyambung lagi. Masalahnya, dia terus nanya kenapa lama pacaran gak nikah, jadi dia nunggu kepastian. Orangtuanya juga. Terus waktu mau nikah ini, H-10 kami kabari, malah dibilang kok mendadak. Dulu minta cepat, sekarang malah kaget," ungkapnya.
Sementara terkait bobotnya yang mencapai ratusan kilogram sudah dirasakan sejak kecil. "Pas SD saya sudah 100 kg," ujarnya. Kondisinya semakin membesar karena masa remaja Bombom termasuk suka minum minuman beralkohol. "Saya punya banyak teman, datang dari kerja mampir di mana-mana, pasti ditawari minum. Sampai akhirnya jadi kebiasaan," ujarnya. Di samping itu, Bombom juga kuat makan sehingga kolesterolnya tak terkontrol. Bahkan berat badannya pernah sampai 228 Kg. Atas dorongan Ayu, pria yang pernah menempuh studi di Fakultas Hukum Unud ini mulai menjaga kesehatan rutin setiap bulan. Bombom juga mulai mengurangi konsumsi karbohidrat.
"Bukan tidak makan nasi, tapi mengurangi. Baru berhasil turun beberapa kilo. Termotivasi juga karena berat 228 kg itu sulit bagi saya beraktivitas," terangnya.
Mengenai kuliahnya, Bombom sejatinya nyaris menyandang gelar sarjana hukum. Hanya saja situasi berkata lain. Ketika menjelang sidang skripsi tahun 2012 lalu, ayahnya meninggal dunia. Hal ini membuatnya putus asa hingga memilih untuk di rumah saja. "Banyak temen saya sudah jadi pengacara sekarang. Tapi ada juga yang belum berhasil, itu tergantung kita sendiri," jelasnya.
Di sela bekerja, Bombom punya hobi bermain musik bersama Bombom Band yang terbentuk sejak tahun 2013. Band ini sempat beberapa kali merilis album. "Sampai sekarang masih eksis, hanya saja temen-temen sudah pada punya momongan agak susah cari waktu kumpul kayak dulu," ujarnya.
Sementara itu, Ayu mengatakan usia mereka terpaut 4 tahun. Ayu lahir di Negara, Jembrana kemudian besar di Denpasar. Saat ini sebagai karyawan di salah satu kantor ekspedisi di Denpasar. Kesannya setelah menikah, Ayu merasa masih kayak mimpi. "Benar akhirnya bisa bersatu. Harapan semoga langgeng, sampai maut memisahkan," ujarnya.
Di mata Ayu, suaminya ini termasuk orang yang bertanggung jawab, pengertian. Selama pacaran, Ayu mengaku sudah belajar kekurangan dan kelebihan Bombom. "Jadi setelah benar berrumahtangga gak kaget," ungkapnya. 7 nvi
Komentar