Kartun Menghibur Sekaligus Mengkritik
DNA Cartoon Festival di Gedung Dharma Negara Alaya
Kartunis itu tidak sekadar seniman. Bukan hanya menghasilkan karya seni, dia juga kritikus. Harus punya daya kritis yang tajam, sehingga dia pasti orang cerdas. Seorang yang punya nalar, rasio, punya rasa yang hebat.
DENPASAR, NusaBali
Sebagaimana seniman pada umumnya, seniman kartun menunjukkan eksistensi dari ketajaman merekam kehidupan sosial. Mereka menampilkan gambar-gambar lucu dan pesan satire penuh kritik. Lewat gambar, sesungguhnya para kartunis ingin ikut menggerakkan dinamika kehidupan.
Kelucuan dan kritisisme tersebut tersurat dan tersirat dalam pameran kartun bertajuk 'I Love You, Goodbye', serangkaian DNA Cartoon Festival di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, 19 - 27 Oktober 2023.
Sekitar 60 karya kartun dari 12 seniman kolaborasi kartunis Jakarta dan Bali dapat dinikmati selama pameran yang berlangsung selama sekitar sepekan. Kritik-kritik menggelitik berusaha dilontarkan para kartunis dalam isu politik, budaya, hingga lingkungan.
Sebagaimana seniman pada umumnya, seniman kartun menunjukkan eksistensi dari ketajaman merekam kehidupan sosial. Mereka menampilkan gambar-gambar lucu dan pesan satire penuh kritik. Lewat gambar, sesungguhnya para kartunis ingin ikut menggerakkan dinamika kehidupan.
Kelucuan dan kritisisme tersebut tersurat dan tersirat dalam pameran kartun bertajuk 'I Love You, Goodbye', serangkaian DNA Cartoon Festival di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, 19 - 27 Oktober 2023.
Sekitar 60 karya kartun dari 12 seniman kolaborasi kartunis Jakarta dan Bali dapat dinikmati selama pameran yang berlangsung selama sekitar sepekan. Kritik-kritik menggelitik berusaha dilontarkan para kartunis dalam isu politik, budaya, hingga lingkungan.
Meski tema pameran ini sekilas populer, namun tetap menyimpan kedalaman pandangan yang pantas untuk diresapi bersama. Pameran ini ingin mengingatkan bahwa apa yang terjadi pada diri kita selama hidup, toh pada akhirnya akan terlewati. Kita akan katakan 'Goodbye', baik pada yang membuat kita bahagia maupun sebaliknya mendatangkan duka.
Salah satu seniman Bali Gus Dark,41, berusaha menerjemahkan tema pameran melalui karya kartunnya. Dia tidak ingin tampil biasa-biasa saja. Kartun yang ditampilkannya unik karena tidak hanya berupa goresan cat, namun dengan tambahan efek pop up (tiga dimensi). "Saya pengen ada gebrakan, ingin bikin yang agak beda," ujarnya saat pembukaan pameran, Kamis (19/10).
Seniman asal Karangasem itu mengakui masih ada pandangan sebelah mata terhadap seni rupa kartun di Bali, jika dibandingkan dengan seni rupa lainnya semisal seni lukis tradisi maupun patung. "Kartun masih dianggap seni pendukung," sebutnya.
Melalui pameran kali ini, dia bersama-sama kartunis lain hendak menyampaikan bahwa kartun masih ada dan justru semakin relevan. Kritik melalui kartun menjadi salah satu jalan menuju perbaikan di berbagai sendi kehidupan.
Gus Dark dikenal vokal menyuarakan isu lingkungan di Bali. Pada pameran kali ini pun, dia turut membawa salah satu karyanya terkait dengan pelestarian lingkungan. I Love You, Goodbye diterjemahkannya dengan mencintai lingkungan alam dan mengucapkan selamat tinggal dengan perilaku-perilaku buruk yang merusak alam itu sendiri.
Salah satu karya Gus Dark yakni gambar kartun seorang gadis Bali berpakaian tradisional menjunjung kendi berisi air, yang ternyata kendi tersebut bolong di bagian belakangnya. Gambar tersebut juga dilengkapi tumpukan sampah di belakang gadis Bali tersebut lengkap dengan papan bertuliskan, "Jangan Buang Sampah di Sini".
"Tradisi kita menjunjung tinggi air, ternyata dalam kehidupan sehari-hari kita masih sering mengotori air itu sendiri. Saya mengkritik hal itu, Bali jangan berhenti sampai ritual saja," kritiknya sembari menyebut kendi yang bocor ingin memberi pesan bahwa air pun bisa habis jika tidak digunakan dengan bijak.
Pembukaan pameran Kamis lalu turut dihadiri sejumlah pejabat salah satunya anggota DPD RI asal Bali Made Mangku Pastika. Mantan Gubernur Bali memberi apresiasi peran kartunis yang sangat penting di tengah masyarakat. Ia pun menceritakan keberpihakannya kepada komunitas kartunis di Bali saat ia menjabat sebagai kepala daerah. Tidak lupa ia memuji para kartunis sebagai sosok cerdas, karena mampu menyampaikan sesuatu yang sulit dengan indah.
"Bagi saya kartunis itu tidak sekadar seniman. Bukan hanya menghasilkan karya seni, dia juga kritikus. Harus punya daya kritis yang tajam, sehingga dia pasti orang cerdas. Seorang yang punya nalar, rasio, punya rasa yang hebat," puji mantan Kapolda Bali tersebut.
Ketua panitia pameran Thomdean mengatakan, Tema ‘I love You, Goodbye' bisa dipahami sebagai cara untuk mengekspresikan segala sesuatu yang sangat dicintai namun pada akhirnya harus direlakan untuk pergi. Dia mencontohkan jabatan yang harus dilepas karena pensiun, di-PHK atau karena masa jabatan berakhir, juga soal kekasih atau kebiasaan lama yang harus ditinggalkan.
"Kartunis itu sebenarnya memotret realita, dia mewakili zamannya. Harapan saya dengan tema kali ini teman-teman kartunis juga bisa berkarya dengan isu-isu yang aktual," ujar kartunis Jakarta ini.
Dia mengatakan, kartun memiliki kemampuan menyusup ke dalam bidang kehidupan manapun. Di bidang-bidang tersebut kartun memberikan persepsi seninya, sehingga dengan sendirinya lebih mudah mengedukasi masyarakat lewat kartun. "Power dia bisa bermain di bidang apapun. Pertanyaan serius pun bisa mudah mengedukasi dengan gaya kartun," ujar Thomdean.7cr78
1
Komentar