1.160 KK di Jembrana Krisis Air Bersih
Dampak Kemarau, Kekeringan Kian Meluas
Di beberapa wilayah dilanda kekeringan juga dipasang tandon untuk mempermudah pendistribusian air.
NEGARA, NusaBali
Kemarau tahun 2023 ini masih terus menghentak. Akibatnya, kekeringan semakin meluas di Kabupaten Jembrana. Sesuai catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, sejak pertengahan Agustus - hingga per Senin (23/10), ada sekitar 1.160 kepala keluarga (KK) mengalami krisis air bersih.
Total 1.160 KK mengalami krisis air itu tersebar di delapan wilayah banjar/lingkungan. Di antaranya, di Lingkungan Pancardawa dan Lingkungan Dewasana, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, masing-masing sejumlah 200 KK atau total 400 KK. Di Banjar Sekar Kejula, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, sebanyak 290 KK.
Di Banjar Sekar Panca Sari, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, sebanyak 100 KK. Di Banjar Kepuh, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, sebanyak 200 KK. Di Banjar/Desa Berangbang, Kecamatan Negara, sebanyak 100 KK. Di Banjar Sombang, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, sebayak 50 KK. Kemudian di Lingkungan Sawe Rangsasa, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, sejumlah 20 KK.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra, Selasa kemarin, mengatakan warga yang mengalami krisis air bersih itu sudah terus dibantu air bersih. Di beberapa wilayah dilanda kekeringan juga dipasang tandon untuk mempermudah pendistribusian air. "Di beberapa wilayah itu ada yang membutuhkan air tiap dua hari sekali. Yang jelas kalau sudah ada permintaan, langsung kami distribusikan," ujarnya.
Hingga saat ini, Agus Artana mengaku, sudah mendistribusikan sebanyak 316.900 liter air bersih. Termasuk per Senin kemarin, jajarannya mendistribusikan 20.000 liter air bersih ke 3 wilayah. Di antaranya, masing-masing 5.000 liter di Banjar Sekar Kejula, Desa Yehembang Kauh dan Banjar Sekar Panca Sari, Desa Mendoyo Dauh Tukad, serta 10.000 liter di Banjar/Desa Berangbang.
"Pendistribusian kami lakukan bersama petugas Damkar (Pemadam Kebakaran), dan kadang juga bersama PMI (Palang Merah Indonesia). Kalau dari mobil tangki pemadam dipakai, kami minta bantuan ke PMI. Kebetulan dari PMI ada mobil tangki PMI provinsi yang diperbantukan ke Jembrana," ucap Agus Artana.
Menurut Agus Artana, sampai saat ini, mobil tangki dari Damkar ataupun PMI itu masih cukup untuk melayani pendistribusian air bersih ke sejumlah wilayah tersebut. Namun jika nantinya kekeringan semakin meluas, ada rencana untuk meminta bantuan mobil tangki dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali. "Kalau memang dibutuhkan, segera kami minta bantuan. Tetapi untuk saat ini masih cukup dengan mobil tangki dari Damkar dan PMI," ujarnya.7ode
1
Komentar