7 Sekolah Terima Penghargaan Adiwiyata
SINGARAJA, NusaBali - Tujuh satuan pendidikan jenjang SD dan SMP di Buleleng, menerima penghargaan Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, 17 Oktober 2023 lalu. Tiga sekolah diantaranya meraih anugerah sekolah Adiwiyata Mandiri dan empat sekolah menerima anugerah sebagai sekolah Adiwiyata Nasional.
Penghargaan Adiwiyata Mandiri diraih oleh SDN 1 Tajun di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan Buleleng, SMPN 1 Singaraja dan SMPN 3 Singaraja. Ketiga sekolah ini mendapatkan penghargaan tertinggi Adiwiyata karena telah memiliki minimal 10 sekolah binaan yang telah mendapatkan penghargaan adiwiyata tingkat kabupaten. Ketiga sekolah ini mendapatkan penghargaan langsung dari Presiden RI.
Sedangkan empat sekolah yang meraih penghargaan Adiwiyata Nasional meliputi SMP Laboratorium Undiksha, SMPN 2 Banjar, SMPN 4 Sukasada dan SDN 4 Pemuteran. Keempat sekolah ini mendapat penghargaan dari Kementerian LHK RI berdasarkan SK Nomor SK.1061/ MENLHK/P2SD.2M/10/2023. Penghargaan Adiwiyata nasional ini diraih karena sekolah konsisten melaksanakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLS) dengan kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring dan berkelanjutan.
Penjabat (Pj) Bupati Ketut Lihadnyana menginginkan adanya Sekolah Adiwiyata pada setiap kecamatan di Kabupaten Buleleng. Guna memasifkan pergerakan untuk membangun perilaku dan budaya lingkungan hidup di sekolah.
Menurutnya, sistem sekolah adiwiyata ini layaknya multi level marketing (MLM). Satu sekolah harus bisa mengimbaskan atau memberi pendampingan dan memberikan pembinaan kepada sekolah lainnya. Dia pun menginginkan sekolah adiwiyata ada di setiap kecamatan di Kabupaten Buleleng.
“Jejaringnya bisa lebih luas dan kegiatan yang dilakukan bisa lebih masif. Dengan begitu, akan semakin banyak sekolah yang peduli dengan lingkungan,” ungkap Lihadnyana usia menerima audiensi Kadis LH, Kadisdikpora Buleleng beserta Kepala Sekolah penerima penghargaan, Senin (23/10) di rumah jabatannya.
Dalam penerapan (PBLS), sekolah juga diminta menanam tanaman yang bermanfaat. Tidak hanya tanaman obat tetapi juga tanaman yang mendukung program penanganan stunting.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (SLH) Buleleng Gede Melandrat menyebutkan keinginan tersebut sudah sejalan dengan yang sudah dilakukan DLH sebagai Pembina sekolah adiwiyata di Kabupaten. Saat ini, sekolah adiwiyata sudah ada di setiap kecamatan. Baik itu sekolah adiwiyata tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi. Sekolah-sekolah tersebut akan terus dibina untuk meraih sekolah adiwiyata di tingkatan berikutnya.
“Dalam pembinaan budaya lingkungan hidup di masing-masing sekolah, selalu kami sesuaikan dengan kondisi dan perkembangan sekolah. Pola pembinaannya berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lain, sehingga ini juga menjadi motivasi kami di DLH untuk selalu berinovasi,” terang Melanderat.7k23
Sedangkan empat sekolah yang meraih penghargaan Adiwiyata Nasional meliputi SMP Laboratorium Undiksha, SMPN 2 Banjar, SMPN 4 Sukasada dan SDN 4 Pemuteran. Keempat sekolah ini mendapat penghargaan dari Kementerian LHK RI berdasarkan SK Nomor SK.1061/ MENLHK/P2SD.2M/10/2023. Penghargaan Adiwiyata nasional ini diraih karena sekolah konsisten melaksanakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLS) dengan kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring dan berkelanjutan.
Penjabat (Pj) Bupati Ketut Lihadnyana menginginkan adanya Sekolah Adiwiyata pada setiap kecamatan di Kabupaten Buleleng. Guna memasifkan pergerakan untuk membangun perilaku dan budaya lingkungan hidup di sekolah.
Menurutnya, sistem sekolah adiwiyata ini layaknya multi level marketing (MLM). Satu sekolah harus bisa mengimbaskan atau memberi pendampingan dan memberikan pembinaan kepada sekolah lainnya. Dia pun menginginkan sekolah adiwiyata ada di setiap kecamatan di Kabupaten Buleleng.
“Jejaringnya bisa lebih luas dan kegiatan yang dilakukan bisa lebih masif. Dengan begitu, akan semakin banyak sekolah yang peduli dengan lingkungan,” ungkap Lihadnyana usia menerima audiensi Kadis LH, Kadisdikpora Buleleng beserta Kepala Sekolah penerima penghargaan, Senin (23/10) di rumah jabatannya.
Dalam penerapan (PBLS), sekolah juga diminta menanam tanaman yang bermanfaat. Tidak hanya tanaman obat tetapi juga tanaman yang mendukung program penanganan stunting.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (SLH) Buleleng Gede Melandrat menyebutkan keinginan tersebut sudah sejalan dengan yang sudah dilakukan DLH sebagai Pembina sekolah adiwiyata di Kabupaten. Saat ini, sekolah adiwiyata sudah ada di setiap kecamatan. Baik itu sekolah adiwiyata tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi. Sekolah-sekolah tersebut akan terus dibina untuk meraih sekolah adiwiyata di tingkatan berikutnya.
“Dalam pembinaan budaya lingkungan hidup di masing-masing sekolah, selalu kami sesuaikan dengan kondisi dan perkembangan sekolah. Pola pembinaannya berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lain, sehingga ini juga menjadi motivasi kami di DLH untuk selalu berinovasi,” terang Melanderat.7k23
1
Komentar