Hujan, Ruang Kasek SMPN 2 Bangli Bocor
Bila hujan melanda wilayah Bangli, ruang Kepala SMP Negeri 2 Bangli dipastikan digenangi air, lantaran atapnya bocor.
BANGLI, NusaBali
Selain ruang kasek, ruang guru pun mengalami hal serupa. Pihak sekolah sudah mengajukan perbaikan, tetapi belum ada realisasi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala SMP Negeri 2 Bangli IBG Wardana, Rabu (12/7). Menurutnya, kebocoran terjadi di beberapa ruang, meliputi ruang guru, ruang tata usaha, ruang bimbingan konseling (BK), serta ruang tamu (lobi). Kebocoran sudah berlangsung cukup lama. Terakhir pihaknya mengajukan perbaikan tahun 2015, namun hingga kini belum ada perbaikan.
Bangunan sudah berdiri sejak 1982 silam, hingga kini belum pernah ada perbaikan. “Bangunan ini semestinya sudah direhab, tapi belum pernah ada perbaikan. Tahun 2015 lalu sempat dilakukan pengukuran tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Hujan-hujan begini ruangan digenangi air,” kata Wardana.
Ditambahkannya, bila perbaikan genteng pihak sekolah masih bisa, namun tukang tidak berani naik. Karena kondisi bangunan yang lapuk, bila dipaksakan dikhawatirkan roboh. Selain kondisi bangunan yang bocor, sekolah masih kekurangan ruang kelas.
Ruang kelas yang tersedia baru 18, sedangkan sekolah membutuhkan 22 ruang kelas. Masih kekurangan 4 ruang. Guna mensiasati hal tersebut pihak sekolah memanfaatkan ruang laboratorium, ruang keterampilan serta ruang UKS untuk ruang belajar. Tahun ajaran 2017/2018 murid baru tercatat 166 siswa terbagi dalam 7 rombongan belajar (rombel).
Wardana mengemukakan, lahan untuk pembangunan gedung baru sebetulnya sudah ada. Pihaknya berharap, ke depan ada penambahan gedung sehingga rombel yang kurang bisa terpenuhi. *e
Hal tersebut diungkapkan Kepala SMP Negeri 2 Bangli IBG Wardana, Rabu (12/7). Menurutnya, kebocoran terjadi di beberapa ruang, meliputi ruang guru, ruang tata usaha, ruang bimbingan konseling (BK), serta ruang tamu (lobi). Kebocoran sudah berlangsung cukup lama. Terakhir pihaknya mengajukan perbaikan tahun 2015, namun hingga kini belum ada perbaikan.
Bangunan sudah berdiri sejak 1982 silam, hingga kini belum pernah ada perbaikan. “Bangunan ini semestinya sudah direhab, tapi belum pernah ada perbaikan. Tahun 2015 lalu sempat dilakukan pengukuran tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Hujan-hujan begini ruangan digenangi air,” kata Wardana.
Ditambahkannya, bila perbaikan genteng pihak sekolah masih bisa, namun tukang tidak berani naik. Karena kondisi bangunan yang lapuk, bila dipaksakan dikhawatirkan roboh. Selain kondisi bangunan yang bocor, sekolah masih kekurangan ruang kelas.
Ruang kelas yang tersedia baru 18, sedangkan sekolah membutuhkan 22 ruang kelas. Masih kekurangan 4 ruang. Guna mensiasati hal tersebut pihak sekolah memanfaatkan ruang laboratorium, ruang keterampilan serta ruang UKS untuk ruang belajar. Tahun ajaran 2017/2018 murid baru tercatat 166 siswa terbagi dalam 7 rombongan belajar (rombel).
Wardana mengemukakan, lahan untuk pembangunan gedung baru sebetulnya sudah ada. Pihaknya berharap, ke depan ada penambahan gedung sehingga rombel yang kurang bisa terpenuhi. *e
1
Komentar