Proyek Penambahan Air Bersih di Estuari Segera Rampung, Pasokan Air Bersih di Pecatu Segera Normal
MANGUPURA, NusaBali.com - Perusahan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung menghadapi tantangan serius dalam memenuhi kebutuhan air bersih di sejumlah wilayah, terutama di Kuta Selatan.
Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Tirta Mangutama, Made Suarsa menyatakan bahwa upaya mereka untuk menangani krisis pasokan air sedang berlangsung dengan proyek penambahan air di Estuari.
Suarsa menjelaskan bahwa produksi air di Estuari telah mencapai batas maksimal, yakni 600 liter per detik, dan tidak dapat ditambah lagi. Namun, dengan proyek penambahan air yang direncanakan selesai akhir Oktober, diharapkan pasokan air akan meningkat sebesar 250 liter per detik.
Namun, kondisi di wilayah Kuta Selatan masih memprihatinkan, dengan pasokan air bersih terhambat di beberapa daerah seperti Suluban, Labuan Sait, dan Pecatu. Suarsa menekankan bahwa tingginya serapan air di wilayah tersebut, bersamaan dengan kebutuhan tinggi akibat musim kemarau, telah menyebabkan krisis air yang signifikan sejak awal tahun 2023.
“Di Pecatu saat ini pasokan air bersih masih ada kendala karena saat ini serapan (penggunaan) air begitu besar di wilayah bawah. Jadi saat ini tidak bisa seluruh wilayah Pecatu teraliri air terutama di daerah Suluban, Labuan Sait, dan Pecatu. Serapannya tinggi kemudian jumlah air kami masih sama itu lah penyebabnya, artinya belum maksimal,” ungkap Suarsa saat dihubungi NusaBali.com pada Sabtu (28/10/2023) siang.
Suarsa menjelaskan bahwa produksi air di Estuari telah mencapai batas maksimal, yakni 600 liter per detik, dan tidak dapat ditambah lagi. Namun, dengan proyek penambahan air yang direncanakan selesai akhir Oktober, diharapkan pasokan air akan meningkat sebesar 250 liter per detik.
Namun, kondisi di wilayah Kuta Selatan masih memprihatinkan, dengan pasokan air bersih terhambat di beberapa daerah seperti Suluban, Labuan Sait, dan Pecatu. Suarsa menekankan bahwa tingginya serapan air di wilayah tersebut, bersamaan dengan kebutuhan tinggi akibat musim kemarau, telah menyebabkan krisis air yang signifikan sejak awal tahun 2023.
“Di Pecatu saat ini pasokan air bersih masih ada kendala karena saat ini serapan (penggunaan) air begitu besar di wilayah bawah. Jadi saat ini tidak bisa seluruh wilayah Pecatu teraliri air terutama di daerah Suluban, Labuan Sait, dan Pecatu. Serapannya tinggi kemudian jumlah air kami masih sama itu lah penyebabnya, artinya belum maksimal,” ungkap Suarsa saat dihubungi NusaBali.com pada Sabtu (28/10/2023) siang.
Dalam upaya mengatasi masalah ini, Perumda Tirta Mangutama telah memasang dua pompa di Ungasan dan Pecatu serta tengah menggarap proyek air di wilayah terkait.
Meskipun begitu, Suarsa menegaskan bahwa tanpa peningkatan suplai air, tantangan dalam memenuhi kebutuhan tetap ada. Kendati demikian, ia optimis bahwa proyek penambahan air akan membantu menstabilkan pasokan air di wilayah tersebut setelah proyek selesai.
“Setelah proyek penambahan air selesai saya yakini pasokan air di tiga wilayah itu normal. Karena kami juga sudah menambah dua pompa dari TB empat naik ke Ungasan dan dilempar ke daerah Pecatu. Astungkara dengan penambahan pompa itu tiga wilayah tersebut bisa kami layani dan wilayah di bawah pasti tidak ada masalah,” jelasnya.
Suarsa juga menyoroti stabilitas produksi air di wilayah Blusung dan Petanu, dengan produksi mencapai 350 liter per detik dan 60 liter per detik secara berurutan. Meski pasokan air di wilayah lain terganggu, produksi Perumda Tirta Mangutama di wilayah-wilayah tersebut tetap stabil.
“Sementara projek kami di Estuari sudah mau selesai sudah ditahap conditioning atau pemasangan panel-panel. Mudah-mudahan di awal bulan November kami sudah bisa uji coba untuk penambahan air 250 liter itu dan jika sudah selesai tidak ada kendala air lagi di sana,” harapnya.
Sementara situasi produk yang dilakukan oleh Perumda Tirta Mangutama tetap sama dan stabil, mulai dari Estuari, Blusung dan Petanu dipantau dengan cermat. Langkah-langkah yang diambil oleh Perumda Tirta Mangutama pun diharapkan dapat mengatasi krisis pasokan air bersih yang sedang dihadapi di sejumlah wilayah di Bali. *ris
Komentar