Ariyani : Politik Bisa sebagai Alat Pembebasan Diri
DENPASAR, NusaBali - Keterlibatan perempuan dalam politik adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Hal itu diungkapkan Anggota Bawaslu Bali, Ketut Ariyani saat berdialog dalam kegiatan The 3rd Indonesia Opinion Festival di Mertasari Sanur, Sabtu (28/10).
Kegiatan ini mengambil tema Partisipasi Kaum Muda dalam Ranah Politik dan Demokrasi, dengan sub tema Perempuan Dalam Ranah Politik dan Demokrasi. Dalam sesi dialog, Ariyani menuturkan bahwa politik bisa menjadi sebuah upaya untuk mencapai pembebasan diri dari berbagai bentuk ketidaksetaraan, penindasan, dan diskriminasi, terutama dalam konteks gender. “Demokrasi mengamini semua punya hak untuk berpartisipasi, termasuk perempuan,” tegas Ariyani kepada peserta yang didominasi kaum perempuan.
Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Bali ini berpesan selaku sesama perempuan, untuk selalu membekali diri dengan literasi saat akan terjun ke dunia politik. Bukan tanpa alasan, Ariyani mengungkapkan bahwa masuk ke politik artinya mengemban amanah masyarakat, menjadi delegasi untuk menyuarakan aspirasi rakyat. “Mendapat afirmasi bukan berarti tidak punya nilai juang, bekali diri dengan literasi, jangan membuat posisi perempuan hanya sekedar ada tanpa ada nilai juang,” kata Ariyani penuh semangat.
Senada dengan Ariyani, Ketua LSM Bali Sruti, Luh Riniti Rahayu mengatakan bahwa partisipasi perempuan dalam politik paling tidak memahami cara berpolitik yang baik dan benar, berpolitik sesuai dengan aturan. “Paling tidak kaum muda perempuan dan masyarakat paham cara berpolitik yang benar, berpolitik sesuai dengan aturannya. Politik itu perang tanpa darah, dan kalau peperangan adalah politik yang berdarah,” ujar mantan komisioner KPU Bali ini.n nat
Komentar