Pasar Asean Mesti Digarap Lebih Intensif
Belum Penuhi Likuiditas Minimum
DENPASAR, NusaBali - Dewan Pimpinan Daerah Association of The Indonesia Tour and Travel Agencies (ASITA) Bali berharap potensi pasar wisata Asean digarap lebih intensif. Jarak geografis negara-negara Asean yang relatif dekat, salah satu alasannya.
Biaya transportasi penerbangan jelas lebih murah dibandingkan dengan wisman dari belahan atau kawasan lainnya. Diantaranya Eropa maupun Amerika.
“Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh, jadi potensi pasar Asean besar,” ucap Ketua DPD ASITA Bali, I Putu Winastra, Selasa(31/10).
Pasar Asean tersebut, kata Winastra, wisatawan dari negara-negara di kawasan Asean. Diantaranya Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia dan anggota Asean yang lain.
“Kalau industri yakni industri pariwisata, pasti melakukan promosi,” ujarnya tentang upaya menggenjot wisman Asean. Karena kata Winastra, promosi harus terus menerus dilakukan.
Namun di pihak lain, pemerintah diharapkan juga ikut memperbanyak promosi dengan membuat kebijakan yang mendorong wisatawan Asean datang berwisata ke Bali.
“Salah satunya yang yang jadi isu utama, adalah penerbangan langsung dari Bali ke negara-negara Asean,” jelas Winastra.
Dia menyebut, VietJet, maskapai dari Vietnam yang salah satunya telah melakukan penerbangan langsung ke Bali.
Data Bali Tourism Board atau Gabungan Industri Pariwisata Bali (GIPI), menunjukkan ada 20 negara yang warganya berwisata ke Bali pada bulan September. Dari 20 tersebut, 3 negara Asean, yakni Malaysia peringkat 9, Singapura peringkat 10 dan Philipina peringkat 16.
Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat dalam rentang Januari-Agustus ada 10 besar negara asal wisman berwisata ke Bali. Dari 10 besar tersebut, Malaysia satu-satunya negara Asean yang berada di peringkat 9. Total wisman Malaysia dalam rentang waktu 9 bulan itu, 133.775(3,75 persen) dari total wisman 3.405.299. k17.
1
Komentar