Hilang Dua Hari, Ditemukan Tewas di Air Panas Gitgit
SINGARAJA, NusaBali - Komang Suarsana, 30, warga Banjar Dinas Amertasari, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng ditemukan dalam kondisi kaku tak bernyawa, Selasa (31/10) pukul 10.30 Wita. Korban ditemukan di kawasan pemandian air panas di Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, setelah dua malam menghilang dari rumah.
Korban Suarsana disebut keluarganya meninggalkan rumah pada, Minggu (29/10) pukul 18.00 Wita dengan mengendarai sepeda motor PCX warna biru DK 4402 UBJ. Suarsana pun pergi tidak membawa HP. Istrinya Luh Juliasih, 30, mulai panik setelah semalam Suarsana tidak pulang ke rumah. Akhirnya pihak keluarga melakukan pencarian sejak, Senin (30/10).
Pencarian hari pertama keluarga korban tidak membuahkan hasil. Keluarga korban pada, Senin sore pukul 15.00 Wita hanya menemukan sepeda motor korban terparkir di pinggir jalan. Hanya saja keluarga korban tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban. Proses pencarian pun sempat dilakukan dengan cara tradisional magpag gong (pencarian secara niskala orang hilang menggunakan instrumen gamelan), pada Senin malam. Namun juga tidak membuahkan hasil. Keluarga korban tanpa putus asa melanjutkan pencarian pada Selasa (31/10) pagi. Korban Suarsana akhirnya ditemukan mengambang di kawasan pemandian kolam air panas di Desa Gitgit dalam kondisi tak bernyawa dalam posisi badan telungkup dan mengambang di permukaan air.
Suarsana saat ditemukan menggunakan baju kaos warna putih dan celana pendek warna hitam. Kapolsek Sukasada, Kompol I Made Agus Dwi Wirawan dikonfirmasi kemarin membenarkan adanya penemuan orang meninggal dunia. Polsek dan dokter dari Puskesmas Sukasada II sudah melakukan pemeriksaan luar, dugaan sementara korban meninggal dunia karena tenggelam.
“Dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas Sukasada II, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dugaan kematiannya diduga karena masuknya air ke dalam lubang pernapasan diperkirakan sudah meninggal lebih dari 12 jam,” ucap Kompol Agus Dwi.
Terkait luka lecet ringan pada tangan dan badan diduga karena korban terjatuh. Polisi pun tidak melanjutkan proses penyelidikan, karena keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah. Jenazah korban usai ditemukan pun langsung dibawa ke rumah duka. Sementara itu Perbekel Gitgit, Putu Arcana dikonfirmasi terpisah mengatakan kondisi eksisting pemandian air panas itu sebelum Pandemi Covid-19 memang sempat dikembangkan menjadi objek wisata. Sebab ditemukan sumber air panas di sekitar air terjun. Kelompok pun sempat membuatkan kolam untuk melokalisir sumber air panas dan dijadikan tempat berendam.
Namun pengembangan wisata air panas Gitgit ini tidak berlangsung lama karena digempur Pandemi Covid-19. Selain juga ada pendangkalan akibat material lumpur shortcut yang mengalir ke aliran sungai. “Sekarang itu sudah tidak ada pengelola karena kondisinya sudah hancur karena pendangkalan. Tidak ada yang stand by di sana. Meski masih dimanfaatkan oleh warga untuk berendam jadi ya datang sendiri-sendiri,” kata Arcana.
Akibat pendangkalan yang terjadi kondisi eksisting kubangan air mancur tempat korban ditemukan sebenarnya tidak dalam. Tinggi air hanya sepinggang orang dewasa. Terkait rencana upacara pembersihan niskala wewidangan setelah kejadian ini Pemdes Gitgit mengaku akan berkoordinasi lebih lanjut dengan desa adat setempat. 7 k23
Pencarian hari pertama keluarga korban tidak membuahkan hasil. Keluarga korban pada, Senin sore pukul 15.00 Wita hanya menemukan sepeda motor korban terparkir di pinggir jalan. Hanya saja keluarga korban tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban. Proses pencarian pun sempat dilakukan dengan cara tradisional magpag gong (pencarian secara niskala orang hilang menggunakan instrumen gamelan), pada Senin malam. Namun juga tidak membuahkan hasil. Keluarga korban tanpa putus asa melanjutkan pencarian pada Selasa (31/10) pagi. Korban Suarsana akhirnya ditemukan mengambang di kawasan pemandian kolam air panas di Desa Gitgit dalam kondisi tak bernyawa dalam posisi badan telungkup dan mengambang di permukaan air.
Suarsana saat ditemukan menggunakan baju kaos warna putih dan celana pendek warna hitam. Kapolsek Sukasada, Kompol I Made Agus Dwi Wirawan dikonfirmasi kemarin membenarkan adanya penemuan orang meninggal dunia. Polsek dan dokter dari Puskesmas Sukasada II sudah melakukan pemeriksaan luar, dugaan sementara korban meninggal dunia karena tenggelam.
“Dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas Sukasada II, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dugaan kematiannya diduga karena masuknya air ke dalam lubang pernapasan diperkirakan sudah meninggal lebih dari 12 jam,” ucap Kompol Agus Dwi.
Terkait luka lecet ringan pada tangan dan badan diduga karena korban terjatuh. Polisi pun tidak melanjutkan proses penyelidikan, karena keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah. Jenazah korban usai ditemukan pun langsung dibawa ke rumah duka. Sementara itu Perbekel Gitgit, Putu Arcana dikonfirmasi terpisah mengatakan kondisi eksisting pemandian air panas itu sebelum Pandemi Covid-19 memang sempat dikembangkan menjadi objek wisata. Sebab ditemukan sumber air panas di sekitar air terjun. Kelompok pun sempat membuatkan kolam untuk melokalisir sumber air panas dan dijadikan tempat berendam.
Namun pengembangan wisata air panas Gitgit ini tidak berlangsung lama karena digempur Pandemi Covid-19. Selain juga ada pendangkalan akibat material lumpur shortcut yang mengalir ke aliran sungai. “Sekarang itu sudah tidak ada pengelola karena kondisinya sudah hancur karena pendangkalan. Tidak ada yang stand by di sana. Meski masih dimanfaatkan oleh warga untuk berendam jadi ya datang sendiri-sendiri,” kata Arcana.
Akibat pendangkalan yang terjadi kondisi eksisting kubangan air mancur tempat korban ditemukan sebenarnya tidak dalam. Tinggi air hanya sepinggang orang dewasa. Terkait rencana upacara pembersihan niskala wewidangan setelah kejadian ini Pemdes Gitgit mengaku akan berkoordinasi lebih lanjut dengan desa adat setempat. 7 k23
1
Komentar