Perempuan Bisa Jadi Pionir untuk Pemilu Berintegritas
BANGLI, NusaBali - Pemilu menjadi media peralihan kekuasaan melalui jalan adu gagasan sehingga masyarakat harus ikut serta dalam setiap prosesnya.
Hal itu diungkapkan anggota Bawaslu Bali, I Nyoman Gede Putra Wiratma alias Dodo saat berdialog dengan Paiketan Krama Istri (Pakis) Kabupaten Bangli dalam sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif, di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Selasa (31/10).
Wiratma menjelaskan peta politik tahun ini membuka ruang kepada perempuan untuk turut serta berpartisipasi. Maka dari itu, dirinya berharap ada banyak keterwakilan perempuan yang akan terjun ke dalam pemilu, terutama di bidang pengawasan.
“Hari ini, kuota perempuan diakomodir oleh Undang- undang jika memang ingin terjun ke politik. Dengan afirmasi tersebut, kami berharap lahir pionir - pionir baru yang berjuang untuk melahirkan pemilu yang lebih berintegritas,” kata Wiratma dalam rilis Bawaslu Bali, Selasa.
Lebih jauh, Koordinator SDM (Divisi Sumber Daya Manusia), Organisasi dan Diklat Bawaslu Bali itu berpesan, jangan pernah alergi terhadap politik. Bukan tanpa alasan, dia mengatakan bahwa setiap aspek kehidupan ditentukan oleh sebuah kebijakan politik.
“Jangan pernah antipati terhadap politik, kita harus sadari juga setiap aspek kehidupan itu merupakan hasil keputusan politik, jadi penting bagi kita terlibat dalam proses yg menentukan arah kebijakan bangsa,” tegas pria berbadan gempal ini.
Sementara akademisi dari Universitas Pendidikan Nasional Denpasar yang notabene mantan anggota KPU Bali, Ni Wayan Widhiasthini menegaskan bahwa proses politik dapat dikatakan demokratis ketika masyarakat sebagai aktor utama dalam membuat keputusan politik. “Pemilu yang demokratis meniscayakan partisipasi masyarakat itu sendiri,” pungkas Widhi.n nat
Komentar