Mayat Pelajar Ditemukan Tergeletak di Bawah Jembatan
Sebelum Kejadian Sempat Bikin Status ‘Jumping off the Bridge’
GIANYAR, NusaBali - Mayat Pelajar SMA berinisial I Putu AMG,15, ditemukan meringkuk di bawah jembatan Tukad Cangkir, wilayah Kelurahan/Kecamatan Gianyar, Rabu (1/11) pukul 08.30 Wita.
Pelajar sebuah SMA negeri di Gianyar ini diduga jatuh dari ketinggian sekitar 30 meter dari atas jembatan. Sebelum peristiwa ini terjadi diketahui korban sempat membuat status mencurigakan di aplikasi WhatsApp-nya, seperti ‘jumping off the bridge’, ‘my death is up to interpretation’.
Informasi yang dihimpun, jasad korban pertama kali ditemukan oleh beberapa siswa MTs (setingkat SMP) di Gianyar yang berjalan kaki di pinggir jembatan. Atas temuan itu dilaporkan ke Polsek Kota Gianyar. Petugas dari Unit Reskrim bergabung dengan piket fungsi serta Babinkamtibmas yang dipimpin Kapolsek Gianyar Kompol I Gede Sudyatmaja menuju ke lokasi. Sesampai di lokasi dilakukan evakuasi dan mencari keterangan masyarakat bahwa didapati salah satu masyarakat yang mengaku keluarga korban.
"Keluarga korban menerangkan bahwa korban pada hari Senin tanggal 30 Oktober 2023 sempat ditegur oleh ayahnya karena sering bermain game dan jarang ke sekolah, dan kemudian korban memberitahu bahwa dirinya akan lari. Namun orangtuanya mengira bahwa anaknya akan lari ke Alun-alun Gianyar, dan sampai saat dilaporkan anaknya tidak pulang ke rumah," jelas Kapolsek Kompol Sudyatmaja.
Saat dievakuasi, korban dalam keadaan tergeletak di atas batu sungai dengan posisi kepala berada di sebelah barat dan kaki di sebelah timur. Korban mengenakan baju kaos berwarna hijau dan menggunakan celana pendek berwarna abu-abu, tanpa menggunakan alas kaki. Dari hasil pemeriksaan luar oleh tim medis RSU Sanjiwani Gianyar tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Pada hidung, mulut dan telinga mengeluarkan darah, luka lecet pada perut pinggir sebelah kiri, tulang leher patah, tulang kaki kiri patah, tulang rusuk kiri dan kanan patah, mengalami luka berat pada kepala.
"Dari hasil pemeriksaan awal diduga lama korban meninggal dunia sampai korban ditemukan sekira 12 jam," jelas Kapolsek Kompol Gede Sudyatmaja. Ditambahkannya, dari keterangan keluarga bahwa beberapa hari sebelumnya korban sempat membuat status aneh. Korban sekira seminggu yang lalu sempat membuat status pada aplikasi WhatsApp yang mencantumkan kata-kata bahasa inggris ‘jumping off the bridge’, ‘my death is up to interpretation’ yang dapat diartikan mengenai kematian.
"Motifnya belum bisa diprediksi, kemungkinan bisa lompat melalui jembatan," jelas Kapolsek. Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba ditemui di TKP mengatakan laporan kejadian diterima pukul 08.46 Wita. Segera saat itu juga TRC BPBD Gianyar diterjunkan untuk melakukan evakuasi. Ketinggian jembatan dengan jatuhnya korban diperkirakan sekitar 30 meter. "Jatuhnya di bebatuan," ujarnya.
Tim melakukan evakuasi lewat jalur alternatif dari arah selatan, kemudian memasukkan jasad korban ke kantong jenazah lalu menarik dengan tali ke atas jembatan. Pukul 10.40 Wita jenazah sudah dapat dievakuasi dan selanjutnya dibawa ke RSU Sanjiwani Gianyar. Di sisi lain, informasinya sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat kabur dari rumah. Pihak keluarga sudah berupaya melakukan pencarian dan menanyakan apakah korban berada di salah satu rumah temannya. Namun tidak ada yang mengetahui ke mana korban pergi. Korban membuat keluarganya khawatir karena menjelang tengah malam tidak juga pulang ke rumah.
"Kita kaget pas ditanya keberadaan dia, karena setahu kita sejak Rabu lalu dia nggak sekolah sampai Selasa kemarin, jadi benar-benar tidak tahu dia kenapa," ungkap beberapa teman korban. Hari Rabu sampai Jumat lalu, korban masih sempat berkomunikasi mengaku tidak sekolah karena sakit. Namun sejak Senin (30/10) komunikasi lewat WhatsApp tidak pernah dibalas. Sebelum peristiwa ini terjadi korban sudah sempat memberikan petunjuk lewat postingan di media sosial. Termasuk mengatakan kepada keluarganya bahwa korban ada membuat tugas di jembatan.
"Karena tidak ada tugas kaitan dengan jembatan, jadi kita rasa ini udah janggal banget," ujar teman korban. Petunjuk 'membuat tugas di jembatan' ini membuat teman-temannya teringat tentang sesuatu. Bahwa beberapa minggu lalu korban sempat bikin status whatsapp tentang hal-hal yang berbau tindakan bunuh diri. Sempat bikin status ‘jumping off the bridge’. Selain itu, info kontaknya juga mencurigakan bertuliskan ‘my death is up to interpretation’. Berdasarkan petunjuk tersebut, teman korban sejatinya baru akan menyampaikan kepada pihak sekolah. Namun sayang, kabar temuan sosok mayat di bawah jembatan terlebih dahulu membuat geger masyarakat. 7 n
Informasi yang dihimpun, jasad korban pertama kali ditemukan oleh beberapa siswa MTs (setingkat SMP) di Gianyar yang berjalan kaki di pinggir jembatan. Atas temuan itu dilaporkan ke Polsek Kota Gianyar. Petugas dari Unit Reskrim bergabung dengan piket fungsi serta Babinkamtibmas yang dipimpin Kapolsek Gianyar Kompol I Gede Sudyatmaja menuju ke lokasi. Sesampai di lokasi dilakukan evakuasi dan mencari keterangan masyarakat bahwa didapati salah satu masyarakat yang mengaku keluarga korban.
"Keluarga korban menerangkan bahwa korban pada hari Senin tanggal 30 Oktober 2023 sempat ditegur oleh ayahnya karena sering bermain game dan jarang ke sekolah, dan kemudian korban memberitahu bahwa dirinya akan lari. Namun orangtuanya mengira bahwa anaknya akan lari ke Alun-alun Gianyar, dan sampai saat dilaporkan anaknya tidak pulang ke rumah," jelas Kapolsek Kompol Sudyatmaja.
Saat dievakuasi, korban dalam keadaan tergeletak di atas batu sungai dengan posisi kepala berada di sebelah barat dan kaki di sebelah timur. Korban mengenakan baju kaos berwarna hijau dan menggunakan celana pendek berwarna abu-abu, tanpa menggunakan alas kaki. Dari hasil pemeriksaan luar oleh tim medis RSU Sanjiwani Gianyar tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Pada hidung, mulut dan telinga mengeluarkan darah, luka lecet pada perut pinggir sebelah kiri, tulang leher patah, tulang kaki kiri patah, tulang rusuk kiri dan kanan patah, mengalami luka berat pada kepala.
"Dari hasil pemeriksaan awal diduga lama korban meninggal dunia sampai korban ditemukan sekira 12 jam," jelas Kapolsek Kompol Gede Sudyatmaja. Ditambahkannya, dari keterangan keluarga bahwa beberapa hari sebelumnya korban sempat membuat status aneh. Korban sekira seminggu yang lalu sempat membuat status pada aplikasi WhatsApp yang mencantumkan kata-kata bahasa inggris ‘jumping off the bridge’, ‘my death is up to interpretation’ yang dapat diartikan mengenai kematian.
"Motifnya belum bisa diprediksi, kemungkinan bisa lompat melalui jembatan," jelas Kapolsek. Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gianyar, Ida Bagus Putu Suamba ditemui di TKP mengatakan laporan kejadian diterima pukul 08.46 Wita. Segera saat itu juga TRC BPBD Gianyar diterjunkan untuk melakukan evakuasi. Ketinggian jembatan dengan jatuhnya korban diperkirakan sekitar 30 meter. "Jatuhnya di bebatuan," ujarnya.
Tim melakukan evakuasi lewat jalur alternatif dari arah selatan, kemudian memasukkan jasad korban ke kantong jenazah lalu menarik dengan tali ke atas jembatan. Pukul 10.40 Wita jenazah sudah dapat dievakuasi dan selanjutnya dibawa ke RSU Sanjiwani Gianyar. Di sisi lain, informasinya sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat kabur dari rumah. Pihak keluarga sudah berupaya melakukan pencarian dan menanyakan apakah korban berada di salah satu rumah temannya. Namun tidak ada yang mengetahui ke mana korban pergi. Korban membuat keluarganya khawatir karena menjelang tengah malam tidak juga pulang ke rumah.
"Kita kaget pas ditanya keberadaan dia, karena setahu kita sejak Rabu lalu dia nggak sekolah sampai Selasa kemarin, jadi benar-benar tidak tahu dia kenapa," ungkap beberapa teman korban. Hari Rabu sampai Jumat lalu, korban masih sempat berkomunikasi mengaku tidak sekolah karena sakit. Namun sejak Senin (30/10) komunikasi lewat WhatsApp tidak pernah dibalas. Sebelum peristiwa ini terjadi korban sudah sempat memberikan petunjuk lewat postingan di media sosial. Termasuk mengatakan kepada keluarganya bahwa korban ada membuat tugas di jembatan.
"Karena tidak ada tugas kaitan dengan jembatan, jadi kita rasa ini udah janggal banget," ujar teman korban. Petunjuk 'membuat tugas di jembatan' ini membuat teman-temannya teringat tentang sesuatu. Bahwa beberapa minggu lalu korban sempat bikin status whatsapp tentang hal-hal yang berbau tindakan bunuh diri. Sempat bikin status ‘jumping off the bridge’. Selain itu, info kontaknya juga mencurigakan bertuliskan ‘my death is up to interpretation’. Berdasarkan petunjuk tersebut, teman korban sejatinya baru akan menyampaikan kepada pihak sekolah. Namun sayang, kabar temuan sosok mayat di bawah jembatan terlebih dahulu membuat geger masyarakat. 7 n
1
Komentar