Hobi Modifikasi Motor, Koleksi Puluhan Gelar Bergengsi
I Made Arya, Kepala Dusun Sungiang Sari, Desa Sumerta Kelod, Kota Denpasar
Sebagai kepala dusun sekaligus penghobi, Arya berencana menggelar acara modifikasi motor level Provinsi Bali dengan menggandeng pemuda di desanya
DENPASAR, NusaBali
Di tengah kesibukan melayani warga, Kepala Dusun Sungiang Sari, Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, I Made Arya,48, juga tetap menjalankan hobi modifikasi motor dan mengikuti kontes bergengsi. Ketika dijumpai di kediamannya di Jalan Drupadi XI, tepat di depan Balai Banjar Sungiang Sari pada, Sabtu (5/11) malam, Arya mengaku hobinya sudah dimulai sejak masih SMP. Pemicunya, dia tidak suka dengan motor yang medioker sehingga ada hal-hal yang ingin diinovasikan.
"Sekitar tahun 1992, waktu saya masih SMP, itu pertama kali mencoba memodifikasi motor. Motor pertama yang saya modifikasi itu Honda Astrea Prima," kata Arya. Kala itu, gaya modifikasinya masih sangat pemula. Misalnya, pelek diganti, bagian-bagian body motor dirombak atau dicat ulang. Kata Arya, sederhananya ia ingin membuat kuda besinya terlihat lebih 'ganteng' daripada motor-motor lain dengan merek yang sama atau model sejenis.
Meski mulai mencoba modifikasi motor pada tahun 1992, baru pada tahun 2006 dia percaya diri mengikuti kontes. Seingat Arya, kontes pertama yang dia ikuti digelar di Lapangan Puputan Margarana (Bajra Sandhi) Niti Mandala, Denpasar. Kemungkinan, ajangnya serupa atau pendahulu dari Honda Modif Contest (HMC) yang digelar Astra saat ini.
"Dulu modal modifikasi itu semua dari orangtua. Memang sempat ditentang, tapi begitu dilihat motor saya bersih dan rapi ya akhirnya didukung," beber Arya. Gelaran pertama ini hanya coba-coba dan ia belum berhasil membawa pulang gelar. Namun, kesukaannya memodifikasi motor terus berjalan meski masih sebatas hobi. Lewat hobi ini pula, ia bergaul dan membuat jejaring dengan bengkel modifikasi dan tokoh-tokoh modifikator di Bali.
Akan tetapi, tahun 2016 menjadi masa yang berbeda bagi Arya. Ia didorong oleh rekan sepergaulannya untuk mencoba peruntungan menjadi kepala dusun. Meski sempat ragu-ragu, Arya akhirnya mengikuti seleksi dan pemilihan calon kepala dusun yang akhirnya berhasil menjadikannya pimpinan di Banjar Sungiang Sari.
Sejak menjadi kepala dusun, Arya mengaku mengendorkan kegiatan di hobinya ini. Hanya hari libur atau akhir pekan yang ia manfaatkan untuk menjalankan hobi. Termasuk, nongkrong bareng jejaring modifikator di Denpasar dan Bali. Mulai tahun 2021, ketika pandemi Covid-19 sedang fluktuaktif, Arya kembali serius menggeluti lagi hobinya.
Pada tahun itu, ia membeli motor monkey hasil custom bermesin Honda Supra. Motor monkey ini ia restorasi dan modifikasi sedemikian rupa terutama pewarnaannya. "Motor monkey ini saya kasih nama Kali Maya. Karena saya buat warnanya itu agak norak. Saya garap bareng tim saya, CunkPaint Air Brush Bali, yang bengkelnya ada di Kesiman," jelas Arya.
Kemudian, pada tahun 2022, ia memutuskan membangun motor chopper dengan basic Yamaha Scorpio dibantu CunkPaint dan satu builder lagi dari Jogjakarta. Kata Arya, daya tarik dari chopper yang ia beri nama Kali Ireng ini ada pada peleknya. Sebab, pelek bergaya sepeda fixie itu 'diukir' papatraan Bali. Dua motor ini, monkey dan chopper, awalnya hanya dijadikan koleksi oleh Arya. Namun, rekan-rekannya memprovokasi agar dua motor ini diikutkan kontes. Terpantik ajakan temannya, ia mulai aktif mengikuti berbagai kontes modifikasi sejak tahun 2022 mengandalkan dua motor favoritnya itu.
Di tengah kesibukan melayani warga, Kepala Dusun Sungiang Sari, Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, I Made Arya,48, juga tetap menjalankan hobi modifikasi motor dan mengikuti kontes bergengsi. Ketika dijumpai di kediamannya di Jalan Drupadi XI, tepat di depan Balai Banjar Sungiang Sari pada, Sabtu (5/11) malam, Arya mengaku hobinya sudah dimulai sejak masih SMP. Pemicunya, dia tidak suka dengan motor yang medioker sehingga ada hal-hal yang ingin diinovasikan.
"Sekitar tahun 1992, waktu saya masih SMP, itu pertama kali mencoba memodifikasi motor. Motor pertama yang saya modifikasi itu Honda Astrea Prima," kata Arya. Kala itu, gaya modifikasinya masih sangat pemula. Misalnya, pelek diganti, bagian-bagian body motor dirombak atau dicat ulang. Kata Arya, sederhananya ia ingin membuat kuda besinya terlihat lebih 'ganteng' daripada motor-motor lain dengan merek yang sama atau model sejenis.
Meski mulai mencoba modifikasi motor pada tahun 1992, baru pada tahun 2006 dia percaya diri mengikuti kontes. Seingat Arya, kontes pertama yang dia ikuti digelar di Lapangan Puputan Margarana (Bajra Sandhi) Niti Mandala, Denpasar. Kemungkinan, ajangnya serupa atau pendahulu dari Honda Modif Contest (HMC) yang digelar Astra saat ini.
"Dulu modal modifikasi itu semua dari orangtua. Memang sempat ditentang, tapi begitu dilihat motor saya bersih dan rapi ya akhirnya didukung," beber Arya. Gelaran pertama ini hanya coba-coba dan ia belum berhasil membawa pulang gelar. Namun, kesukaannya memodifikasi motor terus berjalan meski masih sebatas hobi. Lewat hobi ini pula, ia bergaul dan membuat jejaring dengan bengkel modifikasi dan tokoh-tokoh modifikator di Bali.
Akan tetapi, tahun 2016 menjadi masa yang berbeda bagi Arya. Ia didorong oleh rekan sepergaulannya untuk mencoba peruntungan menjadi kepala dusun. Meski sempat ragu-ragu, Arya akhirnya mengikuti seleksi dan pemilihan calon kepala dusun yang akhirnya berhasil menjadikannya pimpinan di Banjar Sungiang Sari.
Sejak menjadi kepala dusun, Arya mengaku mengendorkan kegiatan di hobinya ini. Hanya hari libur atau akhir pekan yang ia manfaatkan untuk menjalankan hobi. Termasuk, nongkrong bareng jejaring modifikator di Denpasar dan Bali. Mulai tahun 2021, ketika pandemi Covid-19 sedang fluktuaktif, Arya kembali serius menggeluti lagi hobinya.
Pada tahun itu, ia membeli motor monkey hasil custom bermesin Honda Supra. Motor monkey ini ia restorasi dan modifikasi sedemikian rupa terutama pewarnaannya. "Motor monkey ini saya kasih nama Kali Maya. Karena saya buat warnanya itu agak norak. Saya garap bareng tim saya, CunkPaint Air Brush Bali, yang bengkelnya ada di Kesiman," jelas Arya.
Kemudian, pada tahun 2022, ia memutuskan membangun motor chopper dengan basic Yamaha Scorpio dibantu CunkPaint dan satu builder lagi dari Jogjakarta. Kata Arya, daya tarik dari chopper yang ia beri nama Kali Ireng ini ada pada peleknya. Sebab, pelek bergaya sepeda fixie itu 'diukir' papatraan Bali. Dua motor ini, monkey dan chopper, awalnya hanya dijadikan koleksi oleh Arya. Namun, rekan-rekannya memprovokasi agar dua motor ini diikutkan kontes. Terpantik ajakan temannya, ia mulai aktif mengikuti berbagai kontes modifikasi sejak tahun 2022 mengandalkan dua motor favoritnya itu.
Foto: Made Arya dengan salah satu motor modifikasinya. -IST
Sejauh ini, motor monkey Kali Maya-nya berhasil memboyong 30 gelar dari berbagai kontes. Untuk motor chopper Kali Ireng sukses menyabet 20 gelar. Dari puluhan gelar ini, ada tiga gelar yang menurut Arya adalah pencapaian tertingginya sejauh ini. Tiga gelar berpredikat tertinggi itu Arya sabet dari Sanur Motor Show 2022, Badung Akbar Modification II 2023, dan satu ajang internasional, yakni Indonesia Custom Show 2023 di Jogjakarta.
Di gelaran internasional pada Agustus lalu itu, chopper Kali Ireng bersaing dengan beberapa negara. Kali Ireng dengan pelek lebar seperti sepeda fixie yang diukir motif ukiran Bali itu berhasil meraih predikat Hottest Asian Under 250cc Bike. "Warga saya sendiri sudah tahu betul kalau saya ini memang hobinya motor dari dulu. Motor-motor yang saya modifikasi dari dulu itu masih saya simpan di sebuah gudang di Jalan Batanghari. Memang, hobi ini saya kontrol karena tugas dan kewajiban sebagai kepala dusun," tutur Arya.
Sebagai kepala dusun sekaligus penghobi, Arya bercita-cita menggelar acara modifikasi motor di Desa Sumerta Kelod. Kata Arya, ia bakal menggandeng pemuda desa dan membuat acara kontes modifikasi level Provinsi Bali di desanya. Target realisasinya antara 2024 atau 2025. 7 ol1
Komentar