Viral, Video Musik DJ di Wantilan Pura Sakenan
Ketua PHDI Bali: Kedepankan Etika dan Logika
DENPASAR, NusaBali - Potongan video musik DJ dengan beberapa orang seperti dugem di wantilan Pura Sakenan, Serangan, Denpasar Selatan, viral di media sosial Instagram. Dalam video tersebut terlihat sejumlah muda mudi memakai pakaian adat madya dengan baju seragam berjingkrak seperti orang dugem menikmati musik DJ.
Bahkan dalam video juga terpampang logo salah satu perguruan tinggi swasta di Denpasar.
Terkait video tersebut, Bendesa Adat Serangan Made Sedana, mengatakan acara tersebut digelar oleh mahasiswa. Sedana mengatakan tak ada permohonan izin penyelenggaraan acara tersebut ke desa adat. Menurut dia, mahasiswa bersangkutan menyatakan akan membuat klarifikasi.
Ditanya terkait acara yang dibuat mahasiswa tersebut, dia meminta agar langsung menghubungi mahasiswa yang bersangkutan.
“Itu acara mahasiswa tadi malam (Sabtu, 4/11). Saya tidak tahu ada acara itu. Tadi dapat ketemu, dari pihak mahasiswa akan membuat klarifikasi,” kata Sedana, Minggu (5/11).
Terkait viralnya video tersebut, mahasiswa yang diketahui merupakan panitia diklat memberikan klarifikasi lewat video. Salah satu anggotanya yang memberikan klarifikasi meminta maaf atas kejadian yang membuat pihak-pihak lain merasa kurang nyaman.
Dalam video mereka mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan agenda pelantikan pengurus baru. Di dalam agenda tada kegiatan pemaparan materi pernikahan, praktik mamadik, dan malukat.
“Kami segenap panitia diklat (mahasiswa bersangkutan menyebut nama organisasi, Red) memohon maaf atas sepenggal video kegiatan kami di Pura Dalem Sakenan. Di mana kegiatan kami terdiri dari beberapa agenda, seperti pemaparan materi terkait pernikahan, praktek memadik, dan malukat. Agenda utamanya adalah pelantikan anggota baru. Sedikit pun tidak ada maksud negatif kami untuk melecehkan area Pura Sakenan. Musik tersebut merupakan hiburan bagi kami setelah berlangsung kegiatan. Kami memohon maaf kepada Pemerintah Serangan, desa adat, dan pemerintah dengan ketidaknyamanan ini,” ucapnya.
Sehubungan peristiwa tersebut, Ketua PHDI Bali Nyoman Kenak mengatakan, dalam membuat sebuah acara seharusnya menggunakan etika dan logika. Areal pura adalah tempat yang disucikan. Pura terdiri dari bagian Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Wantilan masuk dalam kategori Nista Mandala.
“Ada logika dan etika yang harus kita kedepankan. Apakah di sana pantas atau tidak. Kalau misalnya di wantilan balai banjar masih wajar. Maka semua pihak harus menjaga kesucian itu, termasuk kalangan milenial yang saat ini semakin berpikir maju,” ujarnya.
Dia mengatakan apapun yang dipentaskan di areal pura selalu memakai etika dan logika. “Di areal pura, hiburan apa yang layak dan tidak layak, termasuk kontennya juga harus diperhatikan,” imbuh Kenak.
Dia menyadari, PHDI tidak memiliki kemampuan memantau seluruh aktivitas umat. Untuk itu Kenak berharap umat Hindu sendiri dapat menjadi pengawas aktivitas di pura. Menurutnya, seluruh kegiatan adat tentu diketahui atau dipantau oleh krama adat dan kelian adat.
“Dari budaya dan kerangka Hindu, peristiwa ini tidak lazim. Kami tidak menuding siapapun terkait kekeliruan ini. Pesan saya, mari saling menjaga dan mengingatkan, tentang apa yang baik dan tidak baik untuk Bali,” tandas Kenak. 7 mis
Terkait video tersebut, Bendesa Adat Serangan Made Sedana, mengatakan acara tersebut digelar oleh mahasiswa. Sedana mengatakan tak ada permohonan izin penyelenggaraan acara tersebut ke desa adat. Menurut dia, mahasiswa bersangkutan menyatakan akan membuat klarifikasi.
Ditanya terkait acara yang dibuat mahasiswa tersebut, dia meminta agar langsung menghubungi mahasiswa yang bersangkutan.
“Itu acara mahasiswa tadi malam (Sabtu, 4/11). Saya tidak tahu ada acara itu. Tadi dapat ketemu, dari pihak mahasiswa akan membuat klarifikasi,” kata Sedana, Minggu (5/11).
Terkait viralnya video tersebut, mahasiswa yang diketahui merupakan panitia diklat memberikan klarifikasi lewat video. Salah satu anggotanya yang memberikan klarifikasi meminta maaf atas kejadian yang membuat pihak-pihak lain merasa kurang nyaman.
Dalam video mereka mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan agenda pelantikan pengurus baru. Di dalam agenda tada kegiatan pemaparan materi pernikahan, praktik mamadik, dan malukat.
“Kami segenap panitia diklat (mahasiswa bersangkutan menyebut nama organisasi, Red) memohon maaf atas sepenggal video kegiatan kami di Pura Dalem Sakenan. Di mana kegiatan kami terdiri dari beberapa agenda, seperti pemaparan materi terkait pernikahan, praktek memadik, dan malukat. Agenda utamanya adalah pelantikan anggota baru. Sedikit pun tidak ada maksud negatif kami untuk melecehkan area Pura Sakenan. Musik tersebut merupakan hiburan bagi kami setelah berlangsung kegiatan. Kami memohon maaf kepada Pemerintah Serangan, desa adat, dan pemerintah dengan ketidaknyamanan ini,” ucapnya.
Sehubungan peristiwa tersebut, Ketua PHDI Bali Nyoman Kenak mengatakan, dalam membuat sebuah acara seharusnya menggunakan etika dan logika. Areal pura adalah tempat yang disucikan. Pura terdiri dari bagian Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Wantilan masuk dalam kategori Nista Mandala.
“Ada logika dan etika yang harus kita kedepankan. Apakah di sana pantas atau tidak. Kalau misalnya di wantilan balai banjar masih wajar. Maka semua pihak harus menjaga kesucian itu, termasuk kalangan milenial yang saat ini semakin berpikir maju,” ujarnya.
Dia mengatakan apapun yang dipentaskan di areal pura selalu memakai etika dan logika. “Di areal pura, hiburan apa yang layak dan tidak layak, termasuk kontennya juga harus diperhatikan,” imbuh Kenak.
Dia menyadari, PHDI tidak memiliki kemampuan memantau seluruh aktivitas umat. Untuk itu Kenak berharap umat Hindu sendiri dapat menjadi pengawas aktivitas di pura. Menurutnya, seluruh kegiatan adat tentu diketahui atau dipantau oleh krama adat dan kelian adat.
“Dari budaya dan kerangka Hindu, peristiwa ini tidak lazim. Kami tidak menuding siapapun terkait kekeliruan ini. Pesan saya, mari saling menjaga dan mengingatkan, tentang apa yang baik dan tidak baik untuk Bali,” tandas Kenak. 7 mis
1
Komentar