Enam Wakil Kecamatan Mebarung di Lomba Gong Kebyar Wanita
Rangkaian Festival Seni Budaya HUT ke-14 Mangupura
MANGUPURA, NusaBali - Memasuki hari keenam pelaksanaan Festival Seni Budaya serangkaian HUT ke-14 Mangupura, Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung menyelenggarakan Lomba Gong Kebyar Wanita se-Badung di panggung terbuka sisi utara Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung. Lomba Gong Kebyar Wanita ini dilaksanakan selama 3 hari, 5-7 November 2023.
Lomba yang digelar dengan format mebarung ini mempertemukan dua sekaa dalam satu panggung. Hari pertama, Minggu (5/11) mempertemukan Gong Kebyar Wanita dari Kecamatan Abiansemal dan Kuta Utara. Sedangkan hari kedua, Senin (6/11), mempertemukan antara Gong Kebyar Wanita Kecamatan Petang dan Kuta. Sementara di hari terakhir, Selasa (7/11) hari ini mebarung antara Gong Kebyar Wanita Kecamatan Mengwi dan Kuta Selatan.
Riuh tepuk tangan penonton menggema kala yang dijagokan mulai memasuki panggung. Sisi kanan dan kiri panggung undangan tumpah ruah oleh penonton. Ribuan ponsel pun menyorot dan mulai mengabadikan kala para penabuh mulai mengetuk nada pertama. Nampak hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua TP PKK Badung Nyonya Seniasih Giri Prasta dan Kepala Dinas Kebudayaan Badung I Gde Eka Sudarwitha.
Kepala Bidang Kesenian Disbud Badung Kadek Sandra Widari, mengatakan sebelum Gong Kebyar Wanita terlebih dahulu telah diselenggarakan Gong Kebyar Anak-anak yang juga mempertemukan seniman-seniman cilik dari enam kecamatan di Gumi Keris. Konsep ini sama untuk Gong Kebyar Wanita, di mana masing-masing kecamatan mengirimkan wakilnya untuk tampil di Festival Seni Budaya serangkaian HUT ke-14 Mangupura.
“Sama seperti Lomba Gong Kebyar Anak-anak, peserta Gong Kebyar Wanita juga enam sekaa, yang mana mewakili kecamatannya masing-masing. Pelaksanaannya sama selama tiga hari. Dalam satu hari, ada dua sekaa yang mebarung,” ujar Sandra Widari, Senin (6/11) malam.
Dikatakan, penilaian akan dilakukan dengan format mabarung yang dinilai oleh tim juri. Para juri yang dipilih yakni yang sudah berpengalaman dalam hal penilaian dan tidak terlibat sebagai peserta maupun pembina dalam sekaa yang mengikuti lomba.
Dia berharap kegiatan semacam ini dapat terus mengasah kreativitas seniman, khususnya di Kabupaten Badung. “Kalau bisa saya harap kegiatan ini bisa berlanjut dan para seniman kita di Badung bisa terus berkreativitas,” harapnya.
Sementara itu salah satu juri Lomba Gong Kebyar Wanita, Made Suartika mengatakan unsur-unsur yang dinilai dalam lomba yakni teknik menabuh, komposisi, kreativitas, penyajian, penjiwaan, keharmonisan, kostum dan suara gamelan. Sedangkan untuk tarian, penilaian meliputi agem, tandang, tangkep, tangkis, tata rias, busana, keharmonisan dan penjiwaan.
“Terutama kreativitas karena materinya ini semuanya baru. Nilai tertinggi itu di kreativitas dan teknik,” jelas Suartika yang juga seniman asal Badung ini. @ ind
Riuh tepuk tangan penonton menggema kala yang dijagokan mulai memasuki panggung. Sisi kanan dan kiri panggung undangan tumpah ruah oleh penonton. Ribuan ponsel pun menyorot dan mulai mengabadikan kala para penabuh mulai mengetuk nada pertama. Nampak hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua TP PKK Badung Nyonya Seniasih Giri Prasta dan Kepala Dinas Kebudayaan Badung I Gde Eka Sudarwitha.
Kepala Bidang Kesenian Disbud Badung Kadek Sandra Widari, mengatakan sebelum Gong Kebyar Wanita terlebih dahulu telah diselenggarakan Gong Kebyar Anak-anak yang juga mempertemukan seniman-seniman cilik dari enam kecamatan di Gumi Keris. Konsep ini sama untuk Gong Kebyar Wanita, di mana masing-masing kecamatan mengirimkan wakilnya untuk tampil di Festival Seni Budaya serangkaian HUT ke-14 Mangupura.
“Sama seperti Lomba Gong Kebyar Anak-anak, peserta Gong Kebyar Wanita juga enam sekaa, yang mana mewakili kecamatannya masing-masing. Pelaksanaannya sama selama tiga hari. Dalam satu hari, ada dua sekaa yang mebarung,” ujar Sandra Widari, Senin (6/11) malam.
Dikatakan, penilaian akan dilakukan dengan format mabarung yang dinilai oleh tim juri. Para juri yang dipilih yakni yang sudah berpengalaman dalam hal penilaian dan tidak terlibat sebagai peserta maupun pembina dalam sekaa yang mengikuti lomba.
Dia berharap kegiatan semacam ini dapat terus mengasah kreativitas seniman, khususnya di Kabupaten Badung. “Kalau bisa saya harap kegiatan ini bisa berlanjut dan para seniman kita di Badung bisa terus berkreativitas,” harapnya.
Sementara itu salah satu juri Lomba Gong Kebyar Wanita, Made Suartika mengatakan unsur-unsur yang dinilai dalam lomba yakni teknik menabuh, komposisi, kreativitas, penyajian, penjiwaan, keharmonisan, kostum dan suara gamelan. Sedangkan untuk tarian, penilaian meliputi agem, tandang, tangkep, tangkis, tata rias, busana, keharmonisan dan penjiwaan.
“Terutama kreativitas karena materinya ini semuanya baru. Nilai tertinggi itu di kreativitas dan teknik,” jelas Suartika yang juga seniman asal Badung ini. @ ind
1
Komentar