Tabrak Pohon Mangga, Siswa SMK Tewas di TKP
Nengah Budi Sumiantara, 19, siswa kelas XII SMK Yaparindo Klungkung, asal Dusun Sukahati, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, harus meregang nyawa setelah sepeda motor Yamaha Jupiter MX nomor polisi DK 7596 MA, yang dikendarainya menabrak pohon perindang (mangga) di jalan umum Pesinggahan, Jumat (1/1) malam.
Anak Lelaki Satu-satunya dari Empat Bersaudara
SEMARAPURA, NusaBali
Kronologi kejadian berawal pada Jumat malam sekitar pukul 23.10 Wita. “Korban saat itu datang dari arah timur (jalur jalan raya Goa Lawah, Red) dengan tujuan ke barat (jalur jalan Desa Gunaksa, Red) dengan kecepatan tinggi. Namun, saat tiba di lokasi, sepeda motor yang dikendarainya lepas kendali. Sehingga melewati as jalan sebelah kiri dan menabrak pohon perindang jalan,” ujar Kasat Lantas Polres Klungkung AKP Gusti Nyoman Wintara, seizin Kapolres Klungkung AKBP FX Arendra Wahyudi, ketika dikonfirmasi, Sabtu (2/12).
Akibat benturan keras dengan pohon tersebut, mengakibatkan korban Nengah Sumiantara mengalami luka serius pada kepala dan keluar darah dari telinga dan mulutnya. Korban tidak sadarkan diri dan beberapa menit kemudian, korban akhirnya meninggal di lokasi.
“Setelah kami melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi, kasus lakalantas itu murni akibat kelalaian korban. Karena yang bersangkutan tidak mampu mengendalikan laju sepeda motornya sehingga terjadi kecelakaan,” imbuh AKP Gusti Wintara.
Korban mengalami cedera kepala berat, patah tangan kiri dan patah pada tulang iga.
Sementara pantauan di rumah duka di Dusun Sukahati, pada Sabtu sekitar pukul 20.00 Wita, suasana duka masih menyelimuti. Korban adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan suami istri Wayan Kicen, 45, yang bekerja sebagai tukang dan ibunya Ni Nengah Nurati, 35, yang bekerja sebagai pedagang acung.
Menurut kakek korban, Nyoman Kamar, setelah peristiwa kecelakaan tersebut korban sempat dilarikan ke RSUD Klungkung, untuk mendapatkan perawatan medis. Tetapi korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa ketika tiba di RS. Setelah proses visum selesai, jenazah korban dibawa ke rumah duka dan tiba Sabtu dini hari sekitar pukul 01.30 Wita. Begitu tiba di rumah duka, jenazah korban disambut isak tangis dari pihak keluarga. “Korban merupakan anak laki satu-satunya,” ujar Nyoman Kamar.
Nyoman Kamar menuturkan, usai melaksanakan ritual pembersihan pada jenazah korban kemudiaan dilanjutkan dengan proses penguburan di Setra Desa Pakraman Pesinggahan, Sabtu sekitar pukul 17.00 Wita. “Saat prosesi upacara di rumah duka, teman-teman sekolahnya banyak yang menangis dan ada yang pingsan,” tuturnya.
Kesehariannya korban merupakan anak yang baik dan ramah, sehingga memiliki banyak teman. “Tidak ada tanda-tanda kejanggalan sebelum korban meninggal. Hanya saja pihak keluarga memang sempat merasa gelisah, karena korban yang pergi dari rumah pada Jumat sekitar pukul 17.00 Wita, hingga malam tak kunjung pulang,” ujarnya.
Sementara ketika wartawan tiba di rumah duka, ibu dan bapak korban tidak ada di rumah. 7 w
1
Komentar