Pelatih Brasil dan Ekuador Puji Stadion Piala Dunia U-17
JAKARTA, NusaBali - Dua pelatih peserta Piala Dunia U-17 2023, yakni Brasil dan Ekuador memuji stadion-stadion yang akan digunakan untuk kejuaraan dunia tersebut, yang dimulai dari 10 November sampai 1 Desember. Dua stadion yang dapat pujian itu adalah Jakarta International Stadium (Jakarta) dan Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya).
Pelatih Brasil U-17 Phelipe Leal mengaku terkejut dan memuji kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah saat melihat kemegahan stadion di Jakarta berkapasitas 82.000 penonton itu.
"Ini sangat gila," kata Phelipe, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat kemegahan stadion di Indonesia, dilansir dari keterangan tertulis, Senin (6/11).
Brasil U-17 tergabung dalam Grup C bersama dengan Inggris, Iran, dan Kaledonia Baru. Persaingan sang juara bertahan itu selama di fase grup semuanya akan dimainkan di JIS (Jakarta).
Phelipe mengaku sejak pengundian grup dan penetapan jadwal pertandingan, dia belum sempat mencari tahu di stadion mana mereka akan bertanding. Namun setelah melihat langsung stadion lokasi pertandingan, JIS, dia pun terkejut Indonesia mempunyai stadion semegah itu. Hal tersebut, kata Leal, menunjukkan keseriusan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.
"Saya baru pertama kali datang ke Indonesia, awalnya saya tidak sempat cari tahu di stadion mana kami akan bermain. Saya pikir mereka tidak punya persiapan yang matang untuk jadi tuan rumah. Tapi saya melihat kalau mereka punya keseriusan yang kuat," kata Phelipe.
"Ini adalah stadion yang besar, punya keindahan dan saya sangat kaget mereka bisa membuat stadion seperti ini," kata Leal.
Sementara itu, pelatih timnas Ekuador U-17 Diego Martinez mengaku sempat menganggap remeh Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, yang lokasinya berada di tengah area persawahan.
GBT menjadi kandang pertama Ekuador selama melakoni laga penyisihan di Grup A bersama Indonesia, Panama dan Maroko. Tim runner-up kejuaraan sepak bola Amerika Selatan U-17 2023 itu akan memainkan dua laga (Indonesia dan Maroko) di GBT dan kemudian memainkan laga terakhir (Panama) di Stadion Manahan, Solo.
"Saya awalnya bingung melihat suasana stadion di sini. Beberapa area di sekitarnya tidak terlihat ada gedung-gedung untuk istirahat dan yang ada hanya area persawahan (pertambakan, red)," kata Martinez.
"Awalnya saya mengira kalau fasilitas di dalam stadion akan buruk, tapi ternyata mereka punya stadion yang megah dan besar. Saya harus mengapresiasi mereka yang mempersiapkan stadion semegah ini di area persawahan," kata Diego Martinez. ant
1
Komentar